Tag Archives: Makna

Melacak Makna Sebuah Kemerdekaan

Makna Sebuah KemerdekaanUntuk kesekian kalinya saya berujar bahwa bulan Agustus adalah bulan yang sangat bersejarah bagi saya pribadi. Diluar semua itu, hal tersebut pun terkait dengan peradaban sejarah bangsa kita, bangsa Indonesia. Dimana, setiap tanggal 17 Agustus, berbagai acara untuk memeriahkan hari ulang tahun kemerdekaan bangsa tercipta. Banyak cara untuk memeriahkan ulang tahun kemerdekaan bangsa kita tersebut. Diantaranya terdapat kesibukan-kesibukan berbagai kalangan yang merayakannya dengan mengadakan berbagai perlombaan dan hiburan.

Seandainya saja terdapat diantara sebagian kalangan yang bisa dikatakan salah kaprah atau kurang tepat dalam mencari atau menafsirkan makna kemerdekaan, tentu hal tersebut tidak bisa disalahkan begitu saja. Karena hal yang lebih penting adalah memanfaatkan semaksimal mungkin perayaan kemerdekaan itu sendiri. Dan memang banyak cara yang bisa dilakukan untuk lebih mendukung perayaan kemerdekaan. Selebihnya, yang terpenting hanyalah bagaimana meneruskan perjuangan kemerdekaan itu sendiri secara general, termasuk didalamnya menuju kebebasan finansial, memperkecil jumlah pengangguran dengan memperluas lapangan dan kesempatan kerja, dan lain-sebagainya. Lantas, apakah hal tersebut sudah mencerminkan kesadaran orang-orang Indonesia untuk dapat mempertahankan kemerdekaan ini? Atau mungkin masih tersirat pertanyaan, sudahkah kita merdeka?

Mengenang dan Memaknai Hari Pramuka

Hari PramukaHari ini tanggal 14 Agustus 2009, diperingati sebagai Hari Pramuka ke 48. Dalam keheningan suasana pagi, tiba-tiba tersenyum kecil mengingat beberapa tahun silam semasa sekolah mengikuti kegiatan pramuka. Hari pramuka biasanya diperingati di berbagai daerah dengan upacara bendera. Upacara tersebut biasanya didahului dengan berbagai acara yang menarik salah-satunya jambore (“kemah” istilah bahasa sundanya) dalam kurun waktu beberapa hari. Kiara Payung atau Cibubur mungkin dua tempat berkemah di kawasan Jawa Barat itulah yang masih melekat dalam ingatan.

Mengacu pada pelajaran yang diberikan oleh Bapak Pandu se dunia Lord Baden Powell, kegiatan itu diarahkan pada kemah dengan segala acaranya di lapangan terbuka di pedesaan, atau tempat-tempat yang “anak kota” biasanya sehari-hari sudah tidak lagi mengalaminya. Bagi Lord Baden Powell, ajakan berkemah itu dilakukan karena pada jamannya terjadi revolusi industri maha dahsyat yang menarik anak muda untuk belajar giat sebagai bekal terjun dalam bidang industri dan manufacturing yang sangat marak. Tujuannya adalah menguasai tehnik-tehnik “survival” di alam terbuka yang tidak jauh dari kampung atau desa sekitarnya.

Belajar Memaknai Sisa

Belajar Memaknai SisaPerjalanan ini telah dimulai, semua yang ada hanyalah sisa. Sebuah makna kata “sisa” terkadang tidak enak didengar, tidak hanya itu saja, tidak sedikit dari kita terkadang mengasumsikan dengan sesuatu yang bernilai negatif atau tidak berguna. Sisa makanan, sisa kotoran dan sisa-sisa lainnya misalnya. Padahal dari sisa tersebut seharusnya kita mengakui mengandung makna yang sangat berarti buat sisa lainnya yakni waktu.

Dari sisa makanan misalnya, memberikan kita sebuah pemikiran harus adanya akan suatu ukuran untuk mengkonsumsi makanan tersebut dikemudian hari. Coba bayangkan diluar sana masih banyak yang membutuhkannya ketimbang dibuang, mungkin bisa menyisihkan kelebihan anggarannya untuk mereka yg membutuhkan. Sementara sisa kotoran atau noda memberikan sebuah pemikiran kepada kita untuk menghindari mendekatkan diri dengan kotoran tersebut kedepannya jika memang tidak menginginkan noda tersebut menempel selamanya, secara tidak langsung menyuruh kita lebih waspada. Benar-benar perlu belajar memaknai sisa “kata sisa”.

Memaknai Sebuah Kemerdekaan

Memaknai Sebuah KemerdekaanKebanggan dari setiap penduduk suatu bangsa akan terasa dikala dapat mempersembahkan sesuatu untuk bangsanya. Berkenaan dengan kemerdekaan, kita beruntung tidak perlu berjuang untuk merebut kemerdekaan tersebut, kita hanya bertugas mempertahankannya. Karena perjuangan saat ini hanyalah terfokus pada bagaimana meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran secara berkeadilan. Fakta tujuan tersebut nyata dan relevan terhadap kesejahteraan yang ada, yakni untuk bisa dilakukan memerangi kemiskinan dan pengangguran. Bagaimanapun, alasan karena kemiskinan, pengangguran dan proses pencapaian kesejahteraan atau kemakmuran yang berkeadilan adalah mata rantai yang tidak bisa dipisahkan.

Oleh karena itu, tidak ada alasan lagi untuk mengabaikan perjuangan ini. Perlunya memaknai sebuah kemerdekaan. Sebab esensinya adalah untuk meningkatkan derajat hidup dan kehidupan rakyatnya, yang juga harus didukung oleh perjuangan untuk bisa menciptakan kondisi stabilitas dalam semua aspek. Fakta menunjukan bahwa jaminan stabilitas akan memberikan kepastian untuk terus berkarya. Oleh karena itu perlu diakui bahwa identifikasi tentang makna merdeka selalu terkait dengan proses pembangunan.

Memaknai Kesederhanaan Hidup

Bicara soal kesederhanaan hidup memang tidak semua orang mampu melakukannya, disisi lain mungkin terdapat banyak orang yang memiliki itikad yang kuat untuk itu, namun belum mempunyai kesempatan atas segala sesuatu yang menjadi faktor pendukungnya. Itu mah saya atuh euy heu…

Mengapa dikatakan belum mempunyai kesempatan? Jawabannya sangat sederhana sekali yakni belum dapat menyetarakan hidup yang layak dengan semestinya. Karena yang dialami, hidup dalam keterbatasan yang benar2 tidak enak dan sangat jarang pula orang yang dapat menikmatinya.

Ingin menjadi seorang yang dapat hidup dalam kesederhanaan, itikad dan kebiasaan hidup seperti itulah yang harus dijunjung tinggi, tetapi tentunya tidak meninggalkan usaha untuk meningkatkan kehidupan yang layak pula. Karena adanya perubahan zaman yang terus tanpa henti sangat memungkinkan akan mengalami perubahan dalam kehidupan nyata, sudah dipastikan akan mengalami hal-hal yang baru dimana akan termasuk didalamnya hal-hal yang mungkin tidak diinginkan. Jika hal yang tidak diinginkan tersebut terjadi, apa jadinya? Tentu sangatlah berat, karena solusinya belum tentu akan didapatkan dengan mudah. Intinya, sederhanalah dalam hidup dengan memperhatikan kemungkinan hal-hal yang akan terjadi di sisa waktu yang masih dihadapi.