Good or Great?

Good or Great

Pernahkah merasa terjebak oleh rutinitas pekerjaan sehari-hari? Tetunya tidak semua orang mengalaminya. Mungkin saya pernah merasakan terjebak pada kondisi seperti itu, pada kondisi tersebut saya sangat jarang sekali melakukan aktivitas tambahan misalnya saja jalan-jalan disekitar pusat kota, sampai-sampai tempat yang biasa dikunjungi hampir tiap hari begitu terasa asing ketika saya mengunjuginya kembali.

Mungkin selain saya, terdapat tidak sedikit orang yang terjebak dengan rutinitas pekerjaan setiap harinya dan yang pada akhimya merasakan kebosanan. Hal ini umumnya terjadi karena melakukan hal yang sama dengan cara yang sama setiap harinya. Tidak ada motivasi untuk melakukan sesuatu yang baru yang lebih besar. Kita masuk ke dalam zona kenyamanan ataupun faktor lainnya.

Dalam hal ini saya mencoba memahami kembali apa-apa harus dihadapi saat ini. What great things can I do great today? Apa hal luar biasa yang dapat saya lakukan dengan luar biasa hari ini? Sebuah pertanyaan sederhana yang tentunya akan membuat hidup kita berbeda setiap harinya. Bertanya pada diri sendiri hal baik apa yang dapat dikerjakan dengan baik hari ini sehingga dampaknya akan dirasakan oleh diri sendiri atau bahkan orang lain.

Misalnya saja dari contoh sederhana yang bisa dilihat, umumnya orang menulis menggunakan tangan kanan. Bila suatu ketika kita diminta menulis dengan tangan kiri, dapatkah kita melakukannya? Sebenarnya kita juga dapat menulis menggunakan tangan kiri. Hanya karena kita terbiasa menggunakan tangan kanan, maka kita merasa kesulitan bila harus mengggunakan tangan kiri. Kita sudah berada di zona nyaman dengan tangan kanan. Kenyataannya tangan kiri kitapun bisa menulis jika dan hanya jika kita mau melatihnya.

Contoh tersebut bukan meminta atau memaksa kita untuk menulis dengan tangan kiri tentunya. Yang dimaksud adalah bahwa perubahan dapat terjadi bila kita menginginkan perubahan itu untuk terjadi. Bila kita hanya berdiam diri, percayalah bahwa setiap hari kita tidak akan merasakan antusiasme lebih. Tapi bila kita menyadari bahwa kita perlu dan harus membuat perbedaan hari ini, mulailah lakukan sesuatu yang lebih baik dengan cara yang lebih baik dari hari kemarin. Tambahkan nilai pada apa yang kita kerjakan.

Hal ini mungkin bisa diawali dengan berbagai perencanaan dan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kita yang biasanya bangun agak terlambat, lalu bergegas ke kantor mungkin dapat mencoba bangun lebih awal dan dapat mempersiapkan diri dengan lebih tenang, menyempatkan diri membaca koran, mengatur perencanaan kerja untuk hari tersebut, memutuskan untuk menjadi orang yang menyenangkan bagi orang lain, membuat komitmen untuk bersemangat pada apa yang akan dikerjakan.

Setelah tiba di kantor, bila biasanya tidak pernah atau jarang kita lakukan, mungkin kita ingin menyapa rekan kerja kita dengan selamat pagi dan mulai tersenyum karena ini adalah hari baru bagi kita dan kita ingin melakukan banyak hal yang baik hari ini dan sepenuhnya kita menyadari hal tersebut.

Bila kita adalah seorang atasan, kita juga tidak perlu merasa kehilangan wibawa ketika kita memuji staff kita karena melakukan pekerjaan yang baik.

Dale Carnegie pernah mengatakan Be lavish in praise and be hearty in appreciation?. Berilah pujian dengan setulus hati. Mulailah memperhatikan bawahan kita, pelajari aspirasi mereka. Bukan semata-mata karena kita atasan maka kita tidak perlu belajar. Belajar memberikan teladan yang baik. Belajar menghargai orang lain. Belajar mengkomunikasikan pemikiran kita dengan cara yang tidak menyakiti orang lain.

