Investasi Pada Diri Sendiri

Investasi Pada Diri Sendiri

Profesional yang berhasil adalah mereka yang meyakini bahwa tanggung-jawab untuk masa depan ada di tangan dirinya sendiri. More »

Berpikir Positif

Berpikir Positif

Hidup akan menjadi baik kalau memandangnya dari segi yang baik. More »

Dibalik Gemercik Hujan

Dibalik Gemercik Hujan

Dari rintik hujankita dapat belajar apa itu kesetiaan, pengorbanan, perjuangan, kepatuhan. Belajar memberi tanpa diminta serta belajar menerima meski dibenci. More »

Mengenang Permainan Anak Tempo Doeloe

Mengenang Permainan Anak Tempo Doeloe

Permainan anak dahulu kaya akan unsur imajinasi, kerja sama, dan pertemanan. Berpotensi membentuk kepedulian sosial, interaksi sosial dan kepekaan sosial. More »

A Man’s Life is What His Thought Make of It

A Man’s Life is What His Thought Make of It

Kehidupan manusia “a man’s life” adalah bagaimana mereka memikirkannya More »

 

Hargai Ilmu Meskipun Tak Datang Dari Sebuah Buku 2

Dalam lingkungan tempat belajar atau sekolah”

Melanjutkan tulisan yang lalu, kalau tulisan yang lalu adanya dalam kehidupan sehari-hari, kali ini menghargai ilmu yang tak datang dari sebuah buku berkaitan dengan lingkungan dunia pendidikan alias tempat kita belajar atau lebih tepatnya lagi sekolah.

Mengingat-ingat cerita lalu, misalnya saja, waktu di sekolah ada seseorang yang rajin banget melakukan aktivitas menyontek dikala ujian. Hmm.. siapa ya? dah pada lupa nama2nya maklum dah lama bgt. Alasan kenapa ia begitu dan begitu terus? kurang begitu tahu, namun menurut asumsi saya pribadi selain termotivasi untuk meraih nilai yang bagus adalah semata-mata karena malas untuk belajar he… Mungkin hanya sebatas menyontek dikala kepepet sah-sah saja sih, itu kan hanya sesekali saja dan itu pun mungkin terjadi karena ada alasan lainnya. Tetapi kalau sudah mendarah daging itu mah bukan karena suatu alasan tertentu, sifat malas dan kecurangan sajalah yang kuat menempel.

Hargai Ilmu Meskipun Tak Datang Dari Sebuah Buku

“Dalam lingkungan hidup sehari-hari”

Buku3Banyak sekali terjadi dikehidupan sehari-hari kita, sering lupa akan hakikat diri sendiri. Kearifan dalam berpikir terkadang tidak mencerminkan tindakan membanggakan ilmu yang telah menempel di otak kita, padahal secara langsung ataupun tidak langsung otak kita dijejali dengan berbagai pengetahuan setiap harinya, termasuk yang datangnya bukan dari sebuah buku. Biasanya ilmu tersebut implementasinya punah kaitannya dengan lingkungan yang telah memunculkannya, manakala tak ada lagi rasa pengakuan bangga akan ilmu yang telah didapat (atau mungkin merasa gue ini pintar, bisa sendiri lho…).

Jadi teringat beberapa hari yang lalu, saya kedatangan teman lama. Dia mengingatkan saya akan beberapa tahun yang lalu, saya mengajak beberapa teman (tetangga) ke sebuah mall. Kejadian lucu pun terjadi ketika itu, mereka tidak berani masuk dan rasanya badan mereka semua jadi bergetar gak karuan (bilangnya sih karena belum pernah sama sekali masuk Swalayan). Padahal semua dari mereka itu bukan berasal dari kampung, gmn tuh… Yang jelas sekarang beberapa dari mereka sudah tidak takut lagi bahkan yang bekerja pun ada.

Merubah Potensi Menjadi Prestasi

Potensi merupakan sebuah nikmat. Dengan potensi yang kita miliki, berarti kita sudah diberikan alat untuk mencapai prestasi yang kita inginkan. Persoalannya, sebuah potensi tidak langsung berubah menjadi nikmat (hasil) dengan sendirinya. Oleh karena itu, diperlukannya aktualisasi untuk merubah sebuah potensi menjadi sebuah prestasi.

Aktualisasi itulah yang disebut syukur. Syukur adalah menggunakan sumber daya (potensi) yang sudah kita miliki atau yang sudah ada untuk mencapai prestasi dengan cara-cara yang tidak melanggar. Kalau melihat definisi kecerdasan milik Howard Gardner, syukur termasuk tanda-tanda kecerdasan. Kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memproduksi solusi yang tidak melanggar nilai-nilai kebenaran.

Maka terdapat sejumlah penjelasan mengenai beberapa potensi yang perlu dijadikan alat untuk meraih prestasi, hal-hal tersebut diantaranya:

Global Warming alias Pemanasan Global

Mengungkap secara detail mengenai permasalahan pemanasan global dan menemukan solusi pemecahan memang tidak semudah membicarakannya.

Isu global warming telah menjadi satu bagian yang erat dan tidak terpisahkan pada kehidupan masyarakat modern zaman sekarang, karena telah mengancam keseimbangan seluruh ekosistem yang berada di bumi, bahkan kelanjutan masa usia di bumi. Naiknya permukaan air laut (sea level rising ), dan tidak terkendalinya gas emisi karbon dioksida di dunia sebagai contohnya.

Salah satu dampak dari pemanasan global yang berkepanjangan ini menjadi ancaman tersendiri bagi umat manusia di dunia karena berpotensi menenggelamkan daratan. Kondisi atmosfer yang bolong menyebabkan radiasi sinar ultraviolet diterima secara langsung 100% oleh permukaan bumi sehingga terjadi pemanasan yang menyebabkan suhu meningkat tajam dan melelehkan kutub utara. Gawat bgt ya?

Syukur Nikmat dalam Sebuah Konsep

Berjejalnya berbagai pikiran didalam otak terkadang menuntun kita kearah yang tidak seharusnya. Disaat pikiran dipenuhi beragam permasalahan khususnya, mungkin diantara kita pernah mengalami tidak mengingat nikmat apa yang kita dapatkan. Biasanya sikap yang kerap kali melupakan akan nikmat berasal dari kondisi perbedaan yang dominan atau kontras antara satu dengan yang lainnya, misalnya melihat orang lain sukses sedangkan kita sebaliknya atau malah kita berada dalam kondisi keterpurukan, orang lain pintar menguasai materi pelajaran di sekolah sementara kita sebaliknya, hal tersebut yang kadang menghilangkan nikmat yang diterima seolah-olah tidak ada.

Perlunya syukur nikmat! Jika saja kita menyadarinya dengan sangat bijak, mungkin kita bisa mengakuinya kembali bahwasannya masih ada nikmat-nikmat yang lainnya pada diri kita meski itu berbeda sifat dan bentuknya dengan nikmat yang diterima orang lain. Seperti halnya, Imam Al Ghazali memberi pengertian yang sederhana mengenai nikmat, yakni sesuatu yang membuat hidup kita enak. Nah, pastilah diantara kita semua tahu dan penah merasakan sesuatu yang enak tersebut, itulah sebuah nikmat.