Tersesat Di Negeri Strawbery

Tersesat Di Negeri Strawbery

Lelah, lemah, lesu itu mah adanya gejala suatu penyakit… Kalau rasa penat akibat kecapaian menghadapi musuh keseharian dalam beraktivitas itu akan selalu ada pada setiap orang. Tentunya dengan klasifikasi musuh seperti apa? atau tingkat prosentasinya ada ditingkat mana? yang sudah pasti dalam keadaan yang berbeda.

Mampir sejenak di negara sebelah heu…Adanya musuh dalam beraktivitas atau mungkin lebih tepat lawan bukanlah musuh itu merupakan suatu kenyataan hidup, dimana hal ini dapat mengukur diri sampai dimana posisi diri kita berada, yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk dapat menjajaki langkah berikutnya.

Sibuknya aktivitas keseharian tidak bisa dielak lagi, ini sudah menjadi kodrat bagi insan di dunia meski dengan kadar kesibukan yang berbeda. Menyikapi hal ini, terlintas dalam pikirin begitu pentingnya untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi tingkat kejenuhan sebagai salah satu musuh kita dalam hidup. Dimana didalamnya terdapat unsur-unsur sumber daya manusia baik itu berupa keluarga, tetangga, teman kerja atau pun teman sepermainan.

Ada beberapa hal yang dapat saya cerna sebagai lawan hidup saya jika melihat kebelakang, diantaranya : orang-orang yang berinteraksi dengan saya, baik secara langsung ataupun tidak, dimana dari setiap orang mengatas-namakan golongan atau kelas yang berbeda entah itu sebagai keluarga misalnya sebagai adik, kakak, orang tua atau anak. Sebagai atasan di dunia pekerjaan atau sebaliknya, Sebagai teman dikehidupan sehari-hari.

Dari unsur-unsur diatas pun masih bisa lebih jauh lagi terbagi-bagi. Dapat diambil contoh misalnya : ada teman yang mengakui bahwa dirinya berada dalam golongan keluarga berada, golongan orang-orang cerdas, golongan orang-orang yang berhasil dalam karir dan lain-lain.

Yang jadi permasalahan, dari setiap orang yang berbeda golongan tersebut tidak semuanya bisa menerima kita sebagaimana-mestinya lawan untuk berinteraksi (mungkin lebih tepatnya tidak bisa diakui untuk menjadi temannya atau sama sekali tidak dihargai). Mereka keukeuh mengatas-namakan dirinya sebagai orang yang berada dalam golongan yang berbeda.

Sejujurnya, saya sangat bersyukur kepada Sang Maha Pencipta alam semesta, karena telah menghadirkan berbagai ragam, golongan, klasifikasi atau sejenisnya yang berbeda-beda, tanpa mereka yang berbeda-beda tersebut tentunya sangatlah sulit menyadari bahwa saya ini berada dalam posisi mana? harus berbuat seperti apa? dan siapa saja yang layak dan dapat menerima saya sebagai lawan berinteraksi, dan lain sebagainya. Meski tidaklah dapat dipungkiri kerap kali hati kesal, kecewa terhadap orang yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Dari kepenatan menghadapi lawan-lawan hidup inilah saya mengikuti ajakan beberapa lawan yang ada untuk bisa mengikuti sebuah perjalanan, dan akhirnya tersesat di negeri strawbery deh….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *