Renungan Tentang Puasa

Renungan Tentang Puasa

Bila Ramadhan dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing berjumlah 10 hari berarti sekarang kita berada dalam bagian ketiga puasa kita. Ditahap awal Ramadhan, mungkin kita memasang target ibadah kita dalam 10 hari tsb, selanjutnya dimuhasabah untuk kemudian diperbaiki dan ditingkatkan di babak kedua dan ketiga. Mudah-mudahan kita semua bisa meningkatkan bagian demi bagian sampai pada tingkat yang maksimal, serta diawal Syawal dapat melakukan recovery-nya. Semoga hasil yang diharapkan setelah itu adalah tercapainya kestabilan dan keseimbangan hidup yang dapat teraih sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan pasca Ramadhan.

Kembali merenungkan masalah sejauh mana kita berpuasa, biasanya hal ini tersirat pada saat kita benar-benar nengingat Sang Pencipta. Jika puasa ditinjau dari kelanggengan hidup ijtima’i (sosial), sudah jelas terdapat suatu realita yang tidak bisa dibantah, kita tak dapat hidup sendirian di dunia ini, keberadaan kita pasti memerlukan bantuan orang lain, dan hajat akan bantuan orang lain ini menyebabkan kita harus membina hubungan atau relasi satu sama lainnya, karena kita ini sengaja diturunkan oleh Allah SWT. ke tengah-tengah umat manusia dengan membawa misi sosial, hanyalah untuk memperbaiki umat manusia. Karena itu Islam banyak memiliki ajaran di bidang sosial kemasyarakatan yang membawa kaum muslimin menjadi makhluk sosial yang baik. Namun untuk tujuan ini tidak semua manusia mampu menerapkan kehidupan sosial sebagaimana yang dikehendaki oleh Islam. Kemudian atas ketidakmampuan itu kadang kala lahir sifat angkuh, sombomg serta sifat egois dan lain sebagainya.

Berpuasa sebagaimana telah ditetapkan oleh syari’at Islam, merupakan salah satu sitem yang jitu untuk dapat menghilangkan sifat-sifat tak terpuji seperti diatas. Sebab dengan diwajibkan ibadah puasa kepada setiap mukmin dan mukminah, maka dirinya menjadi tahu dan menyadari betapa lemahnya tatkala diri merasa lapar dan dahaga, sehingga dari pengalaman ini akan terbukalah mata hati serasa tertuju pada nasib si miskin, karena dalam kehidupan sehari-hari mereka senantiasa kekurangan. Dari pengalaman inilah timbulah sikap murah hati guna menolong mereka yang kekurangan dan lemah, yang pada akhirnya akan lahir pula sikap ruhama sesama umat beriman. Kalau sikap ini sudah dipunyai oleh setiap umat mukmin, maka jelaslah kehidupan masyarakat muslim akan semakin kokoh, karena Si Kaya sudah benar-benar memperhatikan Si Miskin, sementara Si Miskin tidak ketinggalan juga menghormati Si Kaya.

Sudah barang tentu setiap orang menginginkan lebih baik dan sempurna, begitu pulalah dalam menjalankan ibadah puasa dan ibadah lainnya, sehingga ibadah yang dilakukan penuh dengan harapan dapat semakin baik dan sempurna.

Seandainya tingkatan puasa seperti dibawah ini, yaitu:

  • Puasa lahir, hanya sekedar menahan lapar, minum dan syahwat, hal ini mungkin merupakan puasa dalam tingkatan yang serendah-rendahnya.
  • Puasa yang baik, selain dari menahan makan, minum dan syahwat juga menahan seluruh anggota badan lainnya dari semua hal yang terlarang dan dosa, baik yang bersangkutan dengan lidah, ataupun anggota tubuh lainnya.
  • Puasa yang istimewa, yaitu disamping puasa dari hal-hal yang tersebut diatas, juga memuaskan hati dan pikiran dari memikirkan dan merenungkan hal-hal yang tidak baik, dengan pengertian bahwa seluruh jiwa raga, jasmaniah dan rohaniah dipuaskan.

Lantas, berada dilevel manakah puasa kita saat ini? Hanya diri kita sendirilah yang tahu sejauh mana kita berusaha dan penentuannya ada pada yang Maha mengetahui, Allah SWT. Wallahu A’lam Bishawab.

14 Responses to Renungan Tentang Puasa

  1. ichanx says:

    kalo postingan kayak gini mah bagus,… mencerahkan… bikin kita berpikir…. bukan postingan menjelek2an orang lain dengan dalih agama,…. hihihih….

  2. venus says:

    saya numpang komen saja, sekalian mau bilang maaf lahir batin..eh masih lama yak 😀

  3. yana says:

    dimana ayna
    kang

  4. kips says:

    #1 😀 syukurlah kl ga di benci Chanx
    #2 Sama2 Venus, gpp masih lama jg
    #3 Di Surapati Yan

  5. mujisas says:

    jangan mpe bolong puasane….. 🙂

  6. kips says:

    😀 Insya Allah, mas muji ngePlurk jg, Nick-nya apa ya?

  7. hendra says:

    salam kenal ajah deh kang, oh ya, nie puasanya dah mau selesai lho, jngan mpe bolong puasanya. mohon kunjungan bliknya yah.

  8. Ihwan says:

    Oh ieu blogna Kang Indra teh… 🙂 situs ngalalana hebat! sunda pisan 😀

  9. kips says:

    #7 sama2 salam kenal, Insya Allah Hen.
    #8 Muhun Wan, piraku hilap pan kapungkur kantos mampir 😀

  10. ncuy says:

    wah kang indra hebat bahasanna beurat jeung bermakna wilujeng shaum kang… mudik ka sumedang teu kang???

  11. kips says:

    #10 Ah nCuy mah aya2 wae, mangnya tahu kpn sy mudik ke Smd, ga pernah uy 😀

  12. kania says:

    hiks.. sedih sekali, tampaknya aku belum bisa menerapkan puasa istimewa…
    terima kasih atas postingannya… jadi terenyuh

  13. angga puspa says:

    duh blognya kips rajin terupdate yhaaa…dan bagus isinya.jadi ingin merenung..^___+

  14. kips says:

    #12 sama2, terima kasih ya dah nyempetin mampir, pastinya blog Kania lebih bagus.
    #13 Anggapuspa bisa aja, makasih ya, janji mampirnya beneran 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *