Mencari Tuhan dalam Belenggu Sesat
Pola pikir labil mengakibatkan masyarakat cenderung mudah hanyut pada ajaran-ajaran menyesatkan. Itulah yang menyebabkan aliran-aliran sesat ini dengan mudah mendapatkan pengikut.
Mencari Tuhan!
Misalnya cerita tentang Shinta, sekilas tak ada yang aneh dikeseharian keluarga Wahyu Hidayat. Layaknya keluarga harmonis lain, sepulang kerja sebagai pedagang ayam potong keliling hari-hari Wahyu selalu dihabiskan bersama istri dan keempat buah hatinya. Namun, kebahagiaan keluarga ini sempat terenggut beberapa waktu lalu karena si sulung Shinta mendadak hilang. Hanya melalui pesan pendek (SMS), Shinta menghubungi keluarga. Shinta mengaku perkenalannya dengan seorang perempuan sebaya disebuah toko buku mengawali kisah kelam dalam perjalanan hidupnya. Dia hanyut dalam doktrin kelompok sebuah aliran keagamaan yang menganggap zaman kini tak ubahnya zaman jahiliyah. Meski bertolak belakang dengan akal sehat, Shinta tak kuasa menolak dogma pengikut kelompok ini. Selain diwajibkan mengganti nama, Shinta dilarang mengakui anggota keluarganya.
Kini Shinta telah kembali ke pangkuan keluarga. Tiada kalimat lain kecuali penyesalan yang meluncur dari penuturan Shinta. Dia baru sadar langkahnya salah dan membuat seluruh keluarga resah. Syukur terus terucap karena Shinta bisa kembali ke kehangatan keluarga.
Masih segar dalam ingatan kejadian serupa menimpa keluarga Ahmad Suprapto di Karawang, Jawa Barat. Putri sulung Ahmad, Achriani Yulvie, hilang sejak awal September. Seorang mahasiswi ini diduga kuat bergabung dengan sebuah kelompok menyimpang. Begitu pula Fitriani yang tak lain teman kuliah Achriani Yulvie. Mahasisiwi warga Kiaracondong, Bandung ini hilang bersama Achriani.
Menurut cendekiawan muslim Azyumardi Azra, kaum muda khususnya pelajar dan mahasiswa menjadi sasaran perekrutan anggota baru kelompok keagamaan. Pola pikir yang masih labil mengakibatkan mereka cenderung mudah hanyut ajaran-ajaran menyesatkan. Itulah yang menyebabkan aliran-aliran sesat ini dengan mudah mendapatkan pengikut dalam jumlah lumayan banyak.
Namun, kehadiran aliran sesat ini selalu berbuntut pada keresahan warga yang seringkali berujung pada amuk massa. Pertengahan Januari 2007, misalnya. Warga Desa Pekiringan, Tegal, Jawa Tengah, menyerbu rumah Akhmad Syaefudin yang diduga mengajarkan aliran sesat. Kemarahan warga dipicu ajaran Akhmad yang meminta pengikutnya dan warga sekitar mengucapkan dua kalimat syahadat dengan mengganti kata ~Muhammad~ menjadi almasih wadatu rosulullah.
Ada juga aliran Mahdi yang sempat meresahkan warga Palu. Penghujung Oktober 2005, terjadi pertumpahan darah di Dusun Salena, Kecamatan Palu Barat, Sulawesi Tengah, antara penganut aliran Mahdi dengan warga yang dibantu aparat polisi. Tiga anggota polisi dan seorang pengikut Mahdi tewas. Peristiwa berdarah ini berawal dari upaya polisi untuk mendamaikan penduduk daerah bawah yaitu Dusun Lekatu dan Tito dengan masyarakat atas yaitu Dusun Salena dan Bolonjima. Pertentangan terkait aliran kepercayaan yang melarang pengikutnya mengucapkan kalimat syahadat, berpuasa, dan salat.
Sebuah aliran Islam yang dinilai sesat juga meresahkan warga Desa Bujuk Agung, Tulang Bawang, Lampung, pertengahan 2005. Aliran ini dipimpin Totok Dwi Anggoro dan dikenal dengan reformasi Rasul Muhammad. Pria berusia 37 tahun itu mengajarkan umat Islam tak perlu berpuasa dan salat. Totok juga mengatakan bahwa jumlah nabi ada 26. Sementara bagi orang yang berpuasa Senin-Kamis termasuk kaum kafir. Atas laporan warga, polisi kemudian memeriksa Totok beserta pengikutnya.
