Mobilitas Ummat Menjelang Laylatul Qadar

Mobilitas Ummat Menjelang Laylatul Qadar

Sungguh tak terasa waktu bergulir begitu cepat, mungkin karena saking betahnya menjalani hidup dengan segala kuasa-Nya meskipun baru saja beberapa hari yang lalu kita diberi peringatan untuk besikap dan bertindak lebih bijak. Kita mesti bersyukur masih tetap diberi kenikmatan yang tiada tara, hal ini tentunya bukan mensyukuri atas bencana yang menimpa saudara-saudara kita melainkan mensyukuri atas kita semua yang diberi keselamatan dan segala nikmat-Nya. Diluar itu semua, bagi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah semoga diberi ketabahan atas apa yang telah menimpanya. Mudah-mudahan kita semua masih diberikan kesehatan pikiran sehingga dapat menempatkan segala sikap sabar atau mengeluh pada posisi yang semestinya.

Jika diperkenankan oleh-Nya, sebentar lagi kita akan menyambut lebaran. Dan sudah menjadi tradisi setiap tahun, bila lebaran datang menjelang, perubahan mobilitas ummat Islam terjadi. Dimana-mana sibuk dengan “urusan dunia”, yakni persiapan lebaran hingga masjid yang pada permulaan puasa penuh sesak jama’ah shalat tarawih, biasanya pada akhir Ramadhan itu mulai terasa mengendor kendatipun Allah telah menjanjikan pahala besar bagi yang memanfaatkan peluang Laylatul Qadar. Yaitu yang biasa ditandai pada sepertiga akhir puasa.

Biasanya tidak sedikit diantara kita (kaum muda) yang kurang memanfaatkannya, hal ini dapat terlihat dengan berkurangnya shaf-shaf shalat tarawih di babak sepuluh terakhir itu dengan berbagai dalih kesibukan; berbelanja atau mempersiapkan acara mudik ke kampung halaman, sehingga di rumah-rumah Allah tersisa kalangan sepuh yang tetap kelihatan aktif bermunajat. Dan tempat ibadah pun menyusut ibarat terjadi seleksi alamiah: hanya mereka yang tekun mendambakan rahmat Allah semata yang tetap kelihatan rajin di masjid untuk i’tikaf.

Keutamaan Laylatul Qadar yang penuh berkah dan lebih baik dari seribu bulan ini merupakan peluang emas bagi setiap hamba Allah yang mengharapnya. Jelaslah malam yang penuh rahmat itu tak bisa dispekulasikan hari H-nya tanpa upaya dan keuletan untuk meraihnya. Kesungguhan dan kesucian pribadi yang ikut “berlaga” pun jadi bagian yang menentukan untuk mendapatkan Laylatul Qadar . Menurut riwayat, Laylatul Qadar akan jatuh pada salah-satu malam ganjil; 21, 23, 25 atau 27.

Sesuai dengan janji-Nya, bahwa nilai ibadah yang dilakukan oleh hamba-Nya pada malam Laylatul Qadar itu berlipat ganda pahalanya seperti ia melaksanakannya selama seribu tahun (QS 97:1-5). Dengan kata lain, orang tak perlu bermimpi untuk mecapai umur sampai 1000 tahun buat mengabdi kepada Allah dan beramal saleh. Tapi cukup mengikuti “perlombaan” dalam bulan suci Ramadhan dan mengisi malam-malamnya dengan shalat malam (tarawih, witr, dan lain-lain). Dan pada malam “final” yang menentukan, mereka kian meningkatkan semangat dan niat untuk bermunajat kepada Rabbul ‘Alamin untuk meraih Piala “Laylatul Qadar” tersebut. Bagaimanapun Laylatul Qadar tidaklah mudah dengan begitu saja diraih seseorang. Nabi sendiri menjadi contoh yang paling ideal untuk diteladani. Beliau, ketika waktu menjelang l/3 akhir Ramadhan dengan optimal melakukan i’tikaf sepanjang malam. Hal itu rutin dilaksanakan sampai beliau wafat, dan kemudian diteladani hal itu oleh para isterinya (HR. Bukhari).

Begitupun dengan sahabat Nabi. Sahabat Nabi yang juga menonjol dalam mengisi bulan Ramadhan adalah Sayidina Umar bin Khattab r.a. perlu diteladani dalam menghidupkan malam-malam Ramadhannya. Syi’ar shalat tarawih bergema di zaman Nabi sampai di masa ia menjabat sebagai khalifah. Malam-malam Ramadhan itu suasana Masjid Nabawy riuh-rendah suara dzikir, shalat dan bacaan al-Qur’an tak henti-hentinya. Sampai-sampai sahabat Umar, yaitu Sayidina Ali bin Abi Thalib r.a. berdecak kagum seraya memujinya: “Semoga Tuhan menerangi kubur Umar!”, katanya.

