Bukan Hanya…

Bukan Hanya!

Bukan hanya itu, tetapi.., Bukan hanya ini, melainkan…, Bukan hanya apa lagi ya?

Bukan hanya sekedar pelepas rindumu oh.. sayang. Itu sih hanya sebaris syair lagu lawas kayaknya.

Yang jelas ini “bukan hanya” sekedar cerita he…. Selama waktu bergulir, selam ini nafas berhembus, dan selama ini jantung berdetak, senantiasa selalu saja ada orang lain disekitarku, mungkin sampai menghembuskan nafas terakhirku.

Dikala merindukan keramaian merekalah yang jelas dibutuhkan, dikala menjadi kesunyian mereka pulalah yang lagi pada menghilang (kayak mahkluk halus ya menghilang he…), dan seringkali kala hati ingin menyendiri tiada lain dan tiada bukan mereka lah yang dapat disuruh pergi.

Disadari dalam hati yang paling dalam, setiap langkah yang kubuat ternyata hasil meniru dari sebagian mereka, tentang kesabaran, kesederhanaan, keberhasilan, kerendahan hati dan masih banyak lagi yang jelas-jelas hampir semua prilaku diri ini belajar dari lingkungan.

Hati yang tak pernah ingkar janji, kalbu yang tak pernah luput dari rasa ragu, selalu saja mengharap asa yang tersisa, tuk dapat terus melaju menuju titik tumpu.

Mengingat semua yang telah diberikan mereka kepadaku, rasa syukur lah yang selalu jadi balasannya, selain itu diriku masih tak berdaya.

Ini hanya contoh sebagian dari kehidupanku, diamana orang tuaku selalu menjarkan apa saja untuk bisa tahu. Disisi lain kehadiran orang disekitarku ternyata penyebab awal dari semuanya yang dapat dilakukan. Misalnya dikala tidak mengetahui bisa bertanya padanya, seorang teman belajar bisa dijadikan teman diskusi atau tempat bertanya saat kita belum mengerti, kala tidak memiliki sesuatu bisa meminta padanya, saat ingin bermain tentunya bisa mengajaknya bermain.

Yang sangat dirasakan dari seorang teman ternyata sangatlah lebih dari itu, hal ini terasa disaat diri ini belajar berusaha mencari kehidupan sendiri, tidaklah sedikit peran seorang teman yang sudi memberi masukan, celaan dan sebagainya, yang secara tidak langsung menjadi motivasi dari kemandirian itu sendiri. Saat tidak mempunyai “sesen” atau “sepeser” uang pun, yang hanya untuk sekedar membeli sebatang rokok selalu saja ada yang memberi atau meminjamkan. Bahkan disaat memerlukan sejumlah rupiah yang lumayan besar dari mereka ada yang sudi menolong.

Terpujilah wahai saudara-saudaraku, sungguh tak terukur nilainya sahabat dan kerabat, ternyata yang menjadi modal untuk hidup ini bukan hanya sekedar materi tetapi kalianlah yang juga merupakan modal untuk hidup melaju lebih jauh.

Insya Allah yang Maha Tahu selalu melindungimu. Amiin…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *