Menumbuhkan Profesionalisme

Menumbuhkan ProfesionalismeMelihat munculnya beberapa kasus perjuangan seorang ibu, anak terhadap salah-satu pihak yang berkaitan dengan perlunya profesionalisme selama ini, rasanya ingin menuangkan coretan ini, mudah-mudahan tidak dianggap curahan yang dapat mencemarkan nama baik orang atau pihak lain sehingga memperburuk keadaan yang ada 😀 Kalau ada yang kurang tepat atau salah menuliskan mohon dimaklumi Coretan ini hanyalah sebatas pembelajaran diri pribadi, semoga bagi yang terkena musibah dapat lebih tawakal dan sabar atas kejadian yang menimpanya, dan bagi rekan-rekan lainnya bisa lebih hati-hati dalam bertindak serta berusaha menunjukan sikap profesional yang layak, amin.

Kata “profesionalisme” menjadi sumber inspiratif untuk postingan kali ini. Profesionalisme sangat berkaitan erat dengan ruang lingkup kehidupan profesional seseorang. Apa yang dikerjakan harus benar-benar menunjukkan keahlian dan keterampilannya berdasarkan pada kejuruan atau spesialisasinya. Dengan demikian, profesi apapun berkaitan dengan kemampuan, keahlian yang dimiliki dan keterampilan yang digeluti.

Tiap profesi mempunyai spesifikasi tersendiri, mempunyai keahlian dalam bidangnya yang menunjang usaha untuk menunjukkan perannya. Maka, sikap profesional itu perlu ditumbuhkan dengan mengenal bagaimana cara menjunjung tinggi sikap tanggung-jawab yang ada sehingga mempunyai standar, baik secara teknis maupun sesuai tuntutan peran profesinya. Dapat menguasai permasalahan dalam ruang-lingkupnya, selalu berusaha meningkatkan kemampuan diri dan bersedia memperbaiki apa yang masih kurang. Dalam hal ini, mau belajar terus, tidak berhenti atau menyerah tetapi selalu aktif mengembangkan kemampuan setiap ada kesempatan.

Setiap profesi menuntut interaksi sosial profesional yang perlu dicermati dengan baik. Dalam kehidupan nyata, selain tanggung jawab profesional dituntut pula untuk mengimbangi diri dengan pengetahuan etiket. Bagaimana pun etiket adalah hal yang ada hubungannya dengan hukum atau adat, yang dianggap baik, benar, layak, dan sopan. Dimana, etiket akan membentuk sikap dan mempengaruhi aktivitas dalam hidup bermasyarakat. Dengan menjunjung etiket, akan bersikap arif dan bijak, hormat dan sopan, tahu disiplin dan ketertiban, serta bisa bertanggung jawab dalam membawa diri. Intinya tidak menipu, asal-asalan atau cuek tetapi berusaha memenuhi dan membayar janji.

Dalam kaitannya dengan pekerjaan, bisnis atau usaha, seorang profesional yang cerdas akan menunjang produksi. Karena biasanya seorang profesional yang cerdas tidak “telmi” alias telat mikir. Misalnya, demi mementingkan egoisme sehingga melupakan dampak yang akan muncul dikemudian hari. Selain dituntut untuk memegang janji, baik dalam hal waktu maupun dalam hal kedisiplinan lainnya, seorang profesional perlu menghormati ketentuan jadwal, kehadiran dan penyelesaian tugas, maka dituntut untuk pandai-pandai membuat janji dan menyelesaikan tugas secara baik serta harus tahu membawa diri secara terhormat di mana pun berada.

Disinilah pentingnya profesionalisme seseorang dalam menunaikan tugas dan kewajibannya. Tidak hanya dituntut untuk bertanggung-jawab secara profesional yang sifatnya intern atau pribadi, tetapi juga dituntut untuk bertanggung jawab secara ekstern atau bertanggung jawab atas ruang lingkup tempat berpijak. Wallahu A’lam Bishawab.

6 Responses to Menumbuhkan Profesionalisme

  1. Andhika says:

    hampir 2 tahun bekerja. sayah udah masuk profesional belum yah?? 😛 😆

  2. katakataku says:

    ketika ke-profesionalisme-an seseorang dituntut dalam sebuah interaksi, sebisa mungkin apa yang diberikannya haruslah sesuai dengan hasil daripada yang ia berikan tersebut. menanggapi dari paragraf dan kalimat pertama tulisan di atas, sepertinya sebuah ke-profesional-an dalam diri seserang dan dalam kerangka struktural tidak-lah terlalu ditonjolkan dalam menanggapi kasus yang menimpanya. secara sadar atau pun tidak, -menurut saya- sebaiknya sikap dari instansi tersebut dalam menanggapi kasus yang menimpanya sekarang tidak ada dalam konteks ke-profesionalisme-an karena kalau saya bandingkan dengan sebuah kasus yang menimpa perusahaan DELL dimana seorang konsumennya (seorang profesor dari univ. michigan) memberikan sebuah keluhan tentang pelayanannya via email (kasusnya sama seperti bu prita) dan yang ditanggapi oleh perusahaan dell tersebut dari pernyataan itu adalah sebuah koreksi baginya, malahan setelah adanya keluhan via email tersebut dell merekrut tenaga2 ahli untuk bisa memberikan pelayanan lebih dan atau yang sesuai dengan keluhan yang dilontarkan konsumen. jadi kesimpulannya mungkin kualitas dari ke-profesional-an adalah adanya input dan output yang seimbang serta saling menguntungkan antara keduanya.

    punten kan bilih teu rada nyambung (LOL)

  3. muji says:

    memang profesionalitas itu penting dan bermanfaat bagi kita dan orang lain.

  4. kips says:

    #1. Hanya Andhi dan ruang lingkup dong yang tahu :mrgreen:
    #2. Di, nyambung sih, salah-sahijina nya kitu tea panginten 😆
    #3. Mudah-mudahan kita semua beranggapan seperti itu, amin.

  5. Arie says:

    Setuju sekali!!
    Professionalisme itu sangat penting, terutama dalam bidang bisnis.
    Salam kenal mas, salam sekses…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *