Tag Archives: Rabbi
Ya Rabbi, Ya Ilahi
Syahdan, maestro-maestro sufi yang memahami kesusastraan dan tradisi mistisisme Arab-Islam klasik sangat bisa merasakan getaran dan aksentuasi makna filosofis yang berbeda dari kedua kata tersebut.
“Ya Rabbi…!”. Mereka ucapkan dengan bayangan diri mereka sedang lumpuh, lelah dan tak berkemampuan apa-apa.
Seakan diri mereka sirna dari cahaya kemahaan-Nya. Tak ada yang bernilai di depan altar persembahan-Nya. Manusia, jin, hewan-hewan, tetumbuhan dan seluruh alam semesta hanya bisa berkata “ya” dalam dekap kehendak-Nya. Lalu, mereka hanya mampu tertunduk dan bersimpuh menanti rahmat dibalik qadha’-qadar (ketentuan dan takdir) Sang Pencipta.
Memang, demikianlah kandungan makna terdalam dari kata rabb (bentuk pluralnya: arbab, para pemilik) yang berarti Tuhan sebagai pencipta dan penguasa segala yang ada. Tuhan sebagai subyek “tunggal” yang “bekerja” dan “berencana”. Selain diri-Nya, berarti tak lebih sekedar obyek tanpa daya. Dia adalah Pemilik segalanya. Dari-Nya, untuk-Nya, dengan-Nya dan kepada-Nya kita semua ini menjadi ada dan “bekerja”.