Dalam hal ini bukan saja kaum adam yang perlu mengetahui, siapapun dengan melihat gambaran diatas tentunya semua mempunyai kehendak yang sama, dapat meraih pahala tersebut. Jadi, sejauh mana renungan tentang puasa kita dapat mengimplementasikannya sehingga benar-benar menunjukan momentum bulan puasa itu ibarat four in one.

25 Responses to Mobilitas Ummat Menjelang Laylatul Qadar

  1. kips says:

    Amin dan terima kasih telah menyempatkan mampir kembali (worship)

  2. lany says:

    semoga kita termasuk umat yang mendapat keutamaan lailatul qadar,,, amiieennn :mrgreen:

  3. genthokelir says:

    Lailatul QOdr memang ke istimewaan mudah mudahan kita menikmatinya

  4. indra kh says:

    Assalamualaikum Wr Wb. Terima kasih sudah mampir, pak. Salam perkenalan dari saya. Ironis memang di saat Ramadhan tinggal tersisa berapa hari lagi, shaf-shaf jamaah di justru semakin maju, dan masjid semakin luas karena berkurang jamaah. Semoga ibadah shaum kita diterima Allah SWT.

    • kips says:

      Waalaikumsalam Wr Wb. Sama-sama, terima kasih telah menyempatkan mampir dan memberi warna tersendiri bagi blog butut ini, salam hangat.

  5. _ta says:

    Ya Allah,,
    semoga bukan cuma beribadah karena ingin dapat lailatul qadar.. Amin. 😀
    yang sabar yah kang..

  6. Andhika says:

    subhanallah..
    fenomena shaf shalat berkurang menjelang akhir ramadhan sudah hal biasa tiap tahun.
    maklum, sinetron2 makin seru pas di akhir2.
    hihihihi

  7. mesjid sepi..BIP, Ciwalk rame…(doh)

  8. dhodie says:

    Kayaknya kemarin saya liat Kang Kips lagi makan-makan di Ampera deh (ninja)

  9. KangBoed says:

    Tertunduk ku dimalam ini
    Terdiam mencoba berucap nada CINTA
    Alunan Zikir alam semesta sayup terdengar
    menyapa mesra diri lemah tiada daya
    kudengungkan dalam qolbu terdalam
    Nyanyian pengagungan dan penyembahan
    Hadirkan diri dalam CINTA membara
    Perlahan tapi pasti getar menyambut
    Bagaikan gelombang membuat diri tergetar
    Hanyut sudah dalam buaian syahdu
    Diri hilang lenyap dalam pangkuanNYA
    Terang benderang padang terawangan..
    hilang.. lenyap.. tiada keberadaan..

    doooooh nikmaaaaatnyaa

  10. KangBoed says:

    Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaank
    I Love U fuuulllllllllllllllllll

  11. Gostav Adam says:

    Hari Raya besar umat Islam yang ditunggu2 kemeriahannya. Namun hakikatnya tidak hanya sekedar ceremoni belaka, namun diharapkan kita menjadi insan yang lebih baik kedepannya

    salam mampir ke blog kami
    Support me in SEO Contest. Thanks for your atention

  12. KangBoed says:

    Kedaling rasa nu pinuh ku bangbaluh hate, urang lubarkeun, ngawengku pinuh ku nyuuh, meungpeung wanci can mustari. Taqabalallahu Minna Wa Minkum
    Wilujeng Idul Fitri 1430 H, sim kuring neda dihapunten samudaya kalepatan.
    Kuring neda dihapunten kana samudaya kalepatan, boh bilih aya cariosan anu matak ngarahetkeun kana manah, da sadayana oge mung saukur heureuy, manusa mah teu tiasa lumpat tina kalepatan jeung kakhilafan

  13. KangBoed says:

    Terselip khilaf dalam candaku,
    Tergores luka dalam tawaku,
    Terbelit pilu dalam tingkahku,
    Tersinggung rasa dalam bicaraku.
    Hari kemenangan telah tiba,
    Semoga diampuni salah dan dosa.
    Mari bersama bersihkan diri,
    sucikan hati di hari Fitri.
    Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
    Taqobalallahu minnaa wa minkum
    Shiyamanaa wa shiyamakum
    Minal ‘aidin wal faizin
    Mohon maaf lahir dan batin
    Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaank
    I Love U fuuulllllllllllllllllll

  14. yani says:

    Selamat Idul Fitri 1430 H, maaf lahir batin ya… mudah2an kita dipertemukan dgn Ramadhan berikutnya, amiin.
    View card from C.E.R.I.T.A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *