Berpikir Bijak Upaya Bertindak Tepat
Beberapa waktu lalu sempat berbincang-bincang dengan seorang teman, dia mempertanyakan (maksudnya sharing) keberadaan orang yang berpikir pendek tanpa memperhitungkan untung-ruginya dikemudian hari. Orang yang berpikiran pendek tidak jauh berbeda dengan yang berpikiran sempit, senantiasa mengambil jalan pintas dengan mendekatkan penglihatan pada keuntungan dipelupuk mata sendiri tanpa memperhitungkan hakikatnya sebagai manusia itu lahir, tumbuh lalu tua dan mati. Setelah tumbuh semuanya hanya berujung pada kematian. Sadar akan hal tersebut, tentu saja respek terhadap apa yang diperbincangkan. Meskipun tidak sepenuhnya menampik perihal tersebut kadang-kadang terjadi meskipun kasus dan skalanya berbeda.
Berpikir bijak upaya bertindak tepat, berpikir besar dan bertindak kecil cerminan prilaku diri orang-orang sukses. Harus diakui, bahwasannya sangat wajar jika orang-orang sukses itu sebenarnya orang-orang yang dikenal selalu berpikir besar dan berjiwa besar. Dari sebuah pemikiran tentunya akan berujung pada persoalan tindakan. Maka, berpikir besar itu bak kewajiban meniupkan seluruh energi yang dimiliki untuk membesarkan sebuah bejana, sambil menyadari batas-batasnya. Meskipun batas itu sendiri tidak pernah jelas adanya dimana, begitu pula batas energi kita, tetap meniupkannya tanpa pernah merisaukan soal batasnya, toh batas itu akan membatas dengan sendirinya. Yang harus disadari, hanyalah keyakinan bahwa batas ini tetap ada. Soal lokasinya dimana, terserah sang batas itu saja.
Berpikir besar dan bertindak kecil! Hampir selalu orang-orang yang sukses dan besar itu juga adalah orang-orang yang sekaligus gemar mengerjakan soal-soal kecil. Semakin besar mereka, kadang semakin kecil tindakan mereka. Karenanya, makin besar kedudukan seseorang, makin punya waktu baginya untuk menghirup udara segar dan mendengar kicauan burung serta melihat kupu-kupu beterbangan. Jika dikaitkan dengan kesuksesan sebuah usaha, hal tersebut dicontohkan dalam sebuah bisnis keluarga yang konon katanya sanggup bertahan hingga tujuh turunan, “bisnis media John Wiley and Sons”. Pertahanan yang ada salah satunya dari tradisi perusahaan itu dalam merawat soal-soal sederhana, terus mempertahankan mental bisa dipercaya. Hal tersebut bukanlah tindakan besar karena yang dibutuhkan cukup dengan menegakkan moral yang sudah baku saja. Mengindahkan kejujuran, disiplin memisahkan mana duit perusahaan dan mana duit keluarga. Dengan menyadari bahwa yang disebut keluarga itu secara kultural cuma lingkaran inti pemilik, tetapi secara struktural ia harus mengikat siapa saja. Berat, tetapi karena kesanggupan mengatasi soal berat itulah sebuah usaha akan panjang umurnya.
Berpikir Bijak!
Wajib disadari, apa pun kehebatan disuatu lingkungan, belum tentu kehebatan tersebut mengagumkan ditempat lain. Kehebatan disatu tempat ternyata juga diukur dengan sesuatu yang ada ditempat lainnya. Oleh karenanya, kemampuan membesar yang tidak sekaligus diiringi kemampuan mengecil cuma akan menghasilkan kebesaran dengan ancaman ruang hampa belaka. Maka, jika ada orang yang merasa besar tapi belum sanggup mengecil, curiga ada yang keliru dari pertumbuhannya. Jangan-jangan ada sesat permanen yang layak diwaspadai. Masalah tindakan inilah yang menjadi dasar perbincangan sebenarnya, sang teman tanpa sengaja kurang tepat bertindak akibat tak berpikir bijak hingga terkena tipu daya orang yang tidak bertanggung-jawab.
Hatur nuhun kang, dalem pisan bahasana, hehehehe…
hapunten nembe tiasa amengan deui 😀
Haha… tiaasaan pisannya, janten tambih isin teu acan kantos amengan kaditu 😀
Sami-sami, nuju jarang pisan ngeblog ieu teh (blush)
banyak persepsi dengan kata bijak sendiri
soal’a hampir 90% kata bijaksana digabungkan dengan individulisme & egoisme untuk kepentingan
Yap, begitulah keberadaan dari keragaman pemahaman yang ada.
Terima kasih telah melengkapinya (worship)
terlalu dalam memikir juga ndak bagus gan
Betul juga itu, dibawa santai aja yak 😀