Mengenang Permainan Anak Tempo Doeloe

Mengenang permainan anak, Perepet Jengkol

Suatu ketika temen saya berkunjung kerumah, dia datang bersama anak dan istrinya. Setelah lama berbincang-bincang dia pamitan akan pulang. Tetapi seketika saja hujan turun, dan akhirnya melanjutkan percakapan kembali. Waktu itu anaknya minta ijin untuk hujam-hujanan, tentu dilarangnya karena kondisi tidak mendukung. Dari hal tersebut beralihlah tema obrolan yang ada, yakni masalah mengenang permainan anak disaat kecil dulu.

“Dulu, saya waktu kecil kalau hujan-hujanan itu seneng banget ya, perasaan ada kepuasan tersendiri, mana gak pakai baju lagi” ujarnya. Lantas, saya sendiri pun meng-iyakan pernyataannya, karena hal tersebut dialami persis sewaktu saya kecil. Dengan sedikit imbuhan dari saya, “makanya kalau dia pengen hujan-hujanan ijinin aja kalau sesekali mah, biar punya cerita sewaktu besar nanti, asal awasi saja dan jangan keseringan” sambil menunjuk ke arah anaknya.

“Iya perasaan bangga banget kayaknya” imbuhnya lagi. Lalu saya menceritakan permainan-permainan yang ada waktu dulu khususnya yang ada di tatar pasundan karena teman saya itu berasal dari daerah yang berbeda. Jadi mengenang permainan anak tempo dulu, yang saya rasa sudah tidak ada lagi sekarang. Kalau pun ada, mungkin hanya dipelosok-pelosok desa saja. Permainan anak-anak tempo doeloe, yang sering juga disebut “kaulinan barudak urang lembur” (permainan anak orang desa), boleh dikata tidak dikenal lagi oleh anak-anak Bandung zaman sekarang. Dari itu, mengingat hal tersebut seakan mengenang permainan anak tempo dulu.

Anak-anak sekarang hampir semuanya sudah terbius oleh permainan elektronik, yang pada umumnya dimainkan di dalam ruangan/rumah. Karena adanya kemajuan teknologi permainan anak-anak dan komputer serta berkurangnya lahan terbuka telah mengubah pola bermain anak-anak sekarang. Padahal permainan anak-anak tempo doeloe kaya akan unsur imajinasi, kerja sama, dan pertemanan berpotensi untuk membentuk kepedulian sosial, interaksi sosial, kepekaan sosial, dan kecerdasan bagi sang anak menjelang usia dewasa. Di sisi lain, mainan atau permainan elektronik, termasuk yang dimainkan dengan komputer, cenderung hanya meningkatkan kemampuan motorik sang anak. Permainan semacam itu berpotensi untuk menumbuhkan sifat-sifat eksklusif, tertutup, dan individualistis ia anak-anak.

Mengenang permainan anak tempo dulu!

Adapun yang termasuk permainan tempo dulu itu diantaranya :

Jajangkungan

Mengenang permainan anak, JajangkunganPermainan Jajangkungan dimainkan dengan sepasang tongkat atau galah, yang terbuat dari kayu atau bambu. Tumpuan untuk pijakan kaki dibuat pada ketinggian 30 – 60 cm dari ujung bawah tongkat. Beberapa orang pemain dapat serentak memainkannya bersama-sama. Permainan ini biasa digabungkan dengan jenis permainan lain, seperti adu lari atau sepak bola. Ada kalanya, penilaian hanya pada adu ketahanan berjalan di atas jajangkungan sambil saling menendang kaki jajangkungan lawan bermain. Pemain yang terjatuh dinyatakan kalah.

Paciwit-ciwit Lutung

Mengenang permainan anak, Paciwit-ciwit LutungPermainan ini dilakukan oleh 3-4 orang anak, baik anak perempuan maupun lelaki. Setiap pemain berusaha saling mendahului mencubit (nyiwit) punggung tangan di urutan teratas sambil melantunkan kawih (nyanyian): Paciwit-ciwit lutung, Si Lutung pindah ka tungtung, Paciwit-ciwit lutung, Si Lutung pindah ka tungtung. Pada umumnya, tidak ada pihak yang dinyatakan menang atau kalah. Jadi, jenis permainan ini semata-mata dilakukan hanya untuk bersenang-senang dan mengisi waktu pada malam terang bulan.

