Investasi Pada Diri Sendiri

Investasi Pada Diri Sendiri

Profesional yang berhasil adalah mereka yang meyakini bahwa tanggung-jawab untuk masa depan ada di tangan dirinya sendiri. More »

Berpikir Positif

Berpikir Positif

Hidup akan menjadi baik kalau memandangnya dari segi yang baik. More »

Dibalik Gemercik Hujan

Dibalik Gemercik Hujan

Dari rintik hujankita dapat belajar apa itu kesetiaan, pengorbanan, perjuangan, kepatuhan. Belajar memberi tanpa diminta serta belajar menerima meski dibenci. More »

Mengenang Permainan Anak Tempo Doeloe

Mengenang Permainan Anak Tempo Doeloe

Permainan anak dahulu kaya akan unsur imajinasi, kerja sama, dan pertemanan. Berpotensi membentuk kepedulian sosial, interaksi sosial dan kepekaan sosial. More »

A Man’s Life is What His Thought Make of It

A Man’s Life is What His Thought Make of It

Kehidupan manusia “a man’s life” adalah bagaimana mereka memikirkannya More »

 

Diantara Malam dan Pagi

Diantara Malam dan Pagi

Memang bukan kali ini saja aku disini. Kemarin, sekarang atau mungkin esok hari nanti. Bersaksi atas asa dan asap tengah malam yang lebur teraduk dalam pekat kerumunan gelapnya corak warna suasana. Dimana, diantara malam dan pagi diamlah hati karena ruang tak lagi dapat mendengar, dan penglihatan pun terasa samar. Berkuasalah sunyi, seakan seruan hantu-hantu malam tak lagi memberi perhatian dengan bisikan rahasianya yang memang tak dapat menghentikan kegelapan dihadapan semua mimpi-mimpi. Tapi lain untuk kali ini, diamlah hati sampai fajar tiba dengan sopan menunggu pagi berharap pasti akan datang menemui, dan terus tak henti mencoba membaca diri seraya menunggu asa mencintai cahaya dan berharap kan dicintai oleh cahaya.

Diantara Malam dan Pagi

Sebuah asa bertangkupkan kesunyian, lengang dari hiruk-pikuk kekuasaan, kemilau harta ataupun pikatan kehormatan. Suasana itulah yang mungkin serentak dirayakan. Dan dengan gelisah yang kian mencekam, hati ini terus bertanya dan selalu berpengharapan atas gerangan kebanggaan itu. Dimana hati telah berjanji mendatangi kesucian jiwa yang diberkahi dengan keagungan. Hendak melangkahkan kembali dengan pikiran yang diselubungi berjuta tanda-tanya akan bayangan yang kan dijumpai.

Melacak Makna Sebuah Kemerdekaan

Makna Sebuah KemerdekaanUntuk kesekian kalinya saya berujar bahwa bulan Agustus adalah bulan yang sangat bersejarah bagi saya pribadi. Diluar semua itu, hal tersebut pun terkait dengan peradaban sejarah bangsa kita, bangsa Indonesia. Dimana, setiap tanggal 17 Agustus, berbagai acara untuk memeriahkan hari ulang tahun kemerdekaan bangsa tercipta. Banyak cara untuk memeriahkan ulang tahun kemerdekaan bangsa kita tersebut. Diantaranya terdapat kesibukan-kesibukan berbagai kalangan yang merayakannya dengan mengadakan berbagai perlombaan dan hiburan.

Seandainya saja terdapat diantara sebagian kalangan yang bisa dikatakan salah kaprah atau kurang tepat dalam mencari atau menafsirkan makna kemerdekaan, tentu hal tersebut tidak bisa disalahkan begitu saja. Karena hal yang lebih penting adalah memanfaatkan semaksimal mungkin perayaan kemerdekaan itu sendiri. Dan memang banyak cara yang bisa dilakukan untuk lebih mendukung perayaan kemerdekaan. Selebihnya, yang terpenting hanyalah bagaimana meneruskan perjuangan kemerdekaan itu sendiri secara general, termasuk didalamnya menuju kebebasan finansial, memperkecil jumlah pengangguran dengan memperluas lapangan dan kesempatan kerja, dan lain-sebagainya. Lantas, apakah hal tersebut sudah mencerminkan kesadaran orang-orang Indonesia untuk dapat mempertahankan kemerdekaan ini? Atau mungkin masih tersirat pertanyaan, sudahkah kita merdeka?

