Batu Akik Pesonanya Memikat Masyarakat Luas
Sejak dulu batu akik telah menjadi bagian dari penghias jari yang sudah tidak asing lagi dipakai masyarakat kita sebagai pelengkap cincin. Rata-rata yang mengenakan cincin batu akik dulu kebanyakan para pria dewasa. Selain fungsinya sebagai aksesoris, tidak sedikit orang yang berpandangan dengan memakai cincin tersebut mengandung makna tersendiri seperti keberuntungan dan lain-lain. Untuk hal tersebut, entahlah! Tapi yang jelas secara kasat mata, dahulu yang mengenanakan cincin batu akik rata-rata lelaki dewasa. Fenomena Batu Akik!
Seiring berkembangnya jaman, tidak bisa dipungkiri kebanyakan orang memang suka ikut-ikutan dengan sesuatu yang baru atau yang lagi tren. Tentu masih kita ingat, beberapa tahun lalu kehebohan serupa terjadi pada setangkai gelombang cinta yang cukup menghebohkan sehingga bisa terjual dengan harga puluhan juta perpohon. Selain tanaman, terjadi juga pada beberapa jenis hewan seperti ikan hias, burung, dan konon terdengar kabar jenis kecoa pun kali ini menjadi salah-satu binatang yang dapat dibeli dan dipelihara, Kecoa Madagaskar (thinking)
Fenomena Batu Akik!
Akhir-akhir ini, fenomena batu akik menyebar luas masuk pada semua kalangan. Di dunia maya dalam mesin pencarian Google “batu akik” telah menjadi salah-satu kata kunci yang banyak dicari. Selebihnya mengamati disekitar lingkungan, beberapa kali melihat anak-anak kecil meributkan soal batu akik dan saling menunjukkan kepunyaannya. Sang cucu pun yang masih berumur beberapa tahun menemukan sepotong batu dihalaman yang mungkin dilihatnya berbeda, diambilnya batu itu dan katanya “bah, ini batu akik” (lmao)
Jadinya hati tergelitik untuk membuat postingan ini (doh)
Menurut media yang sempat terbaca, kondisi yang terjadi semacan itu terkait dengan Ilmu Financial Psychology atau financial behavior. Para pakar ilmu tersebut menyebut fenomena itu sebagai “financial mania”, sebuah fenomena yang dapat membuat banyak orang tenggelam dalam “kebodohan kolekfif”. Fenomena finansial mania itu sendiri sudah ada sejak dulu dan terjadi disemua negara di dunia.
Dan, para ahli ilmu tersebut menyebutnya juga dengan istilah “irrational exuberance”, sebuah fenomena saat banyak orang berbondong-bondong membeli sesuatu karena dorongan emosi kolektif yang sering kali tidak rasional. Hal tersebut mudah terjadi karena pada dasarnya manusia mudah untuk latah, mudah meniru perilaku kerumunan, herd behavior. Dimana, eforia masal kadang membentuk sebuah kegilaan. Dan, saat eforia itu meledak maka nilai atau harga produk yang diperbincangkan melambung pesat berlipat-lipat. Namun tentu saja ada saatnya, secara lambat-laun eforia masal itu biasanya menjadi bubble yang kemudian pecah sehingga semua nilai pun turun kembali.
Untung saja penulis tidaklah latah. Hanya sebatas bentuk sedikit ketertarikan terhadap cincin semata, karena pada dasarnya seorang pria tidak diperkenankan memakai hiasan terlebih mas. Perihal ketertarikan memiliki cincin itu sudah lama banget sejak usia 20-an meskipun nyatanya cuma satu-dua kali dipakai karena merasa belum cukup dewasa (LOL)
Masih ingat pertama kali beli Cincin Batu Akik di Blok M, namun cincinnya terlupakan entah kemana. Kali kedua membeli lagi sekitar 3 tahun lalu. Dan, meskipun usia bukan lagi dewasa karena sudah ujur tapi lagi-lagi cuma sesekali memakai cincin tersebut sehingga lupa tersimpan dimana itu cincin (haha)
Bagi kerabat yang mungkin belum tahu dan ingin mengenal beberapa jenis Cincin Batu Akik, silahkan mampir kesini. Lantas menurut sahabat, apakah postingan ini bentuk latah? Mengingat banyak sudah media yang memuat hal serupa. 😀
Leave a Reply