Category Archives: Refleksi
Antara Begadang dan Segarnya Udara Pagi
Sebuah candaan tersiar disalah-satu stasiun radio swasta lokal!
Sang istri: “Atuh cing kang, kira-kira wae jam sakieu masih keneh nyarios, jeung gogorowokan deui”.
Sang suami dan teman-temannya: “Mengbal neng, mengbal!”
Sang istri: “Yeuh akang-akang, ceuk bang haji oge jangan begadang (disambut sebait lagunya bang haji, begadang jangan begadang)”.
Sang suami dan teman-temannya: “Da kumaha atuh neng, karesep ninggali bola teh, karesep akang yeuh”.
Sang istri: “Yeuh akang sadar, bisa begang banyak begadang mah, matakna ceuk bang haji oge (disambut sebait lagunya bang haji, begadang jangan begadang)”.
Sang suami dan teman-temannya: “Biar begang kita, yang penting mah senang neng ah”.
Sang istri: “Boro-boro senang ninggali badan begang mah kang, yang ada ge malah hariwang eneng mah, matakna ceuk bang haji oge (disambut sebait lagunya bang haji, begadang jangan begadang)”.
Sang suami dan teman-temannya: “Tapi suka atuh, ceuk akang mah boleh begadang, asal tim na menang. Udah neng, pamaen bola mah kararasep, kumaha wae akang”.
Sang istri: “Mana? Mana? Kararasep teh pedah pamaen bola mah tara begadang, teu jiga akang-akang”.
Sang suami dan teman-temannya: “Aaah…”
Sang istri: “Eh dibilangin teh, bisi gering ieu mah, lieur moal bisa kerja, lamun teu kerja kumaha jang makan? Maenya rek makan bola oge? Goool.. yes.. yes.. gol.. yes.. gool..”
Sang suami: “Damang neng?”
Dare to be Different
Live it’s all about leverage, hidup adalah tentang pengendalian. Dalam kehidupan yang sangat komplek ini, mutlak adanya untuk dapat mengendalikan diri kalau tidak mau dikendalikan. Hal tersebut memiliki pengaruh yang sangat penting dalam memaknai beragam perbedaan, apakah layak untuk berprilaku serupa atau sebaliknya.
Terkait hal tersebut, akhir-akhir ini penulis sering banget membuat keputusan dengan bertindak jauh dari kesamaan pada umumnya. Meski dengan terlebih dahulu diimbangi berbagai pertimbangan tapi nyatanya efek yang tidak diharapkan selalu saja berdatangan. Sebagai contoh sekelumit cerita kecil saja, ketika menghadapi suatu masalah yang dirasa belum mampu atau dipandang tidak dapat dipecahkan dengan baik, biasanya melarikan diri kepada tantangan lain yang dirasakan tidak kalah penting manfaatnya. Seandainya saja membuat vote pada orang banyak sudah dipastikan mereka mengiyakan atau setuju dengan keputusan dan tindakan yang diambil. Namun, satu hal yang menjadi suatu kelemahannya yaitu kerap kali fokus 100% pada hal yang menjadi pelarian tersebut, alhasil banyak hal-hal lain yang tidak dilirik alias terlewati begitu saja.
Kritis ditengah Krisis
Berupaya tetap tampil cerah lahir-batin menandakan bahwa diri tidak mengalami krisis identitas. Hal tersebut menjadi bagian yang sangatlah penting karena krisis identitas jauh lebih berbahaya daripada krisis-krisis lainnya. Dari penampilan memang bisa saja menipu. Secara lahir tampak dari luar terlihat cerah dan bergairah, tetapi mungkin saja dalamnya (batinnya) sedang “pabaliut” alias kusut. Memang bukan hal yang dianjurkan untuk berlaku demikian, walaupun sekali-kali boleh saja digunakan sebagai siasat untuk keperluan tertentu. Karena kalau terus-menerus berpura-pura akan mengalami yang namanya pribadi ganda (split of personality). Yang utama hanyalah bagaimana agar tetap menumbuhkan semangat ditengah situasi kehidupan yang makin berat alias kondisi krisis. Tak ada cara lain kecuali pandanglah krisis dengan kaca-mata positif “think and act positively!“.
