Category Archives: Psychology
Tranformasi Amarah
Tranformasi Amarah! Lama tak terdengar kabar, seorang teman lama tiba-tiba menelpon dari seberang. Syukur Ahamdulillah kabarnya menggembirakan, dan juga sebaliknya. Sebait cerita tersampaikan ketika terjadi hujan badai diwaktu lalu. Setiap kali dia telpon tak pernah sekalipun terjawab. Lantas, dia bertanya penyebabnya itu karena marah? Dia menangkap sebuah ketakutan yang luar biasa celotehnya.
Yang mendasari semua itu hanyalah perasaan kalang-kabut dan memang menjadi suatu kebingungan yang luar biasa, bercampur-aduk kemarahan pada kenyataan pelik terkait masalah yang dirasakan sungguh sulit dipecahkan. Kemarahan pada kondisi, kemarahan pada diri sendiri dan juga pada beberapa sudut dari lingkungan terkait yang tidak mau mengerti. Sebatas berbekal cukup sabar dan tawakal namun kenyataannya tetap menipiskan upaya sehat dalam melangkah. Meski lamban, tranformasi amarah dikenali hingga seiring waktu berjalan upaya sadar dalam kesabaran dapat membentuk kembali nalar yang sejalan. Selebihnya tidaklah sampai pada kehilangan arah.
Kendali Emod!
Sempat dicoretkan bahwasannya mood itu seperti permainan jelangkung, datang tak dijemput dan pulang tak diantar, begitulah keberadaan emod. Karena emod pula harus punya kendali supaya tidak dibikin repot. Terdapat beberapa hal yang mungkin bisa dijadikan bidikan atau sasaran dan menjadi sarana latihan untuk emod itu. Paling tidak untuk meminimalisir timbulnya si bad mood berserta efek-efeknya hingga bikin hidup lebih semangat, lebih lively dan terhindar dari adanya tidak disukai sesama. Untuk itu dan untuk emod jua perlu mempertimbangkan serta menjajal beberapa hal yang sekiranya berkaitan. (thinking)
Menciptakan kesan pertama yang senantiasa menarik, atau bisa juga dibilang menggoda. Tapi selanjutnya bukan terserah anda melainkan membuat orang lain jadi makin penasaran dan ingin mendekati. Maka dari itu, dalam sebuah perkenalan emod ini harus berwujud dalam prilaku dengan sikap yang baik, ramah dan bersahabat alias welcome. Intinya, Make a good first-impression! (evil_grin)
Cerita Emod
Kali ini Emod ingin bercerita perihal yang sering dialami usia remaja, biar terasa ABG. (blush) Yap, All About Mood! “Dia” itu selalu dirasakan, dan dia juga terkadang tak begitu dikenal! Padahal sering kali bikin hati melambung, merasa girang bukan kepalang, sampai-sampai bawaannya jadi tidak bisa diam, ngoceh dan ketawa-ketiwi melulu. Lalu, dia pula yang bisa bikin mati kutu, tidak sampai 30 menit karena dalam sedetik saja mampu merubah kondisi jadi bete habis, males ngapa-ngapain, sensi nggak jelas juntrungnya, kesentil sedikit langsung manyun, maka tersebutlah “bad mood!“.
Cerita Emod ini berawal dari keberadaan dahulu yang cukup jauh dari hiruk-pikuk dan keramaian. Lalu sebuah keinginan memaksa diri terselip dalam kerumunan penduduk yang cukup berjubel. Mencoba mengembangkan daya pikir dan kreasi yang belum sepenuhnya memihak hingga menuntut diri menjajal satu-persatu sudut tersisa. Asa yang ditancapkan disetiap sudutnya kerap bertumpukkan berbagai perubahan dan juga diselaraskan dengan mood yang ada. Yap, saat seperti itulah Emod sering kali menjadikan mood sebagai dalih atau alasan untuk mendekatkan diri pada si good mood. 😀
Antara Begadang dan Segarnya Udara Pagi
Sebuah candaan tersiar disalah-satu stasiun radio swasta lokal!
Sang istri: “Atuh cing kang, kira-kira wae jam sakieu masih keneh nyarios, jeung gogorowokan deui”.
Sang suami dan teman-temannya: “Mengbal neng, mengbal!”
Sang istri: “Yeuh akang-akang, ceuk bang haji oge jangan begadang (disambut sebait lagunya bang haji, begadang jangan begadang)”.
Sang suami dan teman-temannya: “Da kumaha atuh neng, karesep ninggali bola teh, karesep akang yeuh”.
Sang istri: “Yeuh akang sadar, bisa begang banyak begadang mah, matakna ceuk bang haji oge (disambut sebait lagunya bang haji, begadang jangan begadang)”.
Sang suami dan teman-temannya: “Biar begang kita, yang penting mah senang neng ah”.
Sang istri: “Boro-boro senang ninggali badan begang mah kang, yang ada ge malah hariwang eneng mah, matakna ceuk bang haji oge (disambut sebait lagunya bang haji, begadang jangan begadang)”.
Sang suami dan teman-temannya: “Tapi suka atuh, ceuk akang mah boleh begadang, asal tim na menang. Udah neng, pamaen bola mah kararasep, kumaha wae akang”.
Sang istri: “Mana? Mana? Kararasep teh pedah pamaen bola mah tara begadang, teu jiga akang-akang”.
Sang suami dan teman-temannya: “Aaah…”
Sang istri: “Eh dibilangin teh, bisi gering ieu mah, lieur moal bisa kerja, lamun teu kerja kumaha jang makan? Maenya rek makan bola oge? Goool.. yes.. yes.. gol.. yes.. gool..”
Sang suami: “Damang neng?”
Dare to be Different
Live it’s all about leverage, hidup adalah tentang pengendalian. Dalam kehidupan yang sangat komplek ini, mutlak adanya untuk dapat mengendalikan diri kalau tidak mau dikendalikan. Hal tersebut memiliki pengaruh yang sangat penting dalam memaknai beragam perbedaan, apakah layak untuk berprilaku serupa atau sebaliknya.
Terkait hal tersebut, akhir-akhir ini penulis sering banget membuat keputusan dengan bertindak jauh dari kesamaan pada umumnya. Meski dengan terlebih dahulu diimbangi berbagai pertimbangan tapi nyatanya efek yang tidak diharapkan selalu saja berdatangan. Sebagai contoh sekelumit cerita kecil saja, ketika menghadapi suatu masalah yang dirasa belum mampu atau dipandang tidak dapat dipecahkan dengan baik, biasanya melarikan diri kepada tantangan lain yang dirasakan tidak kalah penting manfaatnya. Seandainya saja membuat vote pada orang banyak sudah dipastikan mereka mengiyakan atau setuju dengan keputusan dan tindakan yang diambil. Namun, satu hal yang menjadi suatu kelemahannya yaitu kerap kali fokus 100% pada hal yang menjadi pelarian tersebut, alhasil banyak hal-hal lain yang tidak dilirik alias terlewati begitu saja.