Mengenang dan Memaknai Hari Pramuka

Hari PramukaHari ini tanggal 14 Agustus 2009, diperingati sebagai Hari Pramuka ke 48. Dalam keheningan suasana pagi, tiba-tiba tersenyum kecil mengingat beberapa tahun silam semasa sekolah mengikuti kegiatan pramuka. Hari pramuka biasanya diperingati di berbagai daerah dengan upacara bendera. Upacara tersebut biasanya didahului dengan berbagai acara yang menarik salah-satunya jambore (“kemah” istilah bahasa sundanya) dalam kurun waktu beberapa hari. Kiara Payung atau Cibubur mungkin dua tempat berkemah di kawasan Jawa Barat itulah yang masih melekat dalam ingatan.

Mengacu pada pelajaran yang diberikan oleh Bapak Pandu se dunia Lord Baden Powell, kegiatan itu diarahkan pada kemah dengan segala acaranya di lapangan terbuka di pedesaan, atau tempat-tempat yang “anak kota” biasanya sehari-hari sudah tidak lagi mengalaminya. Bagi Lord Baden Powell, ajakan berkemah itu dilakukan karena pada jamannya terjadi revolusi industri maha dahsyat yang menarik anak muda untuk belajar giat sebagai bekal terjun dalam bidang industri dan manufacturing yang sangat marak. Tujuannya adalah menguasai tehnik-tehnik “survival” di alam terbuka yang tidak jauh dari kampung atau desa sekitarnya.

Pemrosesan Informasi dalam Teori

Agustus merupakan bulan yang banyak menyisakan kenangan selama perjalanan yang telah terlewati, beberapa diantaranya berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Bukan hanya kenangan manis tetapi kenangan sebaliknya pun sering melintasi pikiran secara spontan. mungkin karena itu pula secara reflek beberapa postingan terakhir terkait dengan masalah pembelajaran meskipun jelas-jelas postingan tersebut hanyalah ceritra atau karangan belaka.

Dasarnya kehidupan memang menuntut sebuah pembelajaran dalam mengembangakan kehidupannya itu sendiri. Oleh karena itu, rasanya tidak ada salahnya mengenali teori pemrosesan informasi dalam pembelajaran.

Sandal Jepit dan Buah Huni

Buah HuniSegerombolan anak desa, dengan pakaian merah putih itu akhirnya pulang bersama-sama. Kesenangan yang digambarkannya sungguh tiada tandingannya, padahal kebanyakan dari mereka bersekolah hanya dengan memakai sandal jepit dengan memperlihatkan kondisi kaki yang penuh dengan bekas luka, buluk dengan debu jalanan. Tapi itu tak mengakibatkan kehilangan suka-citanya bersekolah.

Dalam perjalanan pulang ada saja yang membuat mereka bisa berbuat iseng. Melihat sebatang pohon huni, dimana buahnya berberntuk bulat kecil terangkai dalam gagangnya seperti buah anggur yang sedang berbuah lebat ditengah ladang. Warnanya yang sudah mulai matang yaitu merah hingga ada yang kehitaman membuat mereka tergiur untuk memetiknya. Buah huni yang berwarna merah itu, terlebih dengan terkenanya sorotan sinar matahari dapat menaklukan hati Nara dan kawan-kawan untuk meraihnya, berebutlah mereka memanjati pohon huni. Buah yang diambil tidaklah banyak, hanya sebatas untuk mengisi kedua saku celana mereka.