Gatrik

Mengenang permainan anak, GatrikPermainan dimainkan oleh dua orang atau dua regu yang beranggotakan beberapa orang. Alat yang dimainkan adalah tongkat pemukul terbuat dari kayu dan potongan kayu sepanjang seperempat tongkat pemukul, yang biasa disebut “anak gatrik”. Anak gatrik diletakkan di lubang miring dan sempit dengan setengah panjangnya menyembul di permukaan tanah. Ujung anak gatrik dipukul dengan tongkat pemukul. Anak gatrik kembali dipukul sejauh-jauhnya ketika terlontar ke udara. Bila anak gatrik tertangkap lawan, pemain dinyatakan kalah. Bila tidak tertangkap, jarak antara lubang dan tempat jatuhnya dihitung untukmenentukan pemenangnya.

Perepet Jengkol (gambar paling atas)

Permainan ini dilakukan oleh 3-4 anak perempuan atau lelaki. Pemain berdiri saling membelakangi, berpegangan tangan, dan salah satu kaki saling berkaitan di arah belakang. Dengan berdiri dengan sebelah kaki, pemain harus menjaga keseimbangannya agar tidak terjatuh, sambil bergerak berputar ke arah kiri atau kanan menuruti aba-aba si “dalang”, yang bertepuk tangan sambil melantunkan kawih.

Perepet jengkol jajahean.., Kadempet kohkol jejeretean…

Tidak ada pihak yang dinyatakan menang atau kalah dalam permainan ini. Jadi, jenis permainan ini hanya dimainkan untuk bersenang-senang pada saat terang bulan.

Oray-orayan

Mengenang permainan anak, Oray-orayanPermainan ini dimainkan beberapa anak perempuan maupun lelaki di lapangan terbuka. Para pemain saling memegang ujung baju bagian belakang teman didepannya untuk membentuk barisan panjang. Pemain terdepan berusaha menangkap pemain yang paling belakang yang akan menghindar, sehingga barisan bergerak-meliuk-liuk seperti ular, tetapi barisan itu tidak boleh terputus. Sambil bermain, pemain melantunkan kawih. Oray-orayan luar leor ka sawah …, Tong ka sawah parena keur sedeng beukah Oray-orayan luar leor ka kebon …, Tong ka kebon aya barudak keur ngangon.

Sondah

Mengenang permainan anak, SondahPermainan ini pada umumnya dimainkan oleh anak perempuan. Pola gambar berbentuk kotak-kotak berpalang dibuat di tanah. Setiap pemain memegang sepotong pecahan genteng atau batu pipih, yang kemudian dilemparkan ke dalam kotak permainan. Pemain melompat-Iompat dari kotak ke kotak berikutnya. Kotak yang berisi pecahan genting tidak boleh diinjak. Pemain dinyatakan kalah jika menginjak garis kotak atau bagian luar kotak. Pemain pertama disebut mi-hiji, kedua mi-dua, ketiga mi-tilu, dan seterusnya. Itulah yang merupakan sebagian permainan dari sekian banyak permainan yang ada tempo dulu, yang sekarang tidak kelihatan.

77 Responses to Mengenang Permainan Anak Tempo Doeloe

  1. maseko says:

    lagu paciwit-ciwit lutung kayaknya enak, ada mp3 nya ga?

  2. omagus says:

    semenjak masuknya telivisi dan internet, permainan-permaianan itu mulai menghilang satu demi satu. Masih ada beberapa permainan yang di abadikan di pelajaran sekolah sekarang. (dance)

  3. a2i3s says:

    waduh, asa warara’as kieu kang (goodluck)

    abdi mah sok nineung teh ku kokoleceran, hehehe… maklum di lembur angina sae, komo pas katiga mah (LOL)

  4. Heryan Tony says:

    iya neh pak, saya juga ingat waktu kecil. Permainan tempo doeloe sangat berbeda dengan anak-anak zaman sekarang. 🙂

  5. Heryan Tony says:

    (lmao) tes emoticon dulu pak (banana_cool) (idiot) (yahoo) (hungry)

    tengiyu pak…… 🙂

  6. Heryan Tony says:

    wah, asyikk juga emoticonnya 🙂

    tengkiyu pak

  7. akhatam says:

    permainannya unik juga yah… keep spirit…

  8. heru says:

    whahaha klo anak2 sekarang gamenya serba aneh2. udah malu kali ya klo maen petok lele ato gundu

  9. andri says:

    Dulu yang sering maen tuh : gobaksodor (katanya asal kaatanya dari go back to the dor (LOL) ) petak umpet, nangkepin capung, abur dara, slepetan, trus apa lagi yach (thinking)

  10. mainan says:

    di tempatku anak-anak masih pada main gunungan, termasuk anakku. seneng banget deh ngeliatnya. Daripada main PS..
    Mainan

  11. Andhika says:

    iyah kang..
    semenjak masuknya era game (nintendo, sega, PS, X-box) permainan2 ini mulai di lupakan.

    • kips says:

      Yap, permainan modern yang didukung teknologi jg tidak sedikit memancing kecerdasan dan keberanian anak, tapi permainan tradisional tak kalah meninggalkan kenangan *maklum budak baheula* (rofl)

  12. xitalho says:

    Iya ya.. orang sekarang kayaknya terlalu protektif banget sama anak…
    Dulu flu dan pilek gak termasuk dalam daftar penyakit berbahaya… biasa mah kalo cuma ingusan hahahaha….

    Jadi terkenang… petak umpet di kampung dulu hehehe…

  13. Ihsan Prawoto says:

    wah kalo liat cerita diatas saya benar2 teringat masa kecil saya.. ko hampir sama ya mas permainannya cuma kadang beda nama.. yang paling favorite waktu kecil pulang sekolah sd sama tmen2 kumpul berenang main di sungai antirogo yang bersih… bening dan segar airnya..

    namun sekarang tinggal kenangan airnya kotor sungainya kumuh… sedih deh 🙁

    • kips says:

      Iya, rasanya berenang disungai pun pernah jg, kembali pada kondisi sungai yg tinggal kenangan kejernihan airnya mungkin merupakan salah-satu dampak kemajuan teknologi yang kurang terkendali 😀

  14. hielmy says:

    alhamdulillah saya masih ngalamin beberapa dari permainan itu, yang paling seru itu perepet jengkol, perepet jengkol jajahean, kacepet…*tiiit* jejeretean 😛

  15. bri says:

    salam persahabatan (cozy)
    jadii inget waktu maen kelereng, panggal, layangan kang..ahahay

  16. kab ol says:

    jadi ingat masa kecil (dance)

  17. GeLZa says:

    seharusnya permainan daerah masuk dalam kurikulum pendidikan di negri ini…. (funkydance)

  18. hanif says:

    jejangkungan ituh, bagu kayaknya, dulu sempet mau maen tapi gak dibloehin karena takut jatuh, hehe… komment lagi disini,,,

  19. SAMS says:

    duh sok pengen kembali ka jaman baheula…
    andai waktu bisa barputar 🙂

  20. Aba Nina says:

    Sumpah kang, nyeredet hate..sok nineung mangsa sim kuring keur bolon baheula…cik atuh kang, luluguan kanggo ngadamel komunitas anu merhatoskeun budaya urang khususna kaulinan urang lembur…sok ah didukung malihan abdi daftar janten anggota nomer hiji…h.h.h.h.h. 🙂

  21. sutarma says:

    Kang Indra… bade nyuhunkeun widi (minta ijin nih) manawi tiasa tulisannya saya kutip dan gambarnya dengan bahasa bebas dengan mencantumkan tulisan akang tentunya … waas eta ku kaulinan barudak… he..he.. nuhun…salam

    Tarma

  22. neng fey says:

    selamat hari anak nasionaal..
    waah jadi inget jaman2 SD dulu

  23. indra says:

    yaa…sangat di sayangkan klo kenengan waktu kecil bener2 tnggal knangan…mudah2an aza situasi sprti ini jdi inspirasi bgi kita untuk membangkitkan kembali suasana ceria tempo doeloe…slam dech buat semua komunitas tradisi sunda…

    • kips says:

      Sayang memang kl punah, bagaimanapun kesederhanaan permainan anak tempo dulu mempunyai keunikan tersendiri hingga bisa menjadi kenangan bagi yang mengalaminya 😀

  24. sindy says:

    akhirnya permainan oray-orayan gimana?

