Category Archives: Refleksi

Problematika Sosial Kota Besar

Walaupun tak dapat digolongkan sebagai ancaman dan bahaya, keterlibatan kita dalam kehidupan di kota besar membawa beberapa konsekuensi yang layak diwaspadai. Apa yang yang kita lakukan terus menerus selalu membawa dampak yang meskipun pada awalnya kurang berarti, tetapi secara akumulatif pada akhirnya kadang-kadang bisa termasuk merugikan, jika tak dapat dikatakan berbahaya.

Angkatan kerja yang besar dan menumpuk di kota jelas menjadi masalah sosial tersendiri yang mesti ditangani dengan baik dan bijaksana. Urbanisasi lebih sering disebut-sebut sebagai dampak negatif daripada dipahami sebagai akibat wajar dari besarnya permintaan tenaga kerja kasar di kota besar. Emangnya kalau tak ada Udin dari Cilacap atau Ngatini dari Gunung Kidul, siapa yang bisa diminta ikut membangun gedung beringkat? Siapa yang mau mengangkut sampah-sampah yang beserakan?

Pentingnya Sebuah Perencanaan

Suatu keinginan atau harapan mencapai sesuatu tak luput dipengaruhi sebuah perencanaan yang matang jika hendak meraih hasil yang maksimal. Meskipun tidaklah mutlak sebuah hasil yang baik harus selalu di rencanakan, namun alangkah lebih baiknya jika sebuah perencanaan pun dilakukan, paling tidak dijadikan bahan acuan dan pertimbangan terhadap sesuatu yang hendak dilakukan.

Tidak diragukan lagi, sebuah perencanaan yang baik sudah merupakan atau sama dengan separuh dari pekerjaan itu sendiri. Dimana, lazimnya sebuah rencana dibikin setelah tujuan dimantapkan.

Love, In Human Life Story

Membicarakan kata cinta memang tak akan ada habis-habisnya. Mulai dari cinta manusia terhadap alam, cinta manusia terhadap sesama, seperti halnya cinta seorang laki-laki kepada perempuan atau sebaliknya, cinta orang tua kepada anaknya atau sebaliknya, dan seterusnya.

Dalam kehidupan di dunia yang fana ini, sudah barang tentu suatu saat pasti akan berakhir. Begitu juga dengan segala aspek yang terkait di dalamnya. Manusia, hewan, tumbuhan, dan alam semesta suatu saat akan binasa.

Tanda-tanda ‘berakhir’ sebenarnya telah ditunjukkan dalam kehidupan, nyata sehari-hari. Ketika siang berganti malam, ketika kelahiran harus diakhiri dengan kematian, atau ketika panas dihapus oleh hujan. Seperti sang waktu yang terus berputar, maka kisah hidup di dunia pun silih berganti.

Menghitung Hari

Tidak terasa hampir empat bulan saya menempati tempat yang baru ini, dimana setiap harinya, setiap minggunya dan setiap bulannya, kerapkali mengingat berapa lama lagi sisa waktu yang masih dapat digunakan. Maklum kontraktor sejati he…

Pagi ini, saya mencoba menorehkan ide tulisan mengenai menghitung hari yang sebenarnya, bukan barisan kata-kata yang merupakan lirik lagu “menghitung hari” yang pernah dipopulerkan KD alias Krisdayanti, istrinya Anang Hermansyah, atau juga adiknya Yuni Shara, dan lain sebagainya (mentok, gak tahu lagi tuh tentang KD he…) melainkan hari-hari sesungguhnya yang pernah dilalui demi meneruskan dan membenahi perjalanan untuk hari-hari berikutnya yang masih tersisa.

Tidak terasa pula 25 hari sudah dilalui tahun 2008 ini. Sekarang adalah masa baru di mana asa tersirat hendak mengukir hari-hari penuh makna pada setiap hari, minggu dan bulannya selama 2008 ini. Dengan sesekali mencoba menengok ke belakang, ke 2007. apa saja yang sudah dilakukan. Mencoba merenung sejenak, menghitung aktifitas selama setahun dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan. Pernahkah kita menjumlah waktu yang kita pergunakan untuk semua aktifitas kita?

Sugesti, Pentingkah?

Diantara kita mungkin ada yang mempunyai kecenderungan menyugesti diri sendiri. Menakuti sesuatu yang tidak diharapkan datang tiba-tiba, terungkap pada sebuah kenyataan yang sebenarnya belum tentu akan terjadi.

Sebagai sebuah contoh kecil saja, misalnya ada dua orang yang bersahabat (Toto dan Tata). Mereka bersahabat kental, bahkan bisa dianggap bersaudara karena tinggalnya pun serumah, tidur, makan, main kerap kali dilakukan bersama-sama, bahkan soal urusan mencari pasangan hidup pun tak terkecuali dilakukannya bersama dengan saling bertukar pikiran. Kekerabatan hal semacam ini yang menumbuhkan sugesti pada diri keduanya, bahwasannya dialah (sahabatnya) orang yang bisa dipercaya. Semuanya terjadi dan tumbuh akibat adanya saling mengisi keseharian (saling tolong-menolong) diantara keduanya, dan berlangsung dalam kurun waktu yang lumayan lama (bertahun-tahun).