Hady Mirza kandidat Asian Idol yang berasal dari Singapura memang layak jadi pemenang Asian Idol yang pertama. Mungkin ketika pembawa acara berkata, “and the first Asian Idol goes to, Hady Mirza, Singapore,” banyak pemirsa yang kaget, karena tidak ada seorang pun juri yang memprediksi, termasuk saya sendiri yang memprediksi Jaclyn Victor yang bakal jadi juaranya.

Tetapi, jika dicermati secara sesama, Hady Mirza (Singapore) memang layak juga menjadi juaranya. Dia dan lima kandidat lainnya, Mike Mohede (Indonesia), Jaclyn Victor (Malaysia), Mau Marcello (Philipina), Phuong Vy (Vietnam) dan Abhijeet Sawant (India) disaksikan berjuta pasang mata dan telinga yang jelas berbeda cara pandang dan penilaiannya.

Dari sistem pemilihan yang cukup bijaksana, dengan mengharuskan pemilih untuk mencantumkan dua negara sekaligus, dengan harapan mungkin supaya proses pemilihan pemenangnya nantinya bisa adil. Karena kalau hanya satu negara saja yang dipilih, mungkin hanya terfokus dan memihak pada masing-masing perwakilan negaranya saja. Dan jika kita melihat dari aspek jumlah penduduk, maka jelas Singapura yang cuma sedikit jika dibandingkan dengan Indonesia, negara dengan 200 juta lebih penduduknya, atau bahkan India yang merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar kedua setelah China. Tetapi harus diingat, tidak semua penduduk yang tentunya punya hp sudi membuang pulsa sebagai biaya mengirimkan sms demi idolanya, belum tentu?

Jika ada yang berkata, kenapa kok bisa Hady Mirza yang akhirnya memperoleh hasil polling SMS yang terbanyak mengalahkan kandidat terkuat juara Asian Idol seperti tiga urutan prediksi saya ini, Jaclyn, Mike, dan Mau?

dukungan tersebut menurut saya sangatlah pantas, karena memang dimungkinkan dengan adanya pemilihan lewat satu sms berisi dua calon pemenang. Mungkin dukungan yang pertama tentunya buat negara mereka sendiri, dan yang kedua adalah negara lainnya yang mereka sukai dan layak menjadi pemenang. Karena tak ingin penyanyi andalan dari negara mereka masing-masing kalah dengan pesaing terkuatnya, maka si pengirim sms tadi memilih penyanyi yang tidak diunggulkan atau tidak diperhitungkan. Misalnya saja pendukung Indonesia akan segan jika memilih Philipina atau Malaysia yang notabene pesaing terkuat dari Mike Mohede, begitu juga pemilih dari negara lain. Dan kontestan yang tidak diunggulkan akhirnya melejit dalam pengumpulan suara, bisa jadi.

Selain itu, faktor lainnya mungkin juga karena sex appeal dari si ganteng Hady Mirza ini yang akhirnya meluluhkan hati wanita se-Asia dan membuat mereka terpaksa membuang pulsa demi memilihnya sebagai Asian Idol. Mereka akan terkesima dengan kegantengan cowok Singapura itu. Dibandingkan dengan Mike yang bertubuh subur dan Abhijeet yang berkulit kelam selayaknya kebanyakan orang India, Hady Mirza unggul dalam hal fisik.

Disisi lain, Singapura merupakan salah satu negara yang sangat maju dalam segala hal termasuk ekonominya. Secara otomatis kemungkinan penduduknya yang rela membuang pulsanya pun sangat tinggi.

Satu hal lagi yang bisa kita cermati yaitu penguasaan bahasa dari Hady, selain mungkin fasih berbahasa Inggris dia cakap berbahasa melayu (Indonesia), yang sudah jelas dibeberapa negara Asia ini, banyak penduduknya yang menggunakan bahasa melayu.

Dari sekian banyak asumsi, kita semua janganlah munafik dengan meremehkan suaranya. Cermati dengan seksama lagu yang dibawakannya, “berserah”. sangatlah tidak jujur kalau seandainya lagu tersebut yang dinyanyikan Hady Mirza itu tidak enak didengar. Dan, yang sangatlah mutlak alias tidak bisa dipungkiri lagi, selera dari kita semua berbeda-beda.

Hady Mirza memang layak jadi Asian Idol yang pertama, selamat!

“Berserah” written by Taufik Batisah.

Gerhana meliputi segala
Tiada lagi sinaran cahaya
Keinginan tanpa kepastian
Tak mampu rasanya ku teruskan, ku meneruskan

Biarlah, ku relakan segala

walau hidupku sebuah tanda tanya mengapa
Biarpun tak mampuku bertahan
Takkan pernah ku akui kalah

Masih terdampar ku disini
Tiada jalan mungkin ku lalui
Haruskah hidupku dipersenda?
Mengharungi dugaan yang berlanda. Ku berserah.

Biarlah ku relakan segala walau hidupku sebuah tanda tanya mengapa
Biarpun tak mampu ku bertahan
Takkan pernah ku akui kalah

Tuhanku ku relakan segala
Takkan pernah ku akui kalah
Ku percaya ku yakin pada-Nya
Dia yang menentukan semua

Ku berserah…