Asa dan Asap Tengah Malam

Asa dan Asap Tengah MalamDalam kegaguan raga yang bersanding mata hati dan jiwaku memberi anjuran pada diri ini, untuk melihat keindahan dunia berhiaskan pijaran ribuan lampu dalam suasana kelamnya malam. Namun sayang, kepulan asap yang ku kumpulkan tak kuasa kutahan, mereka melayang dan bertebaran lalu menghilang tanpa bayangan.

Jemari ini dituntun mata jiwaku memahami dan mencintai apa saja yang nampak dihadapan mata, mewakili setumpuk rasa untuk meminta jangan pernah meragukan kepastiannya. Sisa-sisa asa berjuang keras untuk dapat memahami keberadaannya dengan menghempaskan segala keragu-raguannya. Meski begitu, keraguan itu tetap ada walau tak pernah aku mengucapkannya, niscaya diri ini enggan melihat kehampaan belaka.

Kusadari, penyesalan, kebencian dan beragam rasa lainnya datang silih berganti. Ibarat berada diujung tanduk, jatuh tak mau berdiam diri pun tak nyaman. Namun, senantiasa kepenatan sebagai imbasnya kuraih dengan senyuman, walau terkadang tetuang samar dan hambar. Sesekali tersenyum lalu tertawa, sedih disusul jeritan hati silih berganti. Bak kepulan asap itu kuinginkan lalu kuhempaskan begitu saja.

Terbersit angan di tengah malam, manakala sang raja siang menjelang, diri ini berusaha tertawa menembus apa yang tampak dan yang lenyap dialam nyata, berdiri dibawah sinar matahari dalam satu kehendak, mencari kemuliaan hidup sebelum jasad terpisah. Menghabiskan sisa waktu sebelum lenyap dan menghilang dari keberadaannya.

Asa dan Asap Tengah Malam!

8 Responses to Asa dan Asap Tengah Malam

  1. ãñÐrî says:

    BismiLLah…

    hanya sepucuk do’a yang bisa kukirimkan,
    setelah membaca dan menerka kegundahan,
    semoga senantiasa Istiqomah,
    awali setiap langkah,
    dengan mengucap BasmaLLah,
    mudah-mudahan menjadi Ibadah,
    karna dalam stiap kegundahan,
    pasti terdapat sebuah pelajaran.

    nice post kang
    keep share & wassalam :mrgreen:

  2. dhodie says:

    Penyelaman makna `asa` yang syahdu (paling enak dibaca setelah mengikuti beberapa tulisan kang Indra).

    Kadang getar keraguan, kelam penyesalan, pun penat keberadaan menggerus kejam `asa` laiknya asap yang menggelayut gelap malam.

    Tapi jangan lupa kakakku, sahabatku, cahaya-cahaya kecil yang senantiasa merindukan celotehmu, pemikiranmu, dan hangatmu.

    Mereka (orang tua, sahabat, dan terutama Sang Khaliq) tulus menyayangimu tanpa julang pamrih dan megah asa.

    Mereka yang akan berada di sisi hati terdalammu sehingga kesepian tidak menggerus harapmu.

    Mereka yang selalu mendoakan yang terbaik untukmu

    Be strong ya kang 🙂

  3. novnov says:

    bagus banget postingannya…….

  4. muji says:

    hanya mampir kawan, dan memberi kabar kalo saya pindah di mujispot.com. keep spirit

  5. genthokelir says:

    wuh nice post ada doa ada harapan

  6. ncuy says:

    ada apa bah…
    so suit bahasan teh..

  7. kips says:

    #1, 2. Celoteh kecil ini mungkin sangat tidak berarti, karena tertuang bukan dari jemari yang lentik melainkan tertuang dari perasaan hampa belaka dikala rasa itu menjelma. Tapi, begitu berartinya penyemangat yang kalian berikan sampai2 jeda diperlukan tuk berucap. Terima kasih, saudara2ku, do’a kalian sungguh tak ternilai adanya.
    #3. Jauh sangat kl dibilang bagus, yg tertulis hanyalah celoteh belaka. Terima kasih telah mampir, mudah2an kedepannya bisa mempererat silaturahmi 😀
    #4. Terima kasih atas infonya, mudah2an silaturami tidak terputus 😀
    #5, 6. Ada harapan diatas do’a yang tertuang he..

  8. HENI TRISNA says:

    Tulisannya bagis, tapi saya kurang memahami maksudnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *