Self
Kepercayaan, sikap, perasaan dan cita-cita pada seseorang secara tepat dan realistis memungkinkan untuk memiliki kepribadian yang sehat. Namun, sebaliknya jika tidak tepat dan tidak realistis boleh jadi akan menimbulkan pribadi yang bermasalah. Misalnya, dengan kepercayaan diri yang berlebihan (over confidence) kadang menyebabkan seseorang bertindak kurang memperhatikan lingkungannya, memandang sepele orang lain, atau bahkan cenderung melabrak norma dan etika yang berlaku. Sebaliknya, dengan kepercayaan diri yang kurang dapat menyebabkan seseorang cenderung bertindak ragu-ragu, rasa rendah diri dan tidak memiliki keberanian.
Jika dicermati dengan seksama, rasanya dapat dimengerti mengenai makna sebait tulisan diatas bahwasannya dengan kepercayaan diri yang berlebihan maupun kurang dapat menimbulkan kerugian tidak hanya bagi dirinya namun juga bagi lingkungan sosialnya. Contoh kecil, saking giatnya bekerja sudah letih pun tidak dirasakan, waktunya istirahat diacuhkan hingga akhirnya jatuh sakit. Kepercayaan yang tinggi dengan menganggap diri kuat berakhir sakit juga, dan tentu saja yang namanya sakit itu tidak enak dengan kata lain merugikan diri. Dengan kepercayaan yang kurang terkait kondisi sakit, misal menganggap sulit untuk sembuh atau jika berobat takut biaya mahal memungkinkan sakitnya berkepanjangan. Kaitannya dengan lingkungan sosial, menuntut sikap perduli atau membantu merawatnya hingga secara tidak langsung dapat bersifat merepotkan atau merugikan.
Butuh menyelami diri! Betapa pentingnya dapat menempatkan diri, karena sikap dan mencintai diri yang berlebihan merupakan gambaran dari gejala ketidak-sehatan mental. Setiap orang dipastikan memiliki sikap, perasaan dan cita-cita tertentu terhadap dirinya, yang senantiasa berkaitan erat dengan pembentukan harga (penilaian) diri. Sikap tersebut diwujudkan dalam bentuk penerimaan atau penolakan akan dirinya, sedangkan perasaan dinyatakan dalam bentuk rasa senang atau tidak senang terhadap keadaan dirinya. Sementara cita-cita itu sendiri bisa bersifat realistis atau tidak. Cita-cita yang tidak realistis dan berlebihan serta sangat sulit untuk dicapai mungkin hanya akan berakhir dengan kegagalan yang pada akhirnya dapat menimbulkan frustrasi yang diwujudkan dalam bentuk perilaku salah-kaprah. Sebaliknya, orang yang kurang memiliki cita-cita tidak akan mendorong ke arah kemajuan.
Wajib sadar diri, sejauh mana individu dapat memiliki kepercayaan, sikap, perasaan dan cita-citanya akan berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian,terutama kesehatan mental. Hal tersebut berkaitan dengan beragam konsep yang menyebutkan bahwasannya self melibatkan kepercayaan, sikap, perasaan, dan cita-cita. Self atau ego yang merupakan eksekutif kepribadian untuk mengontrol tindakan (perilaku) dengan mengikuti prinsip kenyataan atau rasional, untuk membedakan antara hal-hal yang terdapat dalam batin dengan hal-hal yang terdapat dalam dunia luar. Dan, dalam pandangan klasik self terbagi ke dalam dua bagian, yakni self sebagai obyek yang dapat diamati, menggambarkan tentang “me” atau apa yang dimilikinya; dan self sebagai agen yang melakukan pengamatan, menggambarkan tentang “I” atau pelaku yang mengamati atau merasakan. Contoh, “ Saya keren”. Kata “saya” menunjukkan self sebagai pelaku (I) dan “keren” menunjukkan obyek yang dimilikinya (me).
Pandangan seorang Charles Horton Cooley (1864-1929) yang dituangkan dalam bukunya “Human Nature and the Social Order” bahwa self hanya bisa dimengerti melalui interkasi dengan lingkungannya dan self dibangun berdasarkan pandangannya dan pandangan orang lain selama sepanjang hayatnya. Sementara, John F. Pietrofesa (1971) berpandangan bahwa self terdiri tiga komponen, yaitu : ideal self; self as seen by self; dan self as seen by others. Dalam keadaan ideal ketiga self ini persis sama dan menunjukkan kepribadian yang sehat, sementara jika terjadi perbedaan-perbedaan yang signifikan diantara ketiga self tersebut merupakan gambaran dari ketidak-utuhan dan ketidak-sehatan kepribadian. Wallahu A’lam Bishawab.
Kang Kips, kalau “self” yang dimaksud apakah bisa dinilai oleh diri sendiri atau dinilai dengan perantaraan orang lain ? Ibarat kata, pepatah mengatakan “Kalau kaca bisa ngomong” dia tahu semua kekurangan dan kelebihan kita, hatur nuhun …
Haha.. kl diibaratkan/dipasangkan dengan benda mati agak susah juga ya ki 😀
Tapi paling tidak yang cukup mengerti untuk membenahi/mengarahkan mungkin diri sendiri yang tentu saja dikaitkan dengan lingkungan luar.
“Dalam keadaan ideal ketiga self ini persis sama dan menunjukkan kepribadian yang sehat, sementara jika terjadi perbedaan-perbedaan yang signifikan diantara ketiga self tersebut merupakan gambaran dari ketidak-utuhan dan ketidak-sehatan kepribadian.”
wah bner banget nih, harusnya begitu memang 🙂
Sebaiknya ideal ya 😀
nice post
Terima kasih (blush)
Salam kenal. Manusia adalah makhluk sosial, saling membutuhkan. jadi jangan merasa segalanya bisa dilakukan sendiri, walaupun itu memang bisa. Namun suatu saat kita akan membutuhkan orang lain, keluarga atau orang dekat. Selalu koreksi diri adalah sikap bijak yang harus selalu kita lakukan. Jangan merasa hidup mulia kalau belum bisa berbagi dengan sesama. Berbagi tidak hanya materi. Namun seulas senyum saja adalah ibadah dan terasa ikhlas dimata orang. Hargailah orang-orang terdekat kita tanpa memandang status sosial mereka. Karena semuanya sama di mata Alloh SWT.
Sama-sama, salam kenal juga. Terima kasih telah mampir dan berkenan melengkapi coretan diatas (worship)
harus punya cita-cita supaya ada semangat hidup 🙂
Yap, setuju! (rock)
love my self
Sip! 😀
berarti intinya harus mengenali diri sendiri dulu atuh kang? kalau salah nilai gimana tuh kang? ada beberapa orang yang kepedean atau minderan yang bikin dia gak percaya sama dirinya sendiri kang.. hehe
Iya juga yah, cuma perlunya mengenali diri setidaknya memudahkan sasaran atau arahan yang lebih pas buat dirinya masing-masing 😀
artikel yang menarik.. terimakasih infonya..
buat bahan renungan bagus sekali..
Hehe.. sekedar postingan biasa kok (blush)
Terima kasih telah berkenan mampir ya.
tulisan menarik mas tentang diri sendiri.
menginspirasi.
Coretan seadanya aja kok, tapi mudah-mudahan memiliki makna meski hanya sedikit 😀
terima kasih atas informasinya mas.
Terima kasih ya telah berkenan mampir (worship)
thanks sob untuk postingannya…
article yang menarik,saya tunggu article berikutnya yach.hehe..
maju terus dan sukses selalu…
salam kenal yach…