Tag Archives: Renungan

Sesungguhnya!

Sesungguhnya!Sesungguhnya tinggal sepenggal! Sudah cukup lama rasanya gubuk butut ini tak tersentuh sama-sekali. Padahal hanya dalam hitungan detik 2013 akan berujung. Sejujurnya, kemalasan bukanlah terletak pada ukuran waktu atau usia, karena seringkali keinginan untuk senantiasa berusaha menampilkan diri dengan penuh kesadaran bahwa kematangan bukanlah suatu keadaan tetapi merupakan sebuah proses berkelanjutan secara terus menerus.  B-)

Bukan sesaat! Beragam imajinasi menuntun isyarat untuk berekspresi dengan melihat berbagai bayangan abu-abu diantara hitam dan putih dalam setiap situasi kehidupan. Karena yakin bahwasannya komunikasi terbuka adalah kunci dari perubahan terhadap sebuah kemajuan.

Jika berkaca! Melihat lintasan waktu yang terlampaui, masih beragam hal yang masih renggang dari jangkauan. Seakan berbanding terbalik dengan hasrat yang masih tersisa. Memutlakan syukur mengapit asa dapat membentuk sudut pandang positif yang secara tidak langsung memberi ruang kemampuan untuk melihat, mendengar dan merasakan serta berujung dapat mengevaluasi diri hingga membentuk kemampuan untuk mengelola diri dengan semestinya.

Renungan Tentang Puasa

Renungan Tentang Puasa

Bila Ramadhan dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing berjumlah 10 hari berarti sekarang kita berada dalam bagian ketiga puasa kita. Ditahap awal Ramadhan, mungkin kita memasang target ibadah kita dalam 10 hari tsb, selanjutnya dimuhasabah untuk kemudian diperbaiki dan ditingkatkan di babak kedua dan ketiga. Mudah-mudahan kita semua bisa meningkatkan bagian demi bagian sampai pada tingkat yang maksimal, serta diawal Syawal dapat melakukan recovery-nya. Semoga hasil yang diharapkan setelah itu adalah tercapainya kestabilan dan keseimbangan hidup yang dapat teraih sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan pasca Ramadhan.

Kembali merenungkan masalah sejauh mana kita berpuasa, biasanya hal ini tersirat pada saat kita benar-benar nengingat Sang Pencipta. Jika puasa ditinjau dari kelanggengan hidup ijtima’i (sosial), sudah jelas terdapat suatu realita yang tidak bisa dibantah, kita tak dapat hidup sendirian di dunia ini, keberadaan kita pasti memerlukan bantuan orang lain, dan hajat akan bantuan orang lain ini menyebabkan kita harus membina hubungan atau relasi satu sama lainnya, karena kita ini sengaja diturunkan oleh Allah SWT. ke tengah-tengah umat manusia dengan membawa misi sosial, hanyalah untuk memperbaiki umat manusia. Karena itu Islam banyak memiliki ajaran di bidang sosial kemasyarakatan yang membawa kaum muslimin menjadi makhluk sosial yang baik. Namun untuk tujuan ini tidak semua manusia mampu menerapkan kehidupan sosial sebagaimana yang dikehendaki oleh Islam. Kemudian atas ketidakmampuan itu kadang kala lahir sifat angkuh, sombomg serta sifat egois dan lain sebagainya.

Renungan Malam

Berkutat dengan berbagai cobaan
Membuat kita harus tegar dan bersabar
Ketika ada yang mengusik kesabaran itu
Dengan lantang kita berkata
“Masih kurangkah kesabaran ini?”
“Bukankah itu membuktikan kita belum sesabar ayub?”

Jejak sebuah renungan malam!