    • kips says:

      Nah, kena deh. Karena mulai pikun jadi lupa nih ujungnya (LOL)
      Intinya kalau pemain paling belakang “buntut” ketangkep pemain terdepan “kepala” itu sama artinya kegigit, itu artinya permainan selesai. Untuk yang lebih tepat mungkin kerabat ada yang masih ingat dan mau menambahkan, silahkan! (blush)

  25. RiezDiet says:

    bagus ihhhh
    masih inget sama jadul ….
    seandainya masa ini pindah lagi ke jadull

    • kips says:

      Rasanya kalau untuk pindah lagi tidaklah mungkin, perkembangan teknologi sekarang pun lebih bisa dimanfaatkan hingga lebih berarti. Cuma ada baiknya permainan tempo dulu pun jangan sampai dilupakan 😀

  26. mumuh says:

    SAMPURASUN

    kang tolong kalau punya buku tentang permainan anak aku butuh info judul. kiriim ke e-mail ku. aku alagi ngumpulin buku tentang permainan tradisional. terutama kalau ada tentang ORAY-OYAN. MAKASIH
    MUMUH

    • kips says:

      Rampes!
      Akhir-akhir ini masih berkutat dengan kesibukan yang hampir menyita waktu, Insya Allah upami kagungan warta dikintunkeun. Punten pisan! (blush)

  27. henda teguh says:

    ass wr wb…aduh meni wara raas kitu,kang…sok emut jaman kapungkur…nuju caang bulan opat belas…di lembur,caang kamana mana,genteng,tatangkalan kebon,caang mencrang,…di campur sararedih emut ka sepuh nu tos tilar dunya…nuhun kang…wass

    • kips says:

      Waalaikumsalam Wr. Wb.
      Naon nu nuju kalakonan salira saleresna mah teu benten tebih sareng abdi. Waas tur ka nineung ka sagala rupina kaayaan kapungkur 🙁

  28. KMA says:

    ternyara anak2 skrg lebih beruntung karena banyak sekali pilihan mainan ….

  29. Rizki Syaban says:

    izin copy gambar ya.

  30. iwan sidik says:

    kerangka substansi permainan tempo dulu lebih kooperatif, sosial dan kerja sama serta saling tolong menolong…

  31. Kangen ke masa anak-anak nih, banyak banget permainan yang sudah punah. Jaman sekarang anak-anak main hp / gadget melulu …

    • kips says:

      Yap, sekarang banyak yang lebih asyik sendiri tidak seperti dulu menuntut mencari teman untuk bermain jadi berinteraksi langsung hingga lebih mengasyikan 😀

  32. Mainan anak tempoe dulu lebih menyehatkan daripada mainan anak sekarang

  33. ara says:

    Dulu sering banget nih main permainan ini

    di tempatku yang jejangkungan namanya tuh enggrang.
    sampe sekarang ane masih belum bisa buat mainnya.. jatuh mulu

    • kips says:

      Iya, jajangkungan itu engrang.
      Saat kecil dulu sempat bisa, tapi gak bisa lewati/menginjak jalanan yg terjal.
      Cuma ditempat yang rata saja jalannya (LOL)

  34. Dulu saya juga suka main tuh jajangkungan, tp ditempat saya namanya engrang.

  35. kidzntoys says:

    Jadi ingat masa kecil dulu, menurut saya permainan zaman dulu lebih bagus, lebih mendidik di bandingkan dengan yang sekarang. Nice kang!

  36. Yg dari dulu sampai sekarang gk ilang yaitu mainan bola

  37. aria pratama says:

    saya sangat suka sekali memainkan mainan jaman dulu semasa kecil.

  38. bola says:

    mandi bola wahana anak-anak

  39. Savia BSD says:

    astaga nostalgia jaman2 masi kecil hahaha

  40. dono says:

    pada masa sekarang anak harus dijauhkan dari penggunaan gadget yg berlebihan

  41. novi says:

    Wah asik ni mengenang permainan tempo dulu, yang sekarang hanya bermain gadget dan komputer haha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *