Category Archives: Psychology
Menghitung Hari
Tidak terasa hampir empat bulan saya menempati tempat yang baru ini, dimana setiap harinya, setiap minggunya dan setiap bulannya, kerapkali mengingat berapa lama lagi sisa waktu yang masih dapat digunakan. Maklum kontraktor sejati he…
Pagi ini, saya mencoba menorehkan ide tulisan mengenai menghitung hari yang sebenarnya, bukan barisan kata-kata yang merupakan lirik lagu “menghitung hari” yang pernah dipopulerkan KD alias Krisdayanti, istrinya Anang Hermansyah, atau juga adiknya Yuni Shara, dan lain sebagainya (mentok, gak tahu lagi tuh tentang KD he…) melainkan hari-hari sesungguhnya yang pernah dilalui demi meneruskan dan membenahi perjalanan untuk hari-hari berikutnya yang masih tersisa.
Tidak terasa pula 25 hari sudah dilalui tahun 2008 ini. Sekarang adalah masa baru di mana asa tersirat hendak mengukir hari-hari penuh makna pada setiap hari, minggu dan bulannya selama 2008 ini. Dengan sesekali mencoba menengok ke belakang, ke 2007. apa saja yang sudah dilakukan. Mencoba merenung sejenak, menghitung aktifitas selama setahun dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan. Pernahkah kita menjumlah waktu yang kita pergunakan untuk semua aktifitas kita?
Sugesti, Pentingkah?
Diantara kita mungkin ada yang mempunyai kecenderungan menyugesti diri sendiri. Menakuti sesuatu yang tidak diharapkan datang tiba-tiba, terungkap pada sebuah kenyataan yang sebenarnya belum tentu akan terjadi.
Sebagai sebuah contoh kecil saja, misalnya ada dua orang yang bersahabat (Toto dan Tata). Mereka bersahabat kental, bahkan bisa dianggap bersaudara karena tinggalnya pun serumah, tidur, makan, main kerap kali dilakukan bersama-sama, bahkan soal urusan mencari pasangan hidup pun tak terkecuali dilakukannya bersama dengan saling bertukar pikiran. Kekerabatan hal semacam ini yang menumbuhkan sugesti pada diri keduanya, bahwasannya dialah (sahabatnya) orang yang bisa dipercaya. Semuanya terjadi dan tumbuh akibat adanya saling mengisi keseharian (saling tolong-menolong) diantara keduanya, dan berlangsung dalam kurun waktu yang lumayan lama (bertahun-tahun).
Beberapa Hal Seputar Optimisme
Masih seputar optimisme, lagi senang-senangnya mengupas dan mempelajari hal-hal seputar optimisme karena saya yakin sangat berkaitan erat dengan banyak hal didunia nyata ini yang senantiasa menjadi salah satu motivasi dalam pencapaian beragam impian hidup.
Menjadi optimisme itu perlu belajar (learning). Karena learning adalah memperbaiki diri atau mengubah diri melalui serangkaian praktek yang kita lakukan. Artinya, jika kita ingin menjadi orang yang optimis, maka yang perlu kita lakukan adalah mengubah diri. untuk mengubah diri ini, syarat-syarat yang harus perlu dipenuhi adalah mengubah isi pikiran, mengubah tindakan, mengubah kebiasaan, dan mengubah karakter, mengubah pandangan.
Diantaranya salah satu cara untuk mengubah itu semua adalah masuk dalam lingkungan orang-orang yang punya berpandangan positif atau bisa menerima masukan-masukan positif, membaca buku yang bisa mencerahkan diri kita, melakukan berbagai hal yang bisa mengubah pemahaman kita.
Berpikir Positif dan Membangun Optimisme
Ketidak-pedean untuk melakukan sesuatu terkadang muncul akibat dari adanya kurang optimis. Padahal rasa optimis itu harus jelas ada sehingga akan memunculkan rasa percaya diri untuk melakukan hal-hal yang diinginkan.
Agar kita bisa lebih pede, kita harus membangun optimisme. Apa itu optimisme? Optimisme memiliki beberapa pengetian, diantaranya adalah doktrin hidup yang mengajarkan kita untuk menyakini adanya kehidupan yang lebih bagus buat kita (punya harapan). Orang optimis adalah orang yang yakin (dengan alasan-alasan yang dimilikinya) bahwa ada kehidupan yang lebih bagus di hari esok.
Pengetian lain dari optimisme berarti kecenderangan batin untuk merencanakan aksi, peristiwa atau hasil yang lebih bagus. Membangun optimisme berarti menjalankan apa yang kita yakini atau apa yang dibutuhkan oleh harapan kita. Kalau dipendekkan, optimisme berarti kita meyakini adanya kehidupan yang lebih bagus dan keyakinan itu kita gunakan untuk menjalankan aksi yang lebih bagus guna meraih hasil yang lebih bagus pula.
Good or Great?
Pernahkah merasa terjebak oleh rutinitas pekerjaan sehari-hari? Tetunya tidak semua orang mengalaminya. Mungkin saya pernah merasakan terjebak pada kondisi seperti itu, pada kondisi tersebut saya sangat jarang sekali melakukan aktivitas tambahan misalnya saja jalan-jalan disekitar pusat kota, sampai-sampai tempat yang biasa dikunjungi hampir tiap hari begitu terasa asing ketika saya mengunjuginya kembali.
Mungkin selain saya, terdapat tidak sedikit orang yang terjebak dengan rutinitas pekerjaan setiap harinya dan yang pada akhimya merasakan kebosanan. Hal ini umumnya terjadi karena melakukan hal yang sama dengan cara yang sama setiap harinya. Tidak ada motivasi untuk melakukan sesuatu yang baru yang lebih besar. Kita masuk ke dalam zona kenyamanan ataupun faktor lainnya.