Category Archives: Refleksi
Renungan Malam
Berkutat dengan berbagai cobaan
Membuat kita harus tegar dan bersabar
Ketika ada yang mengusik kesabaran itu
Dengan lantang kita berkata
“Masih kurangkah kesabaran ini?”
“Bukankah itu membuktikan kita belum sesabar ayub?”
Jejak sebuah renungan malam!
Mukjizat Itu Nyata?
Apa sebetulnya “mukjizat”? Mungkin bagi kebanyakan orang kata itu akan membawa pada pengertian sesuatu yang dalam takaran akal sehat adalah “mustahil”. Mujizatlah namanya apabila seorang yang sudah divonis dokter bakal “lewat”, umpamanya, ternyata malah bugar kembali. Persepsi kebanyakan orang tentang “mukjizat” mungkin seperti itu.
Mukjizat adalah sebuah atau serangkaian peristiwa yang “melawan akal sehat”, atau lebih spesifik lagi, mukjizat adalah sebuah peristiwa yang spektakuler yang tak bisa terduga sebelumnya. Seperti kisah para nabi dahulu, laut yang terbelah dua misalnya, sewaktu iring-iringan orang Israel diuber-uber bala tentara Fir’aun.
Marah, Haruskah Dibalas dengan Marah?
Ada banyak cara atau trik untuk menilai kualitas pribadi seseorang, apalagi orang tersebut benar-benar berkaitan dengan aktivitas atau kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan secara langsung menerka kualitas seseorang dari bobot prilaku yang terlihat, atau juga dengan secara tidak langsung. Orang-orang dengan kualitas tertentu niscaya hanya akan berbuat seenaknya sendiri tanpa memperhatikan sekitarnya atau akibatnya, yang biasanya membuat orang lain seolah-olah tidak ada disekitarnya.
Meneruskan permasalahan marah tentunya akan terjadi. Permasalahannya, mengapa perihal tersebut harus diteruskan? Hal ini tentunya karena orang yang menjadi sumber kemarahan berkaitan dengan diri kita, oleh karena itu harus ditindak-lanjuti permasalahannya untuk mencari solusi yang tepat sehingga tidak berkelanjutan.
Berpikir Positif
Seseorang yang suka berpikiran positif akan memandang segala sesuatu dari sudut yang baik. Tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari segi baiknya. Tidak berpikir buruk tentang orang lain, senantiasa mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain. Selebihnya, jika senantiasa mengambarkan dampak pola berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang, hasilnya mungkin betul-betul menjadi positif. Contoh sederhana: