Pelopor Realisasi Jebolan AFI : T2, Tiwi & Tika

Dari AFI 1, AFI 2, AFI 3, 2005 dan 2006 tidak terlihat perubahan yang cukup berarti, dari serangkaian acara AFI tersebut yang merupakan hasil didikan dari para seniornya hampir tidak ada yang muncul sebagai penyanyi yang memiliki album sendiri saat ini. Lain hal nya dengan reality show yang lain yang sejenis, dari beberapa pesertanya dapat terlihat walaupun hanya beberapa saja yang muncul. Dan, karena merupakan kategori kontes bernyanyi maka yang munculpun tentunya mereka dapat mengeluarkan album sendiri (group) sebagai pembuktian bahwa mereka memang layak terjun ke dunia yang dituju.

Dari AFI 1, adanya rasa iba yang cukup tinggi terjadi, sehingga masyarakatpun terbius omongan-omongan yang kurang bertanggung-jawab mesti mereka itu sebagai juri sekalipun, sehingga jelas-jelas kurang membidik mana yang benar-benar tepat dan layak menjadi sang pemenang sehingga nantinya benar-benar bisa berumur panjang menjalani kiprahnya di dunia musik.

Dari acara yang pernah saya perhatikan, mungkin hanya AFI 2 dan 2005 saja yang sedikit memuaskan jika melihat kualitas peserta. Tetapi lagi-lagi terjadi hal-hal yang kurang pantas terjadi di AFI 2005, diantaranya :

  • Tahun 2005, AFI menyuguhkan konsep baru dengan tajuk AFI 2005. Disini saya melihat adanya sedikit penyegaran. Selain jumlah kota audisi yang bertambah, hadirnya Najib Ali menemani Adi Nugroho sebagai presenter, presenter yang berasal dari Singapura ini bisa memberikan keceriaan dengan gaya dan guyonannya yang khas, serta diadakannya konser awal yang diberi nama konser HIP dan konser HOP untuk memilih 12 akademia yang akan berlaga di konser AFI 2005. Namun disisi lain kualitas kelompok HIP dan HOP sangatlah tidak seimbang, yang layak masuk 12 besar dari HIP mungkin hanya ditunjukan Tika, Rizwar dan Luri. Lain halnya dengan HOP hampir semua peserta bagus, Fauzi-Banjarmasin, Tiwi-Bandung, Iwan-Surabaya, Anjar-Yogyakarta, Indri-Makassar, Bojes-Jakarta, Ade-Manado, Nonie-Medan, mereka layak masuk 12 besar. Namun apa yang terjadi, Iwan yang di jagokan masuk 3 besar tersingkir karena kondisi harus enam HIP dan 6 HOP (6 perempuan dan 6 laki-laki).
  • Yang kedua, saat konser 6 besar (Ade, Indri, Bojes, Anjar, Luri dan Tiwi), Tiwi keluar yang secara otomatis tidak masuk lima besar padahal perolehan sms seringkali berada diatas, justru Luri yang dari awal konser Hip Hop pun sangat susah mendapat dukungan. Wallahualam benar atau tidaknya hal itu terjadi, namun yang dipertontonkan kelemahan dari konser 2005 ini adalah saat mencari juara favorit dari konser E-Club. Kontras sekali disini, dimana peserta yang tereleminasi pertama ditampilkan terakhir padahal jelas-jelas yang lainnyanya pun berurutan (tepatnya dari yang dieliminasi ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, ke-7, dan ke-1), hal ini sangat memperlihatkan kelemahan dan kekurang-tanggungjawaban dari acara ini, yang sebenarnya di AFI sebelumnya pun tidak terjadi. Waktu itu, Tiwi pun sudah merespon dengan agak malesnya tampil dan cenderung kecewa karena bagaimanapun yang tampil terakhir seharusnya dia. Dalam hal ini perlu dicermati, untuk yang tampil terakhir akan adanya kemungkinan mendapat sms yang cukup banyak, karena adanya memperlihatkan sms sementara. Jelas hasilnya dengan pengaruh orang-orang yang merasa berkuasa mempengaruhi masyarakat, mengegung-agungkan oarang yang ga tepat hasilnya pun jelas tidak tepat.

Membahas acara yang telah berlalu mungkin kurang tepat, tetapi jika ada lagi acara seperti ini belajarlah dari yang lalu-lalu sehingga akan lebih tepat sasaran. Untuk saat ini kita bisa melihat kelanjutannya.

Lepas dari televisi yang melambungkan namanya itu, Tika dan Tiwi kemudian bergabung menjadi duo T2. Dan kemudian mereka berdua merilis album yang diberi titel ’OK’. Apa istimewanya?

Dengan musik yang tidak ribet, mereka memilih pop sebagai pijakannya. Pilihan yang standar dan wajar kalau pingin mudah diterima pasar.

Single pertamanya ’OK’ dibuat oleh Dewiq, seorang komposer yang sedang laris manis sebagai pencipta lagu. Karakter suara T2 yang ngepop dan rada manja, tidak terlalu sulit untuk dikenal pasar. Diluar itu ada nama Badai Kerispatih dan Dodhy Kangen Band. T2 juga mengemas dua lagu lawas ’Surat Cinta’ dan ’Tua-Tua Keladi’ ciptaan Oddie Agam dan Teddy Sujaya.

Meski belum tampak fenomenal seperti RATU, tapi hal ini mungkin merupakan pelopor realisasi dari jebolan AFI. Semoga yang pernah dielu-elukan sang juri pun berpikir untuk dapat mengikuti jejak yang ada demi memajukan musik tanah air tercinta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *