Search Results for: bagaimana

Hargai Ilmu Meskipun Tak Datang Dari Sebuah Buku 3

“Dalam lingkungan kerja”

Ujung dari suatu kebiasaan bertanggung jawab di lingkungan hidup sehari-hari ataupun sekolah yaitu berdampak pada saat memasuki dunia kerja. Terdapat beberapa hal yang harus kita pelajari sendiri tanpa ada manual book-nya ataupun menyontek dari teman sebangku seperti halnya waktu ujian sekolah. Learning by doing -lah kira-kira. Memang sih, lebih enak langsung menjalaninya, tetapi sebenarnya persiapan dan pengetahuan atau ilmu dasar bisa kita dapatkan semenjak bersekolah. Bisa jadi, sekarang, saat kita sudah bekerja, kita sudah mempraktikkan banyak hal yang tidak dapat diperoleh dari mata pelajaran, melainkan dari kehidupan sosial atau pengalaman berorganisasi.

Ada ilmu atau keterampilan yang tidak diajarkan secara khusus di sekolah atau kuliah tapi diperlukan saat kita memasuki dunia kerja, seperti: keterampilan beradaptasi dan berinteraksi sosial, tata cara bersikap dan berperilaku, cara berkomunikasi dengan rekan kerja atau atasan, keterampilan bekerja sama, kedewasaan emosi diri dalam bersikap dan bertindak serta dalam menghadapi permasalahan di lingkungan kerja, perencanaan dan pengorganisasian pekerjaan, keterampilan memimpin, dan lain sebagainya.

Merubah Potensi Menjadi Prestasi

Potensi merupakan sebuah nikmat. Dengan potensi yang kita miliki, berarti kita sudah diberikan alat untuk mencapai prestasi yang kita inginkan. Persoalannya, sebuah potensi tidak langsung berubah menjadi nikmat (hasil) dengan sendirinya. Oleh karena itu, diperlukannya aktualisasi untuk merubah sebuah potensi menjadi sebuah prestasi.

Aktualisasi itulah yang disebut syukur. Syukur adalah menggunakan sumber daya (potensi) yang sudah kita miliki atau yang sudah ada untuk mencapai prestasi dengan cara-cara yang tidak melanggar. Kalau melihat definisi kecerdasan milik Howard Gardner, syukur termasuk tanda-tanda kecerdasan. Kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memproduksi solusi yang tidak melanggar nilai-nilai kebenaran.

Maka terdapat sejumlah penjelasan mengenai beberapa potensi yang perlu dijadikan alat untuk meraih prestasi, hal-hal tersebut diantaranya:

Berpikir Mewujudkan Mimpi

Kekuatan pikiran seringkali kita lupakan. Bila kita berpikir bahwa kita telah dikalahkan, maka sebenamya kita telah kalah sebelum berperang, bila kita berpikir kita tidak mampu, maka sungguh kita menjadi lemah. Bila kita ingin menang tapi kita berpikir kita tidak bisa menang, maka kita tidak akan pernah menjadi seorang pemenang.

Pada dasarnya, Tuhan menciptakan manusia lengkap dengan kemampuan untuk berpikir. Dari pikiranlah dunia berkembang, dari peradaban primitif menjadi peradaban super modern. Jadi, segala sesuatu yang manusia ciptakan tiada lain adalah berasal dari kemampuan memberdayakan berbagai pikiran.

Komitmen pribadi untuk melakukan hal yang baik dengan sikap mental yang positif, nicaya akan mempunyai kepercayaan bahwa hal-hal baik akan terjadi seperti halnya punya keyakinan bahwa jika suatu saat muncul masalah, maka akan mempunyai kekuatan dan ketrampilan untuk menangani, mengambil alih dan kemudian menaklukkannya.

Dari Super Mama ke Super Star Show

Mengukur penampilan Public Figure ternyata tidak hanya dapat dilihat dari satu sisi saja, misalnya khusus pada apa yang sedang digeluti atau ditekuninya. Hal ini bisa kita lihat di berbagai Reality show yang saat ini sangat merebak diberbagai satsiun televisi. Salah-satunya Super Star Show.

Super Star ShowSuper Star acara yang di pandu Eko Patrio bersama Ruben Onsu ini merupakan salah satu acara reality show dalam rangka pencarian bakat menyanyi dari bintang-bintang yang telah terjun ke dunia hiburan sebelumnya. Dimana Indosiar mungkin bisa termasuk salah satu stasiun TV yang banyak melahirkan acara reality show, telah menyajikan program baru yaitu ajang pencarian bakat bertajuk Superstar Show. Kelahiran tayangan ini tidak lepas dari sukses yang diraih program sejenis, seperti Mamamia, Star Dut, dan Super Mama Seleb Concert.

Menejelang adanya reality show Mamamia 2, Star Dut 2 dan AFI junior 3, ”Super Star Show” adalah program baru Indosiar yang pada malam tadi memasuki babak grand finalnya.

Bertanyalah, siapa diri kita?

Perbedaan yang selalu ada, bukan berarti melemahkan kita untuk bisa maju bersaing dengan orang lain. Dalam hal ini hanyalah untuk menunjang terhadap diri sendiri pula, dimana diri sendiri tidak akan lupa diri serta dapat mengukur posisi keberadaan diri sendiri, apakah diri kita itu sebagai teman, sebagai saudara atau kerabat, tamukah dan lain sebagainya, tentunya memiliki porsi keberadaan yang berbeda-beda yang pada akhirnya dapat saling memberikan makna dan hikmah dari apa yang ada dari setiap masing-masing yang berinteraksi.

Mengabaikan siapa diri kita yang hakiki, dan mencoba melebur dalam kepribadian orang lain, maka akan menghancurkan karakter asli kita sendiri. Kita menjadi tidak kenal siapa diri kita, apa yang seharusnya menjadi pegangan sehingga mudah diombang-ambingkan arus dari luar.