Secangkir Kopi
Dalam kelam malam yang membelenggu,
Kau bukan korban bulan yang membisu,
Karena saat mata masih enggan terpejam,
Setia dan senantiasa terus menggoda,
Meski berteman sepotong lagu samar menyaru,
Tak luluh dirayu waktu yang lambat laun kian menyejuk.
Dalam sejenak raga tak berdaya,
Kerap kali mengajak bercengkrama diteras,
Lantas menyeret waktu yang beku,
Menguak rahasia sederhana dari bibir kita,
Melayangkan kabar sendu tersiar,
Ditemani kerumunan kursi dan daun meja.
Dalam hati yang menyimpan kalut,
Kau senantiasa menyulutkan kusut,
Dalam hening membungkus pening,
Kau berunjuk meski sesekali teracuhkan,
Seakan pasrah upaya merendam amarah,
Pemecah sesal yang dipintal dari kata-kata.
Kau merayu dalam bau yang kuhirup,
Kau menjelma dari asap tipis dibibir ruasmu,
Lalu diam-diam mata kita mulai menyimpan rahasia,
Dari hitam tubuhmu yang menyimpan kehangatan,
Lukisan buihmu bak lingkaran rasa tak tertahankan,
Kian membangkitkan nafsu untuk melumatnya.
Dalam dingin merapat diketat getir,
Kita hanya bisa saling memandang,
Lalu merapihkan bibir masing-masing,
Membiarkan suasana memandang tenang,
Tersipu sebaran harum kesederhanaan,
Harum yang sungguh merindukan.
Aku hadir bukan musafir,
Bukan pula berwujud kikir,
Hanya perut petualang yang tak lapar benar,
Helai roti berselai pun tak pantas berbaur,
Sebab takkan mampu membuat muram jadi lebur,
Hingga enggan tuk menolehnya.
Tentang rahasia, asa dan juga rasa,
Hanyalah percakapan biasa ditubuh waktu,
Meski disembunyikan dipekat malam,
Diseberang sana pasti ada yang mencurinya,
Turut merasakan dan mengendusnya,
Serta merangkul kehangatannya.
Berteman secangkir kopi!
Makasih puisinya, sangat berkesan dan menyentuh lubuk hati yang paling dalam
Hehe.. Apa iya? 🙂
secangkir kopi atau teh biasanya menjadi teman untuk melamun, atau membaca buku dan ngobrol santai. Melalui secangkir minuman hangat bisa saja tercipta sesuatu yang baru, contohnya berbait-bait puisi ini 😀
Iya, bisa jadi teman ngalamun juga 😀
hmmm…mau komen apa ya,,…
nyimak postingan nya aja, btw ini puisi yak??
Cuma postingan asal aja mase, belum sempet mondar-mandir bw lg euy (malu)
menarik …sayangnya aku gak suka kopi…heheheh…:P
Diganti susu boleh juga 😀
artikelnya bagus bagus sob,, senang baca baca di sini. 🙂
Terima kasih telah berkenan mampir ya (worship)
Bagus artikelnya..
Cuma sekedar posting aja 😀
Hebat! Kopi aja bisa jadi puisi.
Saya cuma bisa nyeruputnya aja tiap pagi dan malam saat begadang.
Mantabs..
Salam,
Halah, ini mah iseng aja.
Yang pasti nyeruput kopi pagi hari itu paten nikmatnya (LOL)
ritual wajib tiap pagi ..,
ngiring copas nya kang
Hehe.. sumuhun ritual enjing-enjing 😀