Four in One – Ramadhan
Dalam hitungan hari saja Insya Allah kita akan menghadapi bulan ramadhan atau bulan puasa. Mudah-mudahan kita semua gembira menyambutnya, segembira ketika kita waktu kecil menghadapi datangnya hari lebaran. Mmm… asyiiikk!
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Puasalah, engkau niscaya sehat! “. Sabda tersebut beliau ucapkan lebih 14 abad silam. Dunia kedokteran kemudian membuktikan bahwa puasa tidak saja secara mental bisa menajamkan fungsi inderawi dan mengendorkan tekanan jiwa serta melatih orang menahan hawa nafsu dari segala angkara murka. Melainkan sekaligus juga secara fisik dapat menurunkan tekanan darah dan kadar lemak.
Dr. Allan Cotto dalam bukunya “Why Fast” mengakui manfaat puasa bagi seseorang. Bahkan rekannya dari Moskow, Dr. Yuri Nikolayev menulis bahwa puasa membuat seseorang tetap awet muda secara fisik dan mental. Tak heran bila seorang dokter di Mesir seperti dikutip Jurnal Kedokteran Bulanan Tabibuka al-Khas (Edisi Cairo) menyalin sebuah penelitian bahwa orang yang berpuasa lebih panjang usianya ketimbang orang yang tak berpuasa. Itu pula yang diingatkan Allah. “ …. Dan melakukan puasa lebih baik bagimu, jika kamu tahu” (QS: 2:184).
Puasa dalam perspektif sosial juga mendidik makhluk Allah memiliki rasa kepedulian kemasyarakatan. Dengan rasa lapar yang ditahannya, orang yang berpuasa dapat merasakan kelaparan dan kehausan yang diderita insan (kaum du’afa) hingga mendorongnya mau meringankan beban orang lain.
Kepedulian sosial orang yang ikhlas berpuasa biasanya terwujud dalam perilaku mereka sehari-hari. Solidaritas kemasyarakatannya tinggi, misalkan untuk berbagi pertolongan dan bantuan, baik berupa verbal (nasihat) maupun finansial (bantaun materi) untuk meringankan beban dhuafa tersebut. Etos itu tentu saja selaras anjuran Al-Qur’an, yakni firman-Nya yang memerintahkan manusia agar senantiasa mendermakan sebagian harta, menahan marah, suka memberi ma’af, dan segera bertobat bila berbuat dosa. Maka jelas dalam puasa orang tak cuma melatih diri berdisiplin jasmaniah, tetapi juga sekaligus disiplin rohaniah.
Walhasil, bulan Ramadhan pada hakikatnya merupakan pesantren periodik bagi kaum beriman untuk mendidik dan melatih diri menuju manusia sehat jasmaniah dan batiniah. Dalam konteks pembangunan bangsa, maka puasa adalah tolok ukur bagi setiap muslim untuk mencapai program manusia Indonesia seutuhnya.
Momentum bulan puasa itu ibarat four in one. Sebab dalam Ramadhan terakumulasi empat Rukun Islam: Syahadat, Shalat, Puasa dan Zakat. Keempatnya saling terkait serta terinteraksi dalam mengkristalisasi kesuksesan yang utuh yakni menjadi manusia takwa.
muhun bah
sebentar lagi ramadhan. mas di link balik dunk. thx
Yang masih menjadi pertanyaan pribadi, kenapa puasa disebut sebagai fast ?
Klo bulan romadhon disebutnya Fasting Month ?
Kenapa juga tidak disebut Romadhon Month saja ?
Marhaban Ya Romadhon.
uiya.. bentar lagi puasa nih. met lebaran ya (loh?) salam kenal
Met puasa ya, lebaranya nanti kalau dah tamat puasanya 😀
yang jadi masalah..
terkadang hanya di bulan ramadhan aja banyak orang berbondong-bondong ke masjid apalagi pas tarawih. tapi begitu ramadhan terlewati… orang-orang seakan lupa.
pada kembali ke diri yang dulu bukannya jadi jauh lebih baik
Seharusnya menjadi tonggak untuk lebih baik dikemudian hari ya 😀
rukun islam ada 5