Hanya Satu Kata
Seperti biasanya, saat-saat hendak memejamkan mata menyempatkan diri menatap layar monitor sekedar online sambil menunggu rasa kantuk tiba menghampiri. Dan, seperti biasanya pula sebuah televisi yang sudah usang pun turut dinyalakan sekedar mendengar suaranya dalam menemani malam-malam yang seolah terasa sunyi.
Tak terasa berjam-jam telah berlalu, mata ini masih saja memihak pada sebuah layar tepat dihadapan mata. Terdengar ditelinga syair sebuah lagu lawas dari seorang rocker lama. Namun kali ini berbeda dari biasanya, lantangnya suara seorang Hari Mukti berubah menjadi sebuah alunan merdu seorang “neng geulis”, Intan Nuraini.
Sambil mendengarkan lagu itu, pikiran masih terasa tak berarah, tak tahu kenapa dan karena apa gerangan? Mau menulis juga kok malah bingung ya. Mungkin hanya satu kata saja alasannya, “Suntuk” barangkali.
Hanya Satu Kata!
hanya satu kata
tiada sempat terucap
walau kita berjumpa
dan saling menyapa
hanya satu kata
kembali karang di hati
walau sering bicara
sampai lupa waktu
dimana ku harus mencari
sebuah kata yang hilang
saat denganmu
bukan banyak kata
ketika ingin bicara
tentang bara di dada
cukup satu kata
jangan kau ragu dan membisu
ucapkan saja isi hatimu
lewat satu kata
ketika ingin bicara
tentang bara di dada
cukup satu kata
hanya satu kata [4x]
Itulah syair atau lirik dari sebuah lagu lawas yang masih terasa asyik didengarkan.
Hai Intan! Saya salah satu fans kamu lho dari tahun 2003! Saya boleh ndak kalo mau tau alamat rumah kamu atau no hp kamu? Oh ya trus kalo kamu mau promo album lagi bisa ndak kalo di BSD kan banyak juga tuh tempat-tempatnya spt: BSD Junction, ITC BSD? Kapan nih mau promo album lagi?
Untuk Intan atau yang tahu tentang Intan kasih info buat Jusak, dia Fan beratnya he…