Search Results for: bagaimana

Bait Kata Terkait Usia, Mencermati Umur

Mencermati Umur!

Hidup adalah perubahan. Dari asalnya tidak ada menjadi ada. Lalu hidup dan selanjutnya mati, kemudia hidup kembali dalam kurun waktu yang tak berujung. Kita bisa mencermati umur atau mengamati perkembangan fisik manusia. Yang berawal dari janin kemudian menjadi bayi yang lemah, lalu menjadi remaja yang kuat hingga dewasa, kemudian menjadi tua renta yang lemah hingga menemui ajal.

Perubahan tersebut menunjukan bahwa semua yang ada, termasuk kita dan makhluk lainnya akan mengalami kerusakan. Hanya Allah-lah yang kekal abadi.

Ikhlas dalam Memberi dan Menerima

Ikhlas dalam Memberi dan Menerima

Batapa senangnya lebaran akan tiba! Setelah sebulan penuh berupaya meningkatkan kualitas ibadah dengan lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, lebaran menjadi hari istimewa yang sungguh dinantikan. Semua ummat Islam merayakannya. Menikmati ketupat dengan opor ayam yang lezat, memakai pakaian baru yang masih mengkilat, dan berkumpul bersama para kerabat. Bersyukurlah bagi yang dapat merasakan itu semua! Ikhlas dalam Memberi dan Menerima!

Meski demikian, prosentase kebahagiaan itu tidaklah sama. Karena beberapa diantara kita tidak semuanya berada pada kondisi yang sama. Mungkin mereka tak menuntut baju baru, tapi setidaknya mengharapkan pakaian pengganti yang layak. Mungkin mereka juga tak mengangankan makanan super lezat, tapi sedikitnya tersaji makanan dimeja. Dengan adanya kondisi tersebut, untuk meraih kebahagiaan bersama kita semua diingatkan dengan adanya saling ketergantungan yang menuntun manusia untuk dapat saling berbagi.

Etika dan Budaya Gemar Membaca

Budaya Gemar Membaca

Kebetulan, tinggal menghitung hari bulan ramadhan akan tiba. Bertepatan dengan bulan istimewa tersebut, diantara kita “khususnya ummat muslim” pasti banyak sekali melakukan kegiatan membaca terutama Al-qur’an. Selain dari membaca bacaan yang telah menjadi pedoman hidup tersebut, dalam mengisi waktu luang sambil “ngabuburit” tidak sedikit pula yang mendadak rajin membaca bacaan media lainnya, baik bacaan media cetak atau pun media elektronik. Etika dan Budaya Gemar Membaca!

Membaca merupakan kegiatan positif yang mudah dilakukan oleh semua orang, dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Dan, berkawan buku memang tidaklah rugi karena buku merupakan teman bicara yang tidak memaksa sekaligus pasihat yang tidak mencari-cari kesalahan.Dengan membaca akan menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan. Sebagaimana kita ketahui, dalam sejarah peradaban Islam kemajuan ilmu pengetahuan berbanding lurus dengan perhatian dan pengamalan perintah membaca dan menulis. Hal tersebut menandakan bahwa semakin sering manusia membaca, akan semakin tinggi ilmu pengetahuannya sekaligus mendorong semakin tingginya peradaban manusia, begitu pun sebaliknya.

Kembali Hati Bersuka-cita, Marhaban Ya Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhan

Alhamdulillahirabbil alamin, meski sedikit mepet rasanya tak salah untuk menyapa kerabat semua disini. Dengan senyuman dan hati yang bersih, mengungkap betapa senang hati masih akan bertemu bulan yang penuh rahmat dan maghfirah Allah SWT esok hari. Kerabat muslim semua tentu saja akan melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Peluang menghimpun bekal diri untuk kehidupan berikutnya. “Marhaban ya Ramadhan Marhaban fi syahril mubarok wa syahril maghfiroh. Barakallau lana walakum daaiman bijamii khoir. Walawfu minkum”.

Bahagia hati menjelang esok hari! Bertemu lagi dengan bulan ramadhan yang memberikan peluang untuk menempa jiwa dan raga dari berbagai ujian hingga memberikan dampak positif atau keuntungan bagi ruhani dan juga jasmani. Betapa banyaknya manfaat yang dapat diambil dari ibadah puasa. Salah-satunya adalah membuat kita menjadi seorang yang kuat menghadapi cobaan, tegar dalam mengarungi rintangan dan sabar dalam menerima tekanan. Tekanan dalam memperturutkan hawa nafsu yang sebelumnya mungkin merajalela. Insya Allah dengan adanya puasa, Allah menjadikan kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang dicintai-Nya.

Ujian Nasional!

Thinking, Ujian NasionalUjian Nasional! Sekilas mendengar celotehan komedi di televisi bahwa UN seharusnya berganti CS-nya alias cobaan nasional. Tersebut juga bahwa disuatu daerah ada beberapa siswa atau siswi jika harus memilih antara menikah atau UN? Dan, jawabannya tidak sedikit yang memilih menikah. Lalu, terujarlah bahwasannya yang memilih lebih baik menikah itu pertanda mereka lebih percaya kepada pacarnya ketimbang pemerintah. Lumayan lucu (LOL)

Dibalik kelucuan diatas, memang beralasan keterkaitannya antara ujian dan cobaan. Bagaimana tidak, perberitaan diberbagai media lagi gencarnya mengupas tentang UN. Keterkaitannya dengan cobaan tentu saja berlaku bagi para peserta didik yang akan atau sedang menghadapi UN selain memiliki kecemasan atas perjuangannya antara dapat lulus atau tidaknya, saat menghadapi prosesnya pun banyak kendala yang cukup dirasakan ganjil. Keganjilan tersebut terjadi dalam persiapan soal-soal UN yang tidak kelar tercetak sekaligus tersampaikan pada waktunya. Ada juga soal-soal untuk wilayah tertentu yang nyasar ke tempat yang tidak tepat. Meski disadari betul dengan dalih kinerja yang namanya manusia tidak luput dari kesalahan, namun tidak dapat sepenuhnya dimaklumi terkait helatan nasional tersebut sudah berlaku rutin. Hal tersebut rasanya kurang pantas dan patut dibenahi hingga tidak terlurang diwaktu mendatang.