Dibalik Gemercik Hujan
Sebelum menghampiri, Kau titahkan sang angin untuk memberi kabar, Kau geraikan tirai penghadang cahaya hingga tidak terlalu terang jika bertandang dikala siang, dan sesekali terkirimkan iringan riuhnya gemuruh yang kadang menakutkan, dan sesekali pula menghantarkan bentangan-bentangan guratan pelangi yang sungguh mengagumkan.
Dibalik gemercik hujan kerap menjadi teman sejati dalam keheningan. Dengan setianya tetesan-tetesan beningnya terkadang mampu menghantarkan kedalam resapan kenangan. Dan, dalam derasnya hujan terselip pesan cinta yang merona. Saat terdiam sendirian, suara indahnya mampu melupakan rasa gundah dan mampu menumbuhkan kerinduan, memikirkan dan mengenang apa saja yang terlintas dibenak terdalam. Keluarga tercinta atau sahabat yang disuka! Yap, itu terserah saja maunya hati, tentang apa, siapa dan bagaimana, yang pasti tidak akan pernah lupa pada hujan yang mampu menghidupkan nuansa dan mampu membentangkan ketenangannya. Seperti halnya pernyataan Christine Panjaitan dalam sebait liriknya “Kalau tak mungkin lagi hujan, menyejukkan hati kita, untuk apa aku disini “.
Berkompetisi dan Membentuk Pribadi yang Sehat
Minggu pagi dikawasan jalan Dago Bandung seperti biasanya dimanfaatkan sebagai area kegiatan car free day, salah satu bentuk kegiatan yang mendukung perwujudan hidup sehat. Olah raga (meski hanya sebatas olah raga ringan) dijadikan sebagai pendukung membentuk fisik yang sehat, bebasnya polusi dan kerapihan sekitar area berlangsungnya acara dijadikan sebagai perwujudan lingkungan yang sehat pula.
Dan tepat satu hari sebelumnya, tanggal 12 November juga bertepatan dengan “Hari Kesehatan Nasional” yang maknanya adalah semua masyarakat Indonesia harus menikmati kata “sehat”. Dimana kesehatan itu sendiri dapat diartikan secara harfiah yaitu berhubungan dengan kondisi fisik seseorang, orang yang secara fisiknya terbebas dari suatu serangan penyakit akan dikatakan sehat, dan begitu juga sebaliknya.
Berkaitan dengan kesehatan tentu saja tidak terlepas dari peran pemerintah yang mengurus negeri ini. Seperti halnya salah-satu kegiatan yang disebutkan diatas. Bagaimanapun, kebijakan kesehatan mempunyai implikasi penting terhadap tercapainya pembangunan nasional karena merupakan bagian terintegrasi. Jika terdahulu pembangunan kesehatan dilakukan lebih ke cara atau cukup dengan berpikir bila sakit tinggal berobat saja ke tempat pelayanan kesehatan, sekarang ini memang pantas pemerintah memberi pengarahan berpikir bagaimana caranya supaya tidak sakit dan juga adanya sikap kemandirian masyarakat berupaya promotif dan preventif yang ditumbuh-kembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
Senyuman Hari Ini
Masih hangat terasa seruan takbir berkumandang dimana-mana, “Allahu Akbar” Allah Maha Besar. Dan, hari ini bertepatan dengan salah satu hari besar ummat muslim, tiada lain Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1432 Hijriah (Hari Raya Qurban) yang bertepatan pula dengan hari Minggu, 6 November 2011 Masehi.
Hari Raya Idul Adha memang tidak seramai layaknya hiruk-pikuknya saat merayakan Hari Raya Idul Fitri, namun makna yang terkadung didalamnya sudah barang tentu tidak kalah penting dan berharganya. Perwujudan sikap saling berbagi kasih dengan sesama diharapkan dapat terbentuk meski hanya dalam bentuk makanan (daging qurban). Begitu juga penerapan sifat ikhlas akan terasa semakin ditumbuh-kembangkan. Dengan demikian, diharapkan menciptakan banyak senyuman.
Semoga kita tidak kalah oleh makhluk yang dalam gambar postingan ini, meski sudah mendekati ajalnya senyuman manis masih tersampaikan. Ibaratnya senyuman hari ini tak terhalang sesuatu apa pun 😀
Dan, dengan senyuman hari ini saya turut menyampaikan selamat Idul Adha 1432 Hijriah. Semoga apa yang diupayakan selama ini senantiasa mendapat berkah-Nya, amin!
Itulah senyuman hari ini!
Yuk, nyate yukk… (LOL)
Terpurukku Disini
Tak kuat menahan lelah
Terpejamkan mata tanpa terasa
Namun lipatan ingatan senantiasa mengerayangi
Yang sesekali bak cahaya
Melesat dari busur waktu
Dengan menyisakan sesak didada
Hingga tak mampu
Merapatkan kelopak mata dengan semestinya
Terperanjat dan terjaga
Lalu bergegas sebelum tumbang
Seakan tak ingin didahului sang waktu
Bersandar diteras depan
Memandang samarnya suasana
Ditemani ingatan kala memungut kenangan
Yang telah lama tertimbun suasana
Lagi dan lagi terbongkar