Tag Archives: Satu Kata
Hanya Satu Kata
Seperti biasanya, saat-saat hendak memejamkan mata menyempatkan diri menatap layar monitor sekedar online sambil menunggu rasa kantuk tiba menghampiri. Dan, seperti biasanya pula sebuah televisi yang sudah usang pun turut dinyalakan sekedar mendengar suaranya dalam menemani malam-malam yang seolah terasa sunyi.
Tak terasa berjam-jam telah berlalu, mata ini masih saja memihak pada sebuah layar tepat dihadapan mata. Terdengar ditelinga syair sebuah lagu lawas dari seorang rocker lama. Namun kali ini berbeda dari biasanya, lantangnya suara seorang Hari Mukti berubah menjadi sebuah alunan merdu seorang “neng geulis”, Intan Nuraini.
Sambil mendengarkan lagu itu, pikiran masih terasa tak berarah, tak tahu kenapa dan karena apa gerangan? Mau menulis juga kok malah bingung ya. Mungkin hanya satu kata saja alasannya, “Suntuk” barangkali.