Peka dikala krisis! Krisis ibarat berkelit dalam badai, tetapi krisis juga bisa membuat kita memiliki peluang untuk mengasah kepekaan. Situasi sulit menuntut diri semakin cerdik, semakin jeli melihat peluang-peluang sekecil apa pun. Disitulah kepekaan diasah. Disisi lain, krisis itu memberi banyak waktu untuk merenung dan melakukan introspeksi. Saat yang tepat untuk memasang keker guna melihat peluang-peluang mana saja yang bisa dijelajahi. Selebihnya, krisis memberi kesempatan untuk dapat melihat kembali tujuan-tujuan semula (reorientasi) dan menata diri agar menjadi semakin kuat (revitalisasi). Dengan demikian, tidak perlu hanyut dalam hukum “to kill or to be killed“. Senantiasa berupaya untuk bisa survive dalam situasi sesulit apa pun dengan berpegang teguh pada etiket moral.
Dibalik Gemercik Hujan
Sebelum menghampiri, Kau titahkan sang angin untuk memberi kabar, Kau geraikan tirai penghadang cahaya hingga tidak terlalu terang jika bertandang dikala siang, dan sesekali terkirimkan iringan riuhnya gemuruh yang kadang menakutkan, dan sesekali pula menghantarkan bentangan-bentangan guratan pelangi yang sungguh mengagumkan.
Dibalik gemercik hujan kerap menjadi teman sejati dalam keheningan. Dengan setianya tetesan-tetesan beningnya terkadang mampu menghantarkan kedalam resapan kenangan. Dan, dalam derasnya hujan terselip pesan cinta yang merona. Saat terdiam sendirian, suara indahnya mampu melupakan rasa gundah dan mampu menumbuhkan kerinduan, memikirkan dan mengenang apa saja yang terlintas dibenak terdalam. Keluarga tercinta atau sahabat yang disuka! Yap, itu terserah saja maunya hati, tentang apa, siapa dan bagaimana, yang pasti tidak akan pernah lupa pada hujan yang mampu menghidupkan nuansa dan mampu membentangkan ketenangannya. Seperti halnya pernyataan Christine Panjaitan dalam sebait liriknya “Kalau tak mungkin lagi hujan, menyejukkan hati kita, untuk apa aku disini “.
Bahagia Hati Menjelang Esok Hari
Siapa yang tidak bahagia jika akan menghadapi hari yang ditunggu, hari esok yang menyenangkan. Dalam menyambutnya selalu dengan penuh semangat, disertai hati senang, riang dan gembira. Bahagia dalam hidup dihiasi hangatnya cinta dan damai yang didambakan esok hari. Cinta yang dapat membuat terbang dengan penuh semangat meninggalkan banyak sekali beban, sakit, stress dan frustasi.
Jika esok hari tiba, bahagia itu tetaplah nyata. Bersyukur memiliki waktu untuk dapat mengaji dan mengkaji diri sejauh mana prilaku yang diperbuat hingga dapat membenahinya dikemudian hari. Dengan itikad meraih berkah-Nya, rasanya tepat untuk menuangkan harapan nyata dan mencoba mengungkap hingga dapat mempelajari rahasia-rahasia yang masih tersembunyi. Untuk itu semua, berharap dilekatkan pada upaya membebaskan diri dari kebencian dan kecemasan, menjalani hidup sederhana hingga mampu memberi lebih banyak dan berharap lebih sedikit, mensyukuri nikmat serta senantiasa tersenyum. Senyum hangat menanti esok hari “ramadhan” tiba 😀