Category Archives: Humour
Terhebat Sedunia
Suatu hari, tiga orang ibu yang bersahabat berlibur bersama. Sekedar mengisi liburan di hari minggu dengan mengajak jalan putra-putrinya ke sebuah taman bermain yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka. Sebut saja ibu yang pertama bernama Ani, dan putrinya bernama Ina yang masih berumur lima tahun. Ibu yang kedua bernama Sami, dan putrinya bernama Imas yang juga berumur lima tahun. Ibu yang ketiga bernama Lira, dan putranya bernama Aril yang baru menginjak umur empat tahun.Yang terhebat sedunia!
Ditaman bermain, ketiga ibu tersebut mengarahkan ketiga anak mereka untuk bermain bersama. Selebihnya ketiga ibu yang bersahabat itu asyik ngerumpi. Disaat yang bersamaan, ketiga orang anak kecil yang sedang asyik bermain lantas saling bercakap-cakap.
Mohon Maaf, Diantara Sesal dan Kesal
Ada seorang pemuda yang telah dikenal brandalan oleh tetangga dan juga warga sekitarnya. Sebut saja namanya Jabrig. Seakan menerima hidayah, dengan wajah kusut semerawut dan terlihat sedih Jabrig mendatangi kediaman seorang tokoh masyarakat setempat yang bernama Pak Alim. Niat Jabrig mendatangi Pak Alim untuk berkonsultasi. Ia ingin taubat dan mohon maaf kepada semuanya atas segala tingkah-laku yang telah diperbuatnya selama ini. Sesampainya dirumah Pak Alim, lantas dipersilahkannya Jabrig masuk keruang tamu. Dan, dimulailah perbincangan diantara keduanya.
Penderita Gangguan Jiwa
Suatu ketika, seorang dokter di rumah sakit jiwa hendak mengetes kesembuhan beberapa pasien penderita gangguan jiwa, tiada lain ingin menguji kondisi pasiennya apakah sudah membaik atau masih tetap menderita gangguan jiwa. Dalam waktu dan kesempatan yang sama, saat menghadapi tiga orang penderita gangguan jiwa, sang dokter pun memberikan pertanyaan yang sama pula pada ketiganya. Pasien pertama bernama Bambang. Penderita Gangguan Jiwa!
Dokter : “Bambang, berapa satu ditambah satu?”
Bambang : “Sepuluh, dokter!”
Ternyata Bambang masih belum sembuh menderita gangguan jiwa alias gila, perlu dirawat lanjut dalam benak sang dokter. Lalu, pertanyaan yang sama disampaikan pada pasien kedua yang bernama Adrian.
Mustahil yang Serba Mungkin
Ada sebuah kisah, dimana seorang kakek yang telah ditinggal istrinya mempunyai 3 orang anak laki-laki. Ketiga anak laki-lakinya itu semua belum berkeluarga. Saat itu anak yang pertama memiliki seorang kekasih dan tidak lama kemudian membawa seorang wanita lagi kerumahnya. Ketika ditanya sang bapak (kakek itu), siapa perempuan itu? sang anak memberitahukan bahwa ia pacarnya. Sang kakek tak merasa heran karena kebiasaan itu dialaminya saat ia masih muda. Yang sedikit menjadi heran, beberapa bulan kemudian wanita (pacar pertama sang anak) itu dinikahi sang bapak (kakek) yang jelas-jelas usianya telah berada diujung senja.
Setelah menikahi perempuan muda yang cantik, seorang kakek berusia 90 tahun itu mendatangi seorang dokter. Dengan bersemangat, bangga dan sedikit menyombongkan diri ia bercerita kepada dokternya bahwa istrinya itu kini sedang hamil.
Sambil menahan perasaan, sang dokter berkata, “Kakek, saya punya cerita. Begini ceritanya:
Seorang lelaki dungu pergi berburu. Tetapi karena dungunya ia malah membawa payung bukan senapan. Nah, di tengah hutan ia dihadang oleh seekor beruang besar. Ia kemudian menodongkan payungnya, menembak si beruang, dan beruang itu mati seketika.”
Kisah 3 Sahabat Membeli Rujak
Memang benar rasanya tuntutan zaman saat ini seringkali memaksa kita terfokus terlalu serius memikirkan kehidupan. Mungkin tanpa disadari bahwasannya ada bagian dalam hidup ini yang dapat membuat kita tersenyum, bisa seuseurian cakakak-cikikik alias tertawa ngakak yang memungkinkan kita bisa lebih santai menjalani keseharian hidup. Cerita sederhana sekalipun, seperti tentang obat yang diberikan dokkter kepada pasiennya yang pelupa dan stupid , mungkin dapat membuat kita tersenyum. Kali ini, tentang kisah 3 sahabat!
Kisah 3 Sahabat!
Nah, ada sebuah cerita tentang kisah 3 sahabat: kura-kura, kodok dan kaki seribu. Suatu hari kura-kura mengundang dua sahabatnya untuk pesta kecil-kecilan. Setelah mereka makan dan minum, sambil ngobrol, si kodok berkata, “Eh .. lu berasa nggak kalau ada yang kurang … itu tuh hidangan pencuci mulut alias buah?”
Kura-kura: “Iya ya, sorry kelupaan, enaknya beli buah apa ya?” Karena selera mereka berbeda, tidak ada kata sepakat. Akhirnya si kura-kura memutuskan untuk beli rujak.