Kawasan Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat ternyata menjadi ladang subur bagi penyebar aliran sesat. Awal Agustus 2004, terungkap kasus tarekat beraliran sesat di Dusun Gegelang, Desa Lingsar, Lombok Barat. Amaq Adi, seorang pimpinan tarekat yeng mengaku Tuhan dan wali. Dia berhubungan intim dengan santrinya seizin suaminya dengan alasan ibadah dan agar santri dapat menjadi bidadari. Kasus tersebut sempat memancing amarah warga di Lombok Barat dan nyaris berujung bentrok fisik.
Tahun berikutnya, Satriadi, anak dari salah satu pemimpin sekte sesat tadi juga membuat aliran baru: berdzikir tanpa mengenakan busana sehelai pun. Terang saja ritual aneh ini membuat resah warga. Awal Oktober 2005, polisi terpaksa menahan belasan santri dan Satriadi yang berzikir dalam kondisi telanjang bulat.
Di Lombok terdapat ratusan kelompok tarekat. Pengurus Mill Lombok Barat Tuan Guru Haji Mahally Fikri mengakui, Lombok Barat sangat rawan terhadap pertumbuhan aliran sesat. Selain disebabkan tingginya minat belajar agama juga lantaran letak geografis yang sulit terpantau. Mill mencatat, beberapa tempat di Lombok Utara dan Lingsar sebagai kawasan yang rawan aliran sesat.
Di Brebes, Jawa Tengah, kasus aliran sesat juga ditemukan. Adalah sekelompok jemaah dari Desa Siandong, Kecamatan Larangan, Brebes, Jawa Tengah, yang menjalankan ajaran Islam di luar kebiasaan. Kelompok yang menamakan diri Komunitas Jihad ini dipimpin pria bernama Kanjeng Patih Kala Janggel. la mengaku sebagai pemilik dan penyampai otoritas kebenaran agama Islam setelah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Lelaki bernama asli Kasnawi warga Desa Siandong, itu dikabarkan selalu bertapa saat Ramadan dengan cara menyelam di dalam sumur atau sungai. Kasnawi sering menafsirkan ayat-ayat Alquran sesuai keinginan sendiri dan menggelar ritual yang tidak pernah ada dalam sejarah Islam.
Masih segar dalam ingatan kerusuhan yang meluluh-lantahkan Kampus Mubarak di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, awal juli 2005. Kampus Mubarak adalah pusat kegiatan dari jemaah Ahmadiyah Indonesia. Ketika itu Panglima Jundullah Ikhwanul Muslimin Habib Abdul Rahman Assegaf menyatakan umat Islam wilayah Kemang, Bogor, umumnya menolak keberadaan Ahmadiyah atau apa pun namanya di daerahnya. Ia berorasi di depan ribuan massa yang kemudian melabrak kampus Mubarak. Dalam insiden penyerangan tersebut, 16 pengikut Ahmadiyah luka-luka. Apa yang dilakukan Habib Abdul Rahman Assegaf beserta anggotanya tentu memiliki dasar pemikiran. Habib meminta kepada jemaah Ahmadiyah agar insyaf dan kembali kejalan Allah dan mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir.
Kawasan metropolitan Jakarta juga tak lepas dari penyebaran aliran sesat. Salamullah nama aliran itu. Selasa pekan lalu, Lia Aminudin pimpinan sekte tersebut dibebaskan dari penjara setelah hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memvonisnya 2 tahun karena menyebarkan aliran sesat. Namun perempuan yang mengklaim dirinya sebagai malaikat Jibril ini mengaku tetap bersikukuh pada keyakinannya untuk menyebarkan alirannya. Majelis Ulama Indonesia sudah memfatwa aliran tersebut sesat, sejak delapan tahun silam.
Kita sebagai umat beragama dan berketuhanan dihadapkan kepada permasalan adanya aliran seperti ini, ini merupakan suatu cobaan bagaimana kita mampu menyikapinya dengan bijak. sedangkan Allah pun tak pernah melarang mahluknya untuk melakukan hubungan dengannnya. tentunya aliran tersebut secara duniawi dan hukum manusia adalah berbeda dan nyeleneh namun secara spiritual mereka memiliki hubungan khusus juga dengan allah sama seperti kita. Namun siapa yang tahu kalau hubungan pribadi mereka dengan tuhan lebih tinggi daripada kita, sementara kita hanya sibuk membicarakan kesalahan dan kritik orang lain (Kepercayaan ).
Sebagai bangsa indonesia yang bersatu dan Bhineka jangan sampai kita hanya karena hal tersebut menjadi pecah dan berbeda pandangan dan mari kita mendewasakan diri untuk menerima dengan lapang dada perbedaan dan mari kita menjalankan kewajiban kita masing – masing dengan baik dan benar tanpa mengganggu orang lain.
Trimakasih