Category Archives: Refleksi

Harta dan Keangkuhan

Tertulis dalam “Sang Nabi” karya Kahlil Gibran, “Manusia-manusia yang tidak pernah miskin, sedikit kaitannya dengan tingkatan material atau spiritual seseorang, melainkan lebih pada seberapa baik dan seberapa bisa ia menikmati dan mensyukuri hidupnya. Begitu kemampuan menikmati dan mensyukuri terakhir melekat dalam kehidupan seseorang, maka masuklah ia dalam kelompok manusia yang tidak akan pernah miskin.”

Kalau menyimak paragraf diatas mungkin sedikit menghibur, dimana kekayaan tidak melulu dipandang dari segi materi melainkan dari kemampuan menikmati dan mensyukurinya. Tetapi sangat mendasar sekali, bukan karena tidak dapat mensyukuri nikmat yang telah diberikan Tuhan, pada kenyataannya sangatlah terdapat kesenjangan sosial yang cukup tinggi, yang mana “si miskin materi” kerap kali kesulitan untuk menyeimbangkan diri dengan “si kaya harta.”

Emosi Diri

Emosi DiriSebuah emosi adalah suatu reaksi terhadap satu situasi. Situasi yang bisa membuat perasaan emosiaonal muncul tentunya sangat beragam. Rasa emosional yang dihasilkannya pun begitu, bisa dalam bentuk kemarahan, kesedihan, tangisan (menangis), kegembiraan (tersenyum, tertawa),  dan lain sebagainya.

Emosi diri!

Emosi Diri, SukaEmosi Diri, SenangEmosi Diri, Marah

Pada dasarnya perasaan dan emosi kita tidak ditentukan oleh orang lain, kita sendiri yang menentukannya. Jadi sejauh mana kita mengendalikan perasaan itulah yang dapat menjadi penyebab terlihatnya kehadiran rasa emosional kita.

Do The Right Things

Setiap insan sudah dipastikan ingin sempurna, baik itu dalam prilaku, pekerjaan dan lain-lainnya. Dengan kata lain kita semua ingin mendapatkan kesempurnaan segala bidang kehidupan. Namun, satu hal yang perlu diingat, kita semua tentunya punya keterbatasan. Keterbatasan inilah yang patut kita sadari.

Sebagai makhluk Tuhan dan sekaligus wakil Tuhan, pada dasarnya manusia diberi wewenang untuk mengelola bumi dan segala isinya, termasuk diri sendiri. Untuk itu kita perlu bekerjasama satu sama lain untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.

Pada sisi lain setiap manusia punya cara pandang dan komunikasi yang berbeda. Oleh karena itu perlu ada yang menyatukan agar semua bisa bersinergi. Inilah hakikatnya seorang pemimpin kenapa dibutuhkan. Walau begitu, sebenarnya setiap orang dalam tingkatan apa pun adalah pemimpin dan setiap kita akan ditanya apa yang kita pimpin.

Antara Pria dan Wanita

“Aku mau mendampingi dirimu, aku mau menerima kekuranganmu…”

Sepenggal syair dari sebuah lagu yang dinyanyikan Once menandakan bahwasannya kita semua itu beberda, antara satu dan lainnya, dan tentunya antara laki-laki dan perempuan.

Perbedaan anatara laki-laki dan perempuan dari segi fisik sangat jelas. Namun ada beberapa hal diluar itu yang terkadang tidak dapat dibedakan, misalnya segi kemampuan untuk mencari nafkah atau bekerja bagi para perempuan dewasa, sudah banyak wanita-wanita yang bekerja bahkan sampai jadi pimpinan disebuah perusahaan besar.

Perbedaan antara pria dan Wanita menurut Michael Gurian, seorang psikolog yang menulis buku “What Could He Be Thinking” diyakini bahwa sekurang-kurangnya ada 100 perbedaan pada otak pria dan wanita. Tak hanya itu, banyak ahli juga menemukan adanya hubungan antara perbedaan perilaku pria dan wanita dengan hormon yang dimiliki keduanya.

Mengasah Kepekaan Intuisi

Mengasah Kepekaan Intuisi

Sungguh merupakan hal yang menarik perhatian, dikala membutuhkan faktor-faktor pendukung dalam mengambil langkah hidup ini, sebuah intuisi. Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya mengenai pengenalan sebuah intuisi, dengan tujuan mencoba mencari tahu sejauh mana intuisi itu keberadaanya dalam diri. Seiring dengan banyaknya pilihan hidup apa benar kehadiran sebuah intuisi itu diperlukan?

Jika mengingat intuisi sebagai “sahabat” yang mengetahui arah terbaik yang seharusnya kita ambil, maka secara tidak langsung harus membuka diri untuk mendengarkan intuisi itu. Sehingga benar-benar sebuah intuisi itu dapat merupakan alat yang ampuh yang memberi arah dalam menempuh kehidupan. Lalu bagaimana bisa mempercayai bahwa jawaban yang tersirat dibenak kita saat melakukan meditasi itu memang benar-benar intuisi yang patut kita turuti?