Category Archives: Psychology

Makna dan Firasat

Reaksi beberapa anggota tubuh seperti kedutan mata, telinga berdenging dan lain sebagainya membuat beberapa orang menafsirkan ke berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Lalu percayakah dengan semua itu mengandung firasat tertentu?

Ketertarikan menulis tema ini karena sebenarnya akhir-akhir ini kerap kali mengalaminya, dan terkadang tak sungkan-sungkan bertanya ke beberapa orang yang ada disekitar saya, meskipun pada akhirnya belum pernah mendapat jawaban yang meyakinkan. Memang sih, kalau boleh jujur saya sendiri sama sekali belum bisa mempercayainya, saya menganggap itu semua hanyalah mitos dan yang terjadi hanyalah karena faktor kondisi fisik yang ada pada beberapa organ tubuh kita. Pada kenyataannya, hal ini memang sudah melekat pada kehidupan masyarakat kita sehari-hari. Jika mata berkedut, atau kuping terasa panas berdenging, atau telapak tangan terasa gatal, kita sering bertanya-tanya, apa pertanda atau firasat dari sensasi tersebut.

Langkah Intuitif Memperbaiki Kehidupan

Terdapat beberapa langkah intuitif memperbaiki kesehatan & kehidupan kita menurut Dr. Judith Orloff. Sebagai seorang dokter, Judith Orloff, MD. sehari-harinya bergelut dengan penyakit-penyakit pasiennya. la tidak saja memakai obat-obatan tetapi juga menggunakan hati nuraninya (intuisi) untuk menyembuhkan pasien-pasiennya. la sangat mempercayai suara hati yang didengarnya di saat-saat ia membutubkan keputusan.

Menurutnya, intelektual dan intuisi seharusnya saling kompak, saling kerja sama. Intelektual, betapa pun hebatnya, terbatas hanya pada fokus linear, hanya sebatas yang terpikirkan. Sedangkan intuisi adalah multidimensi, mampu menembus permukaan untuk menawarkan solusi-solusi dalam setiap masalah yang kita alami dalam kehidupan kita, yang tidak ‘dilihat’ oleh pikiran. Masalahnya adalah gemuruhnya pikiran seringkali mengalahkan suara bisikan hati.

Berikut ini 5 langkah intuitif yang dipercaya Judith Orloff mampu memberdayakan intuisi kita:

Harta dan Keangkuhan

Tertulis dalam “Sang Nabi” karya Kahlil Gibran, “Manusia-manusia yang tidak pernah miskin, sedikit kaitannya dengan tingkatan material atau spiritual seseorang, melainkan lebih pada seberapa baik dan seberapa bisa ia menikmati dan mensyukuri hidupnya. Begitu kemampuan menikmati dan mensyukuri terakhir melekat dalam kehidupan seseorang, maka masuklah ia dalam kelompok manusia yang tidak akan pernah miskin.”

Kalau menyimak paragraf diatas mungkin sedikit menghibur, dimana kekayaan tidak melulu dipandang dari segi materi melainkan dari kemampuan menikmati dan mensyukurinya. Tetapi sangat mendasar sekali, bukan karena tidak dapat mensyukuri nikmat yang telah diberikan Tuhan, pada kenyataannya sangatlah terdapat kesenjangan sosial yang cukup tinggi, yang mana “si miskin materi” kerap kali kesulitan untuk menyeimbangkan diri dengan “si kaya harta.”

Emosi Diri

Emosi DiriSebuah emosi adalah suatu reaksi terhadap satu situasi. Situasi yang bisa membuat perasaan emosiaonal muncul tentunya sangat beragam. Rasa emosional yang dihasilkannya pun begitu, bisa dalam bentuk kemarahan, kesedihan, tangisan (menangis), kegembiraan (tersenyum, tertawa),  dan lain sebagainya.

Emosi diri!

Emosi Diri, SukaEmosi Diri, SenangEmosi Diri, Marah

Pada dasarnya perasaan dan emosi kita tidak ditentukan oleh orang lain, kita sendiri yang menentukannya. Jadi sejauh mana kita mengendalikan perasaan itulah yang dapat menjadi penyebab terlihatnya kehadiran rasa emosional kita.

Do The Right Things

Setiap insan sudah dipastikan ingin sempurna, baik itu dalam prilaku, pekerjaan dan lain-lainnya. Dengan kata lain kita semua ingin mendapatkan kesempurnaan segala bidang kehidupan. Namun, satu hal yang perlu diingat, kita semua tentunya punya keterbatasan. Keterbatasan inilah yang patut kita sadari.

Sebagai makhluk Tuhan dan sekaligus wakil Tuhan, pada dasarnya manusia diberi wewenang untuk mengelola bumi dan segala isinya, termasuk diri sendiri. Untuk itu kita perlu bekerjasama satu sama lain untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.

Pada sisi lain setiap manusia punya cara pandang dan komunikasi yang berbeda. Oleh karena itu perlu ada yang menyatukan agar semua bisa bersinergi. Inilah hakikatnya seorang pemimpin kenapa dibutuhkan. Walau begitu, sebenarnya setiap orang dalam tingkatan apa pun adalah pemimpin dan setiap kita akan ditanya apa yang kita pimpin.