Update WordPress 2.8
Sehabis maghrib tadi sengaja login hanya sebatas pengen mengecek blog yang sebelumnya sempet gak bisa diakses akibat adanya kelupaan memperpanjang domain. Tapi sekarang alhamdulillah sudah bisa dibuka kembali 😀 Setelah WP-Admin terbuka, tertera informasi bahwa available untuk WP 2.8. Lantas, mencoba upgrade WordPress terbaru itu.
Untuk menghindari ketidaksabaran proses update, ketika melakukan proses tersebut sambil plurking, dan ada beberapa respon dari beberapa Plurker menanyakan perbedaan yang ada dari versi sebelumnya. Boro-boro tahu, prosesnya saja gagal terus akibat koneksi itu. Dan, karena ada juga yang bercanda meminta review-nya, saya comot saja dari postingan lain yang sudah ada (LOL)
Gandrung
Duh ada-ada saja gandrung ya (LOL) Yang jelas lagi suka banget sama ini lagu, entah karena syairnya yang real banget menyentuh suasana akhir-akhir ini atau pula dinamikanya lagu yang terasa banget, padahal itu lagu lawas 😀
Kurindu disayangi sepenuh hati
Sedalam cintaku, setulus hatiku
Kuingin memiliki kekasih hati
Tanpa air mata, tanpa kesalahan
*
Bahagia Hati Saat Mencari Rezeki
Saking semangatnya memicu langkah demi menuju suatu perubahan, menjadikan sesaat lupa akan keseimbangan hidup. Dalam kenyataanya sebagai manusia biasa terkadang melepaskan sedikit keluh kesah meskipun tidak seiring dengan janji hati dan pemahaman diri. Untung saja keluh kesah yang terlintas dapat terlindas dengan hasrat yang sesungguhnya, yakni bahagianya hati saat mencari rezeki demi mewujudkan keseimbangan tersebut.
Patut disadari betul memang, sesungguhnya manusia itu adalah makhluk yang tidak bisa luput dari khilaf dan salah. Bisa saja salah-satunya itu berkeluh-kesah dalam kejenuhan akibat dari memfokuskan diri dalam satu aktivitas sehingga melewatkan kesempatan untuk berbuat kebajikan lainnya. Kesalahan yang diperbuat oleh manusia ini bisa menumpuk menjadi dosa yang besar, jika dilakukan terus menerus.
“Sesungguhnya ada dosa yang tidak dapat dibayar kifaratnya dengan shalat, shaum atau haji. Namun hanya dapat dibayar dengan duka cita mencari bekal hidup.” (HR Ath-Thabrani dan Abu Nu’aim, dari Abu Hurairah ra).
Teruskanlah, Nasihat Bijak Menghadapi Kenyataan
Dua hari terkapar sudah, alhamdulillah mendapat anugrah merasakan nikmatnya hidup sedari itu. Memang tidak dapat dipungkiri ketika itu terjadi, bingung, kikuk dan terasa tak menentu memikirkan apa gerangan yang jadi penyebabnya. Akal sehatlah yang mendukung kekuatan karunia-Nya itu sehingga menyadari semua itu apa adanya. It’s a strange emotion this but there’s still hope in this as long as there’s a breath.
Dari satu kejadian itu mengungkap sebuah hikmah tersendiri. Andai saja salah-satu hal yang harus dilakukan dalam hidup ini adalah senantiasa siap menghadapi semua yang terjadi sekaligus mampu mengapresiasikannya. Kata siap itu tentu saja bukan hanya siap untuk tertawa tetapi juga harus siap menangis. Nasihat bijak bilang, teruskanlah perjuangan hidup dengan mengemban setumpuk asa dan seakan-akan langit adalah batas menggantungkannya.
Teduh sapamu, tulus asamu serta bijak titahmu, bunda. Bibir seorang bunda menasihati sang ananda tercinta, sepahit apapun kenyataan itu, kita boleh saja menangisi apa yang terjadi, tapi itu tidak berarti harus terus menangis selamanya, tetap harus bisa mengontrol diri. Jangan pernah dikuasai oleh perasaan, tapi kuasailah perasaan itu. Belajarlah menghadapi kenyataan, teruskanlah.