Tag Archives: Hidup
Dibatas Senja, Burning Spirit Alive!
Hidup akan selalu seperti ini! Adakalanya dalam kebersamaan, dan sesekali yang terkait bersandingan meski tanpa berpegangan tangan. Dimana yang satu senantiasa menengok dan menatap yang lainnya ketika tak ada yang lain pula disekitarnya, dan begitu juga sebaliknya. Diiringi sang waktu bergulir begitu cepatnya yang tanpa terasa, diantara satu dan lainnya itu kerapkali terbius tumpukkan nikmat dan indahnya dunia masing-masing yang silih berganti terdampar dipelupuk mata, merambat melalui sang batas dan masuk kedalam tempat terdalam dari hidup itu sendiri. Burning Spirit Alive!
Hidup memang ibarat Roller Coaster, jalan yang ditempuh senantiasa naik dan turun silih berganti. Ketika posisi diatas tidak sedikit raga yang terbius kegembiaraan atau kesenangan semata. Dan, ketika dibawah kadangkala lengah atau bahkan semangat terlumpuhkan. Senada dengan kondisi yang punya gubuk akhir-akhir ini, rasanya malas banget untuk mengisi gubuk bututnya. Meski sejujurnya bukan karena terhanyut atas sebuah posisi, namun entahlah! Penyebab hilangnya semangat untuk menghiasi gubuk ini masih samar keberadaanya (LOL)
Bahagia Hati Saat Mencari Rezeki
Saking semangatnya memicu langkah demi menuju suatu perubahan, menjadikan sesaat lupa akan keseimbangan hidup. Dalam kenyataanya sebagai manusia biasa terkadang melepaskan sedikit keluh kesah meskipun tidak seiring dengan janji hati dan pemahaman diri. Untung saja keluh kesah yang terlintas dapat terlindas dengan hasrat yang sesungguhnya, yakni bahagianya hati saat mencari rezeki demi mewujudkan keseimbangan tersebut.
Patut disadari betul memang, sesungguhnya manusia itu adalah makhluk yang tidak bisa luput dari khilaf dan salah. Bisa saja salah-satunya itu berkeluh-kesah dalam kejenuhan akibat dari memfokuskan diri dalam satu aktivitas sehingga melewatkan kesempatan untuk berbuat kebajikan lainnya. Kesalahan yang diperbuat oleh manusia ini bisa menumpuk menjadi dosa yang besar, jika dilakukan terus menerus.
“Sesungguhnya ada dosa yang tidak dapat dibayar kifaratnya dengan shalat, shaum atau haji. Namun hanya dapat dibayar dengan duka cita mencari bekal hidup.” (HR Ath-Thabrani dan Abu Nu’aim, dari Abu Hurairah ra).
Menetapkan Kriteria dalam Hidup
Orang bilang hidup itu memilih atau sebagai pilihan. Dari kata memilih atau pilihan tersebut tentu saja tak lepas dari makna sebuah kata “kriteria” atau dengan kata lain berkaitan erat dengannya. Hal itu berlaku dalam berbagai aspek kehidupan, kriteria yang berkaitan dengan sifat atau watak, kriteria yang berkaitan dengan wujud atau fisik, kriteria yang berkaitan dengan lokasi dsb. Misalnya saja dalam dunia pekerjaan, dalam mencari pasangan hidup, sampai-sampai dalam pencarian menu masakan sekalipun diperlukannya, maunya yang enak-enak saja 😀
Lantas, kenapa kita perlu menetapkan kriteria? Paling tidak terdapat beberapa alasan yang dapat dijadikan dasar mengapa perlu menetapkan kriteria dalam hidup. Ketidak-mungkinan setiap orang, benda atau lokasi cocok dengan kehidupan kita dengan kata lain yang tak bisa dipungkiri kita tidak dengan begitu saja dapat menerima sesuatu yang baru. Alasan kedua, adanya harapan-harapan tertentu yang hanya bisa dipenuhi oleh orang-orang dengan kriteria tertentu, hanya dapat dipenuhi oleh situasi tertentu, hanya dapat dipenuhi oleh lokasi tertentu, dan ini mesti kita tetapkan. Alasan ketiga, dengan menetapkan kriteria, berupaya meminimalisir atau bahkan meniadakan persoalan yang mungkin bisa muncul setelah kita menjatuhkan pilihan. Dan tentu saja banyak alasan-alasan lainnya.