Bila kita seorang bawahan, jangan mengeluh karena pekerjaan. Ini adalah konsekuensi dari sebuah profesi. Belajar mengendalikan diri, belajar menyadari bahwa kita sedang menjalani proses menjadi orang yang lebih baik. Belajar menghargai atasan kita, belajar tentang disiplin waktu. Belajar bahwa teguran adalah sesuatu yang membuat kita lebih maju. Belajar juga tentang komitmen dan tanggung-jawab. Kita bekerja bukanlah persoalan menerima gaji pada akhir bulan, ada tanggung-jawab yang jauh lebih besar dari itu. Ubah cara berpikir kita hari ini dan seterusnya, niscaya kita akan merasakan warna berbeda ketika kita melakukan sesuatu yang baik dan positif.

Setiap hari, dimanapun kita berada, lakukan sesuatu yang lebih baik dan bermakna. It’s nice to be great and it’s also great to be nice. Selain melakukan yang terbaik dalam kehidupan kita, jadilah juga orang yang menyenangkan hari ini. Tunjukkan semangat dan antusiasme kita. Bila kita sudah terjebak lagi, tanyakan kembali pertanyaan ini “What great things can I do great today?” Mulailah isi hari-hari kita dengan pertanyaan tersebut.

Jim Collins dalam bukunya “Good to Great” seakan menantang kita dengan sebuah pertanyaan penting. Pertanyaan tersebut kembali pada kita masing-masing untuk menjawabnya. Mengapa harus menjadi biasa saja ketika ada ruang bagi kita untuk menjadi luar biasa setiap harinya?

Mudah-mudahan menjadi solusi terhadap kemonotonan hidup sehingga dapat menggali potensi yang masih tersembunyi dengan mengerahkan berbagai motivasi. Wallahu A’lam Bishawab.

7 Responses to Good or Great?

  1. Donny Reza says:

    Satu-satunya hal yang sampai sekarang membuat tidak expert terhadap bidang apa pun yang saya kerjakan adalah kurang bisa bertahan dengan rutinitas yang membosankan semacam itu πŸ˜€

  2. kips says:

    Iya…, mencari sesuatu yg baru dengan memperhitungkan sebelumnya itu hal yg bagus.

  3. anca says:

    mas indra, sekarang ini ditempat kerja ardi banyak ditempel kata kata motivasi, setiap sudut yang dilewati di tempel kata-kata motivasi. salah satu contohnya :
    Sukses = Gairah + Visi + Aksi
    = Gairah + Visi tanpa aksi merupakan Impian belaka
    = Visi + aksi tanpa gairak hasilnya setengah setengah
    = Gairah + aksi tanpa visi menjadi salah tujuan / salah jalan.

    mas indra, hidup ini ibarat kita makan nasi. setiap hari kita makan nasi. yang harus kita renungkan kenapa kita tidak bosan makan nasi? ya karena lauk dan pauknya yang membedakan. kalau lauk dan pauknya setiap hari kita makan sama, tentu kita juga akan bosan.

  4. Uddin says:

    Menurut saya “rutinitas” bukan hal yang salah. Ia menjadi membosankan disaat kita menganggap sebagai hal berulang yang sama. Waktu(time) bisa berulang tetapi saat(moment) tidak.

    Manusia mati menjadi tulang, monyet mati juga menjadi tulang. Yang membedakan manusia dengan monyet adalah bagaimana mereka hidup.

    Sukacita-antusias-rejoice-χαίρω(Yunani baca khaeiro) membantu kita melihat perbedaan pada setiap moment. Dengan melakukan setiap hal dengan antusias membawa kita dapat menikmati “rutinitas”.

    Pacar boleh sama. Malem minggu kemarin pake long-dress putih, ketemu di kampus pake jeans dan oblong. Sama – sama cantik tapi tidak sama. Tidak membosankan, bikin penasaran besok pake baju apa.

  5. kips says:

    #3. Setuju, Sukses=Gairah+Visi+Aksi. Meskipun yg dikatakan daging itu enak, tapi kalau makan nasi tiap hari sama daging terus pastinya akan bosan he…

    #4. Ok juga, rutinitasnya tidak salah tetapi pentingnya memikirkan hal lain yang mungkin bisa dilakukan sehingga membuat perbedaan meskipun sedikit untuk menghindari munculnya kejenuhan.

  6. steffi says:

    artikel yang bagus…trims dah bantuin gue buat bikin bahan speech…klo bisa ada translaternya.tapi web atau blognya..Qren

  7. kips says:

    Terima kasih dah mampir, saya masih belajar nih tapi syukurlah kalau mengandung makna πŸ˜€

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *