Tiga Macam Iman

Tiga Macam Iman

Berapa jumlah dan apa saja rukun iman itu memang cukup mudah untuk diingat dan dilisankan. Namun satu pertanyaan penting adalah dari mana datangnya iman? Sebab, seperti syair lagu yang dilantunkan salah satu group shalawat yakni “Iman itu tak dapat diwarisi”.

Jika ada yang bertanya rukun iman ada berapa, maka jawabannya adalah enam. Iman kepada Allah Swt. Iman kepada malaikat-malaikat-Nya. Iman kepada Rasul-rasul-Nya. Iman kepada kitab-kitab-Nya. Iman kepada hari akhir. Iman kepada qadla dan qadar Allah. Sementara, jika diminta menyebutkan bagaimana mengimani enam point tersebut, tentu saja harus mempelajarinya dari para guru atau ulama yang berkeyakinan ahlussunnah waljama’ah. Lalu, apa dan bagaimana perihal tiga macam iman itu?

Tiga Macam Iman!

Menurut Syeikh Muhammad Amin Al Kurdy, perintis Tarekat An-Naqsyabandiyah Mesir (w. 1914 M) menyatakan iman dengan ucapan lisan terkait dengan prosedur di dunia, sementara iman dengan hati terkait dengan urusan akhirat.

Terdapat tiga macam iman. Apabila seseorang mengucapkan iman dengan lisan tanpa diyakini dengan hati, maka ia telah beriman menurut kacamata manusia, tapi tidak menurut Allah. Dan ia termasuk penghuni neraka. Sementara apabila meyakini iman dalam hati dan tidak diucapkan dengan lisan, meski tidak ada uzur maka ia tampak mengingkari iman menurut kacamata manusia tapi sejatinya beriman menurut Allah. Dan ia termasuk penghuni surga. Lantas, apabila iman tidak diucapkan dan tidak diyakini dalam hati, maka mengingkari iman menurut kacamata manusia dan juga menurut Allah Swt. Utamanya, bila iman diucapkan dengan lisan dan diyakini dalam hati, maka menjadikannya beriman menurut kacamata manusia dan menurut Allah Swt.

Iman, sebagaimana ungkapan Syeikh Nawawi Al Bantani (1815-1897 M) berangkat dari hidayah Allah Swt. Menurutnya, iman terbagi atas tiga macam iman. Pertama, iman yang bersifat taklid (Taqlidy). Yaitu seseorang yakin akan keesaan Allah dan seterusnya. Karena mengikuti (taqlid) ungkapan atau bimbingan para ulama, tanpa harus dibuktikan. Mudahnya, ia akan mengikuti “apa kata ulama”. Biasanya orang seperti ini adalah orang awam (tidak ahli) dibidang ilmu agama.

Kedua, iman yang bersifat argumentasi atau yang membutuhkan dalil-dalil (Istidlaly). Yaitu mereka tidak hanya iman tapi perlu bukti dalam bentuk tanda-tanda atau argumentasi yang jelas. Misalkan adanya pencipta dapat diketahui dari adanya penciptaan. Atau sebaliknya, dari penciptaan yang ada membuktikan adanya Sang Pencipta. Biasanya iman seperti ini dimiliki oleh orang-orang awam (kurang ahli) dibidang ilmu agama yang menalarkan pikirannya. Biasanya, iman taqlidy dan istidlaly dalam prakteknya masih terpengaruh oleh keadaan dan kemampuan pembuktian dalil. Misalnya, ada orang yang baru mendapatkan kesenangan, imannya langsung naik. Tanda-tandanya terlihat dari sikap bersyukur, dan lain-lain. Atau mungkin pula ada orang yang mendapatkan kesusahan, imannya langsung ngedrop. Karena adanya kesusahan menjadi lupa dan mengatakan Tuhan tidak adil.

Tapi lain halnya dengan iman yang ketiga, iman hakiki. Baik dalam keadaan senang atau pun susah, sebentar atau pun lama, sedikitpun tidak menggoyahkan kadar kualitasnya. Oleh karena itu, bagi orang yang sedang dalam posisi taklidy atau istidlaly selayaknya melirik iman hakiki ini.

Itulah sekelumit tentang tiga macam iman! Wallahu aโ€™lam bishawab.

115 Responses to Tiga Macam Iman

  1. Wong Ganteng says:

    semoga saya termasuk imam hakiki mas kips :D. imam disini dalam artian untuk keluarga juga bisa kan mas ya :D.

  2. Wong Ganteng says:

    wah akhirnya dapat pertamax haha :p

  3. purnama says:

    info yang sangat berguna sekali mas, baru tahu saya kalau iman itu ternyata di bagi menjadi 3 macam,

  4. mangs aduls says:

    kebanyak di kita adalah iman yang awam. sekedar ikut-ikutan saja.

