Category Archives: Religion
Mobilitas Ummat Menjelang Laylatul Qadar
Sungguh tak terasa waktu bergulir begitu cepat, mungkin karena saking betahnya menjalani hidup dengan segala kuasa-Nya meskipun baru saja beberapa hari yang lalu kita diberi peringatan untuk besikap dan bertindak lebih bijak. Kita mesti bersyukur masih tetap diberi kenikmatan yang tiada tara, hal ini tentunya bukan mensyukuri atas bencana yang menimpa saudara-saudara kita melainkan mensyukuri atas kita semua yang diberi keselamatan dan segala nikmat-Nya. Diluar itu semua, bagi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah semoga diberi ketabahan atas apa yang telah menimpanya. Mudah-mudahan kita semua masih diberikan kesehatan pikiran sehingga dapat menempatkan segala sikap sabar atau mengeluh pada posisi yang semestinya.
Jika diperkenankan oleh-Nya, sebentar lagi kita akan menyambut lebaran. Dan sudah menjadi tradisi setiap tahun, bila lebaran datang menjelang, perubahan mobilitas ummat Islam terjadi. Dimana-mana sibuk dengan “urusan dunia”, yakni persiapan lebaran hingga masjid yang pada permulaan puasa penuh sesak jama’ah shalat tarawih, biasanya pada akhir Ramadhan itu mulai terasa mengendor kendatipun Allah telah menjanjikan pahala besar bagi yang memanfaatkan peluang Laylatul Qadar. Yaitu yang biasa ditandai pada sepertiga akhir puasa.
Renungan Tentang Puasa
Bila Ramadhan dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing berjumlah 10 hari berarti sekarang kita berada dalam bagian ketiga puasa kita. Ditahap awal Ramadhan, mungkin kita memasang target ibadah kita dalam 10 hari tsb, selanjutnya dimuhasabah untuk kemudian diperbaiki dan ditingkatkan di babak kedua dan ketiga. Mudah-mudahan kita semua bisa meningkatkan bagian demi bagian sampai pada tingkat yang maksimal, serta diawal Syawal dapat melakukan recovery-nya. Semoga hasil yang diharapkan setelah itu adalah tercapainya kestabilan dan keseimbangan hidup yang dapat teraih sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan pasca Ramadhan.
Kembali merenungkan masalah sejauh mana kita berpuasa, biasanya hal ini tersirat pada saat kita benar-benar nengingat Sang Pencipta. Jika puasa ditinjau dari kelanggengan hidup ijtima’i (sosial), sudah jelas terdapat suatu realita yang tidak bisa dibantah, kita tak dapat hidup sendirian di dunia ini, keberadaan kita pasti memerlukan bantuan orang lain, dan hajat akan bantuan orang lain ini menyebabkan kita harus membina hubungan atau relasi satu sama lainnya, karena kita ini sengaja diturunkan oleh Allah SWT. ke tengah-tengah umat manusia dengan membawa misi sosial, hanyalah untuk memperbaiki umat manusia. Karena itu Islam banyak memiliki ajaran di bidang sosial kemasyarakatan yang membawa kaum muslimin menjadi makhluk sosial yang baik. Namun untuk tujuan ini tidak semua manusia mampu menerapkan kehidupan sosial sebagaimana yang dikehendaki oleh Islam. Kemudian atas ketidakmampuan itu kadang kala lahir sifat angkuh, sombomg serta sifat egois dan lain sebagainya.
Four in One – Ramadhan
Dalam hitungan hari saja Insya Allah kita akan menghadapi bulan ramadhan atau bulan puasa. Mudah-mudahan kita semua gembira menyambutnya, segembira ketika kita waktu kecil menghadapi datangnya hari lebaran. Mmm… asyiiikk!
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Puasalah, engkau niscaya sehat! “. Sabda tersebut beliau ucapkan lebih 14 abad silam. Dunia kedokteran kemudian membuktikan bahwa puasa tidak saja secara mental bisa menajamkan fungsi inderawi dan mengendorkan tekanan jiwa serta melatih orang menahan hawa nafsu dari segala angkara murka. Melainkan sekaligus juga secara fisik dapat menurunkan tekanan darah dan kadar lemak.
Al-Qur’an, Lantunan dan Angkanya
Seorang non muslim, suatu hari menyaksikan diluar pagar, sebuah pesta rohani MTQ di arena terbuka. Sebelumnya, ia tak percaya lantunan ayat-ayat yang dibawakan para vokalis (Qori’) itu tanpa dibantu instrumen musik. Barulah lelaki itu merasa pasti, setelah ia melihat sendiri, betapa Al-Qur’an itu dilantunkan pembacanya dengan suara merdu. Terasa lebih nikmat ketimbang sebuah lagu, katanya. Mungkin ia belum tahu bahwa Rasul sendiri pernah menganjurkan ummatnya agar “yataqhanna bil Qur’an” (melantunkan dengan tartil dan suara indah, tatkala membaca Al-Qur’an).
Inilah mu’jizat Al-Qur’an. Tidak ada kitab suci agama-agama yang begitu sering banyak disenandungkan seperti Bacaan Mulia ini. Sekaligus, tiada pula kitab suci yang begitu banyak dihafal seperti kitabullah tersebut. Oleh sebab itu jangan heran bila ada pengakuan jujur dari seorang cendekiawan Barat terhadap kitab suci ini. Bak dikatakan oleh Herry Gaylord Dorm, bahwa Al-Qur’an adalah benar-benar firman yang didiktekan Gibrail alias Malaikat Jibril (atas Muhammad SAW), sempurna setiap hurufnya. Ia merupakan suatu mu’jizat yang tetap aktual, hingga kini untuk membuktikan kebenarannya dan kebenaran Nabi Muhammad SAW.