Tag Archives: Shalat

Dhuha

Disela-sela kesenggangan waktu yang ada, ternyata mengasyikan juga mendengarkan lantunan-lantunan syair religi. Setiap menjelang ramadhan tiba, biasanya beberapa penembang tanah air mengeluarkan single atau album yang bertemakan religi, sebut saja Novia Kolopaking, Rita Effendi, GIGI, dan banyak lagi yang lainya. Selain itu, rasanya tidak bisa dipungkiri keberadaan melegendanya syair-syair yang pernah dilantunkan Bimbo dan juga begitu kuatnya pesan yang terkandung dalam syair Tombo Ati dari Opick. Nah, kali ini hadir “Dhuha”  dalam syair yang tertata apik dan merdu dari lantunan Alul.

Kata do’a, tunduk, sujud dan bersila serta rizki dan rahmat, menjadi sumber inspiratif terhadap hadirnya beberapa bait postingan ini. Dalam suasana berlomba-lomba memperbanyak amalan yang sebenarnya tidak hanya berlaku saat ini belaka “bulan ramadhan” melainkan berlaku di setiap waktu dimana kita masih diizinkan bernafas, salah satu amalan tersebut adalah shalat (termasuk didalamnya ibadah shalat sunnah dhuha). Dengan melakukan shalat tersebut senantiasa dari kita semua berharap ridho-Nya dan juga berharap tidak terlepas dari makna yang tersirat dalam postingan sebelumnya. Selain itu dapat menjadi salah satu upaya dalam membuka pintu rizki.

Antara Shalat dan Otak Manusia

Antara Shalat dan Otak Manusia

Banyak cara menuju sehat, selain berolah-raga dan menjaga pola makan yang baik ternyata salah satu dari ibadah kita dapat membuat bagian dari tubuh kita sehat pula, Allahu Akbar. Shalat itu membuat otak kita sehat! Sebagai seorang muslim tentu tidak asing lagi dengan kata shalat meskipun pada kenyataanya masih terselip kata bolong pada praktiknya karena sesuatu hal. Khusus di bulan ramadhan ini tentunya menjadi kesempatan kita memperbanyak ibadah termasuk didalamnya ibadah shalat, baik itu yang bersifat wajib atau pun sunnah. Sebagai muslim pula, selayaknya mengingat akan hal tersebut. “Barangsiapa menghadap Allah (meninggal dunia), sedangkan ia biasa melalaikan shalatnya, maka Allah tidak mempedulikan sedikit-pun perbuatan baiknya (yang telah ia kerjakan tsb)” Hadist Riwayat Tabrani.

Sejenak terlintas dalam benak ini, dalam suasana hening menjelang sahur kali ini teringat sedikit suasana sebelumnya setelah menjalankan ibadah shalat shubuh, betapa nikmatnya merasakan suasana tersebut. Menikmati secangkir kopi hangat meski hanya ditemani goreng pisang atau comro, mempersiapkan segala hal/urusan yang akan dihadapi disiang hari dengan hati yang nyaman, walhasil semangat pun ditunjang dengan pola pikir secara sadar. Namun, ketika sebaliknya yang terjadi, ketika tertidur pulas akibat “ngalong” yang telah menjadi tabiat melewatkan kesempatan tersebut, jangankan dapat menikmati secangkir kopi tersebut dengan tenang, segala perencanaan untuk siang hari pun terkadang amburadul akibat terburu-buru.

Mobilitas Ummat Menjelang Laylatul Qadar

Mobilitas Ummat Menjelang Laylatul Qadar

Sungguh tak terasa waktu bergulir begitu cepat, mungkin karena saking betahnya menjalani hidup dengan segala kuasa-Nya meskipun baru saja beberapa hari yang lalu kita diberi peringatan untuk besikap dan bertindak lebih bijak. Kita mesti bersyukur masih tetap diberi kenikmatan yang tiada tara, hal ini tentunya bukan mensyukuri atas bencana yang menimpa saudara-saudara kita melainkan mensyukuri atas kita semua yang diberi keselamatan dan segala nikmat-Nya. Diluar itu semua, bagi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah semoga diberi ketabahan atas apa yang telah menimpanya. Mudah-mudahan kita semua masih diberikan kesehatan pikiran sehingga dapat menempatkan segala sikap sabar atau mengeluh pada posisi yang semestinya.

Jika diperkenankan oleh-Nya, sebentar lagi kita akan menyambut lebaran. Dan sudah menjadi tradisi setiap tahun, bila lebaran datang menjelang, perubahan mobilitas ummat Islam terjadi. Dimana-mana sibuk dengan “urusan dunia”, yakni persiapan lebaran hingga masjid yang pada permulaan puasa penuh sesak jama’ah shalat tarawih, biasanya pada akhir Ramadhan itu mulai terasa mengendor kendatipun Allah telah menjanjikan pahala besar bagi yang memanfaatkan peluang Laylatul Qadar. Yaitu yang biasa ditandai pada sepertiga akhir puasa.