  5. Patah Online says:

    Semoga kita semua memiliki iman hakiki biar selamat dunia akherat, amin ๐Ÿ˜€

  6. semoga saya dan sahabat semuanya termasuk golongan orang yg masuk syurga dengan keimanan dari hati yamas.
    amiin

  7. semakin kesini semakin saya tau kalau admin blog ini salah satu orang beriman.
    salut mas

  8. ani says:

    ulasan yang menarik bisa menambah wawasan agama terutama bagi saya yang masih dangkal pemahaman tentang agama

  9. Achmad Fazri says:

    Semua butuh waktu untuk meningkatkan kualitas iman kita ya pak… Jarang ada orang yang langsung beriman hakiki. harus banyak belajar tentang ilmu agama, sehingga tingkat iman insyaAllah akan bertambah, dari yang beriman taqlidy dan istidlaly, menuju keimanan yang hakiki….

  10. Jadi iman bisa naik dan bisa ngedrop, setiap orang punya tingkatan iman yang berbeda..

  11. Choirul Huda says:

    terima kasih mas atas pencerahannya…

  12. Iman yang hakiki hampir seperti imannya milik para sufi gak kang maksudnya? hehehe ๐Ÿ™‚ Kalo pada umumnya manusia mungkin kebanyakan yang taklidy dan yang istidlaly mungkin kali ya, tapi saya gak tau juga ya, hehehehehehe, wah topiknya menarik Kang.. Siiippppp ๐Ÿ™‚

  13. mudah-mudahan kita termasuk yang memiliki iman hakiki ya mas.. ๐Ÿ™‚

  14. kadang kita itu masuknya islam turunan ya mas jadi kurang tau sama dalil-dalilnya, hanya percaya saja tanpa tahu ilmunya gitu..

    • kips says:

      Iya kang, sama saja kok. Selebihnya upaya masing-masing individu yang bisa mengembangkannya, dan tentu saja tak terlepas dengan faktor pendukungnya seperti lingkungan disekitar dsb.

      • Marnes says:

        Tapi kita harus bersyukur lho meskipun disebut sebagai islam turunan, coba bayangkan jika kita terlahir bukan sebagai islam yang udah pasti sama sekali gak pernah tau tentang islam. Langkah selanjutnya tinggal kitanya nie yang mencari dan menggali sendiri tentang ilmu islam itu sendiri, intinya Iqra (bacalah).

  15. mudah2an kita semua termasuk ke dalam iman hakiki,
    selalu bersyukur dan beriman hanya kepada alloh

  16. seibaru says:

    pak kips itu ternyata pak ustad ya.

  17. seibaru says:

    mudahan kita bisa meningkatkan kadar iman kita dari awam menuju yang hakiki amiin

  18. semoga saya termasuk orang dengan iman hakiki ๐Ÿ™‚

  19. pencerahan yang bermanfaat, semoga menjadi orang yang benar dalm keimanan

  20. Dewan says:

    pencerahan buat kita semua ya gab

  21. bahru says:

    ini bagus buat yang lagi belajar agama

  22. zaky says:

    kalau iman seseorang bisa di lihat dari apa nya gan!

    • kips says:

      Secara pribadi berasumsi dari cara berprilaku gan, selebihnya banyak mengkaji diri sendiri hingga Tuhan dan diri sendirilah yang tahu seberapa kadar iman yang ada. Kalau pun ingin bertanya dan menyelaminya harus belajar sama yang benar-benar fasih seperti yang telah tertulis diatas ๐Ÿ˜€

  23. Ida Farida says:

    Pembelajaran buat kita semua agar bisa meningkatkan iman kita kepada Allah swt. Semoga bisa ..Amin

  24. Aul Howler says:

    termasuk yang mana kah kita?

    hmmmm…

    • kips says:

      Yang jelas upaya mengokohkan kadar keimanan aja, perihal termasuk yang mana, mungkin hati nurani masing-masing yang lebih mengenalnya :mrgreen:

  25. awen says:

    ya mungkin untuk memantapkan iman perlu mengetahui juga rukun islam ya kang?
    karena sebelum jauh melangkah ke tahap mendirikan shalat dan kewajiban yang lainnya yang pertama itu syahadat (2 kalimat pernyataan yang diucapkan oleh lisan dan ditegaskan oleh hati) suda jelas untuk masuk islam juga harus yakin.

  26. Aku termasuk yang kedua, naik turun dan sering turunnya. Aku pengagum syek Bantani dan aku punya dua bukunya. Hebat dan sungguh luar biasa beliau ini.

  27. mas gimana yah kalo kita ingin memiliki iman hakiki?

  28. Albarnation says:

    wah saya masih naik turun kang
    belum seperti yang ketiga itu

  29. Albarnation says:

    datang lagi silaturrahmi

  30. harapan saya, ketika ajal saya nantiu selamat iman,.:) thank mas KB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *