Category Archives: Refleksi
Persahabatan Mendatangkan Keindahan
Suatu hari seseorang berkata, “Buat apa menjalin persahabatan didunia maya? Toh banyak yang gak benar, lebih jelas punya sahabat didunia nyata”. Dengan jawaban sederhana,”segala sesuatu itu datangnya dari luar, bersahabat bisa dimana saja, kita tidak perlu membedakan dari mana berasal, dan baik tidaknya seseorang itu tergantung pribadinya masing-masing dan seberapa mampu kita menyikapinya”. Persahabatan Mendatangkan Keindahan!
Ibaratnya, kita dalam sadar tidak perlu membedakan antara pikiran dan tindakan karena keduanya akan jalan beriringan. Semua pikiran dan tindakan menawarkan kesempatan yang sama untuk bisa mendewasakan dan dipelajari. Begitupun antara dunia maya dan dunia nyata.
Dimensi hidup! Kita adalah bagian dari yang lain, dan kita sadar tidak ada patokan yang bisa dipakai sebagai pembanding. Di alam semesta yang penuh dengan misteri, tidak ada yang lebih baik, dan tidak ada pula yang lebih buruk.
Memupuk Keberanian Sejak Dini
Telah lama keberanian tertanam pada nenek moyang kita, keberanian mengarungi lautan luas “samudra”, dan para pelaku sejarah dengan gigih dan berani maju ke medan juang yang tak gentar menghadapi marabahaya untuk mendapatkan sebuah kemerdekaan. Kini, setelah bahaya perang berlalu, bukan berarti sifat berani itu turut tiada karena akan lebih terasa lagi perlunya memupuk keberanian meskipun keberadaanya diperlukan untuk menghadapi situasi yang berbeda. Memupuk Keberanian Sejak Dini!
Tidak bisa dipungkiri, sering kali manusia takut dari suatu yang belum diketahui atau belum dikenal serta karena belum terbiasa, terlebih pada seorang anak kecil. Maka, diperlukannya memupuk keberanian dengan menggali pengetahuan tentang perkara yang bersangkutan. Jadi, salah-satu penyebab timbulnya ketakutan itu bisa jadi karena belum terbiasa. Contoh kecil, saat berjalan malam hari didepan rumah melihat bayang-bayang kehitaman melambai, setelah diselidiki ternyata hanyalah daun yang tertiup angin. Ketika mendengar benda jatuh secara tiba-tiba, setelah dilihat hanyalah barang yang tersenggol seekor kucing. Ada juga orang takut kepada orang lain “kepada seorang tokoh besar umpamanya”, hanya karena belum kenal.
Mencari Bahagia Dalam Hidup
Semua orang ingin bahagia, dan mencari bahagia telah menjadi bagian dari kehidupan setiap insan dalam setiap saat. Dengan demikian perlunya memahami keberadaan kebahagiaan didunia, tiada lain kebahagiaan lahir dan kebahagian batin. Untuk mencapai kebahagian lahir memerlukan kemakmuran atau kebendaan, dan wujudnya lebih mudah dimengerti. Nmaun, lain halnya dengan kebahagiaan batin yang masih perlu kejelasan lebih mendalam. Mencari Bahagia Dalam Hidup!
Kemakmuran atau kekayaan harta benda tidak mutlak dapat menjamin kebahagiaan yang sebenarnya. Ada kalanya orang yang kaya materi tidak merasa aman dan tenteram, sering merasa terbebani seakan dikejar-kejar musuh. Terkadang malang menimpa, dekat dengan penyakit fisik atau penyakit rohani yang seolah melekat, dan sebagainya. Hingga lahir sebuah cerita: Dahulu ada seorang saudagar yang sangat kaya raya, kemudian sakit “tidak bisa kencing”. Karena rasa sakitnya yang teramat sangat, dan tidak sabar menahannya hingga akhirnya dia rela mengeluarkan harta bendanya seberapa saja untuk menyembuhkan sakitnya. Lantas seorang pembantunya berkata, “Segala kekayaan harta benda milik tuanku ini, hanya seharga kencing satu gelas“.
Asuhan Ayah Bunda Membentuk Anak Berkualitas
Dibulan baik ini, bukannya hendak mengajak untuk mengumpat, bukan juga berniat melirik kedangkalan atas kesalahan yang telah diperbuat seseorang melainkan untuk bercermin dan menata diri hingga senantiasa lebih terarah. Asuhan Ayah Bunda Membentuk Anak Berkualitas!
Dari satu kejadian mengenaskan yang beritanya wara-wiri diberbagai media, kejadian yang menimpa gadis cilik dibawah asuhan orang tua angkat. Terenggut nyawanya dengan tragis, entah siapa pelakunya. Banyak diantara kita yang berempati, manghantarkan do’a bersama atas kepergiannya, dan barangkali tidak sedikit juga yang merasa marah dan kesal terhadap pelakunya. Tidak ketinggalan banyak blogger yang menuangkan empati dengan memposting puisi-puisi sebagai tanda simpati. Hal tersebut juga yang menjadi dasar pemikiran postingan ini, menilik kejadian serupa dengan hubungannya terhadap pola asuh orang tua.
Etika dan Budaya Gemar Membaca
Kebetulan, tinggal menghitung hari bulan ramadhan akan tiba. Bertepatan dengan bulan istimewa tersebut, diantara kita “khususnya ummat muslim” pasti banyak sekali melakukan kegiatan membaca terutama Al-qur’an. Selain dari membaca bacaan yang telah menjadi pedoman hidup tersebut, dalam mengisi waktu luang sambil “ngabuburit” tidak sedikit pula yang mendadak rajin membaca bacaan media lainnya, baik bacaan media cetak atau pun media elektronik. Etika dan Budaya Gemar Membaca!
Membaca merupakan kegiatan positif yang mudah dilakukan oleh semua orang, dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Dan, berkawan buku memang tidaklah rugi karena buku merupakan teman bicara yang tidak memaksa sekaligus pasihat yang tidak mencari-cari kesalahan.Dengan membaca akan menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan. Sebagaimana kita ketahui, dalam sejarah peradaban Islam kemajuan ilmu pengetahuan berbanding lurus dengan perhatian dan pengamalan perintah membaca dan menulis. Hal tersebut menandakan bahwa semakin sering manusia membaca, akan semakin tinggi ilmu pengetahuannya sekaligus mendorong semakin tingginya peradaban manusia, begitu pun sebaliknya.