Memupuk Keberanian Sejak Dini
Telah lama keberanian tertanam pada nenek moyang kita, keberanian mengarungi lautan luas “samudra”, dan para pelaku sejarah dengan gigih dan berani maju ke medan juang yang tak gentar menghadapi marabahaya untuk mendapatkan sebuah kemerdekaan. Kini, setelah bahaya perang berlalu, bukan berarti sifat berani itu turut tiada karena akan lebih terasa lagi perlunya memupuk keberanian meskipun keberadaanya diperlukan untuk menghadapi situasi yang berbeda. Memupuk Keberanian Sejak Dini!
Tidak bisa dipungkiri, sering kali manusia takut dari suatu yang belum diketahui atau belum dikenal serta karena belum terbiasa, terlebih pada seorang anak kecil. Maka, diperlukannya memupuk keberanian dengan menggali pengetahuan tentang perkara yang bersangkutan. Jadi, salah-satu penyebab timbulnya ketakutan itu bisa jadi karena belum terbiasa. Contoh kecil, saat berjalan malam hari didepan rumah melihat bayang-bayang kehitaman melambai, setelah diselidiki ternyata hanyalah daun yang tertiup angin. Ketika mendengar benda jatuh secara tiba-tiba, setelah dilihat hanyalah barang yang tersenggol seekor kucing. Ada juga orang takut kepada orang lain “kepada seorang tokoh besar umpamanya”, hanya karena belum kenal.
Mencari Bahagia Dalam Hidup
Semua orang ingin bahagia, dan mencari bahagia telah menjadi bagian dari kehidupan setiap insan dalam setiap saat. Dengan demikian perlunya memahami keberadaan kebahagiaan didunia, tiada lain kebahagiaan lahir dan kebahagian batin. Untuk mencapai kebahagian lahir memerlukan kemakmuran atau kebendaan, dan wujudnya lebih mudah dimengerti. Nmaun, lain halnya dengan kebahagiaan batin yang masih perlu kejelasan lebih mendalam. Mencari Bahagia Dalam Hidup!
Kemakmuran atau kekayaan harta benda tidak mutlak dapat menjamin kebahagiaan yang sebenarnya. Ada kalanya orang yang kaya materi tidak merasa aman dan tenteram, sering merasa terbebani seakan dikejar-kejar musuh. Terkadang malang menimpa, dekat dengan penyakit fisik atau penyakit rohani yang seolah melekat, dan sebagainya. Hingga lahir sebuah cerita: Dahulu ada seorang saudagar yang sangat kaya raya, kemudian sakit “tidak bisa kencing”. Karena rasa sakitnya yang teramat sangat, dan tidak sabar menahannya hingga akhirnya dia rela mengeluarkan harta bendanya seberapa saja untuk menyembuhkan sakitnya. Lantas seorang pembantunya berkata, “Segala kekayaan harta benda milik tuanku ini, hanya seharga kencing satu gelas“.
Penderita Gangguan Jiwa
Suatu ketika, seorang dokter di rumah sakit jiwa hendak mengetes kesembuhan beberapa pasien penderita gangguan jiwa, tiada lain ingin menguji kondisi pasiennya apakah sudah membaik atau masih tetap menderita gangguan jiwa. Dalam waktu dan kesempatan yang sama, saat menghadapi tiga orang penderita gangguan jiwa, sang dokter pun memberikan pertanyaan yang sama pula pada ketiganya. Pasien pertama bernama Bambang. Penderita Gangguan Jiwa!
Dokter : “Bambang, berapa satu ditambah satu?”
Bambang : “Sepuluh, dokter!”
Ternyata Bambang masih belum sembuh menderita gangguan jiwa alias gila, perlu dirawat lanjut dalam benak sang dokter. Lalu, pertanyaan yang sama disampaikan pada pasien kedua yang bernama Adrian.
Ikhlas dalam Memberi dan Menerima
Batapa senangnya lebaran akan tiba! Setelah sebulan penuh berupaya meningkatkan kualitas ibadah dengan lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, lebaran menjadi hari istimewa yang sungguh dinantikan. Semua ummat Islam merayakannya. Menikmati ketupat dengan opor ayam yang lezat, memakai pakaian baru yang masih mengkilat, dan berkumpul bersama para kerabat. Bersyukurlah bagi yang dapat merasakan itu semua! Ikhlas dalam Memberi dan Menerima!
Meski demikian, prosentase kebahagiaan itu tidaklah sama. Karena beberapa diantara kita tidak semuanya berada pada kondisi yang sama. Mungkin mereka tak menuntut baju baru, tapi setidaknya mengharapkan pakaian pengganti yang layak. Mungkin mereka juga tak mengangankan makanan super lezat, tapi sedikitnya tersaji makanan dimeja. Dengan adanya kondisi tersebut, untuk meraih kebahagiaan bersama kita semua diingatkan dengan adanya saling ketergantungan yang menuntun manusia untuk dapat saling berbagi.
Membuat Halaman Blog Tanpa Coding
Beragam plugin yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan fungsinya masing-masing. Namun, seperti yang telah diketahui penggunaan banyak plugin juga kurang baik terhadap web itu sendiri. Setiap blogger harus bisa memilah dan memilih pluggin tertentu saja yang bisa dikaitkan dengan kepentingan masing-masing. Hal tersebut agar tidak memberatkan loading blog tentunya. Dalam hal ini, hanya sekedar iseng untuk mengetahui dan menjajalnya saja 😀 Membuat Halaman Blog Tanpa Coding!
Dengan memanfaatkan sebuah plugin yang telah tersedia, membuat halaman pada blog atau situs ternyata cukup mudah. Tanpa perlu koding sudah bisa menampilkan halaman yang menarik dan atraktif. Merupakan suatu hal yang menguntungkan bagi blogger yang hendak membuat suatu halaman dengan tampilan yang berbeda namun tidak begitu menguasai kode CSS dan HTML.