Tag Archives: Idul Fitri
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H
Sebuah pengharapan! Dari penglihatan terbersit asa, dari pendengaran terwujud keinginan dan dari pembicaraan tersampaikan kehendak, tiada lain sebuah pengharapan. Berharap ma’af atas segala khilaf yang telah diperbuat. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H.
Lebaran! Live is go on, Everything reborn But All of the sin & Regret still inside me, And I don’t wanna say Nothing but “Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Shiyamana Wa Shiyamakum”. Minal ‘Aidin wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H
Saat gema takbir berkumandang, jari-jari tangan ini baru sempat mengemban titah hatiuntuk mengganti ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri. Dengan segala kerendahannya memohon keikhlasan semua kerabat memaafkan segala klilaf dan salah yang telah diperbuat, baik itu disengaja maupun tidak, baik itu kecil atau pun besar. Semoga menjadi tonggak diri ini menjadi lebih baik jika seandainya saja masih diberi kesempatan oleh-Nya bernafas dan melangkah lebih jauh untuk menyambut lebaran diwaktu mendatang. Dan semoga di hari fitri ini jalinan silaturahmi dapat terus ditingkatkan tanpa lupa mensyukuri kemenangan ini dan senantiasa berharap hati kembali bersih.
Taqobalallahu minna wa minkum, Syiamana wa syiamakum, Minal aidin wal faidzin.
Mohon maaf lahir dan bathin.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H.
Kali Ini
“Waqoola robbukumud ‘uunii astajib lakum”
Dan Tuhanmu berfirman: Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan do’amu (QS. Almu’minun: 60).
“Wa idzaa sa-alaka ‘ibaadii ‘annii fainniii qoribun ujiibu da’watad-daa’i idzaa da’aani”
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka (jawablah), Aku akan dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang memohon, apabila ia berdo’a kepada-Ku (QS. Albaqarah: 186).
Dua kalimat syarat makna diatas mengetuk hati ini, perkenankanlah hamba diberikan kesempatan untuk masuk kedalam golongan orang-orang yang senantiasa memohon kepada-Mu.
Menyambut Lebaran
Kegembiraan, ketenangan batin, perasaan qanaah (merasa cukup) adalah buah dari ibadah yang berkualitas. Di antara kegembiraan yang akan diperoleh adalah bertemu dan berkumpul keluarga dan sahabat karib di kampung halaman.
Puasa telah kita jalani. Saat ini memasuki babak akhir. Ibarat orang mengikuti sebuah permainan, ini adalah babak yang menentukan. Rasulullah SAW pada sepertiga akhir ini, menghabiskan banyak waktu dengan memperbanyak ibadah dan beriktikaf di masjid. Tetapi mungkin sebagian besar dari kita malah memikirkan bagaimana cara menyambut lebaran dengan mempersiapkan pakaian, perabotan rumah tangga, makanan, bahkan kendaraan yang sedikit berbeda dengan hari-hari biasanya.
Hari raya, khususnya lebaran menjadi momen spesial bagi seluruh umat Islam. Tak salah, dalam menyambutnya pun penuh suka cita. Agar momen tersebut berbeda dengan hari-hari lain, maka banyak persiapan yang dilakukan.