Rumingkang di Tatar Parahyangan

ParahyanganBerawal Tari Ketuk Tilu Pergaulan yang ditolak oleh masyarakat tari dengan dasar-dasar tari rakyat dan pencak silat merupakan inti geraknya, tarian tersebut dikembangkan lagi dan diberi nama Tari Jaipongan. Seni tari yang dikreasi oleh maestro Tari Jaipong Gugum Gumbira Tirasondjaya adalah karya seni baru dalam dunia tari Sunda, yang dasar-dasarnya tidak hanya diambil dari pencak-silat, tetapi dari berbagai Seni Tari Rakyat Parahyangan yang tumbuh di berbagai wilayah di Jawa Barat.

Puluhan tahun sudah seni tari jaipongan tumbuh dan mengakar di Tatar Sunda. Seni tersebut bahkan sudah merambah keluar negeri. Pada awal pertumbuhannya di akhir 1970-1980-an dianggap sebagai seni tari yang berkonotasi “teu puguh” alias gak jelas dan negatif karena mengeksplorasi bagian-bagian sensitif tubuh perempuan. Pada kenyataanya, tari jaipongan itu tidaklah demikian, sehingga tarian semacam itu tumbuh subur terutama pada rakyat pesisiran.

Tari Jaipong Daun Pulus Keser Bojong dengan tabuhan musik karawitan atau lagu Serat Salira dan Bulan Sapasi bagi masyarakat Jawa Barat mungkin tidak asing lagi atau paling tidak sempat mendengarnya seperti halnya saya. (LOL)

Rumingkang di Tatar Parahyangan!

Kini, saatnya generasi muda menjunjung tinggi dan mengembangkan budaya sebagai sesuatu hal yang patut dibanggakan. Apalagi rumingkang di tatar parahyangan, sudah sepatutnya seperti “Grup Rumingkang” meski masih belia tidak malu berkompetisi dengan mengusung tarian daerah.

Rumingkang, salah-satu peserta “Indonesia Mencari Bakat” yang diselenggarakan salah satu stasiun televisi swasta. Kelima mojang geulis yang masih belia asal Kota Bandung, masih kanak-kanak dan duduk di bangku sekolah dasar; Febi Laniarti Rizki (12), Nurul Fitri Anggraenie (12), Aulia Permatasari (11), Elsa Khoerunnisa (10) dan Shenie Indriani (9) bercita-cita yang begitu mulia, selain berharap menjadi penari professional juga menginginkan Tari Jaipongan lebih dikenal khlayak ramai. Karena sangat jarang di era globalisasi sekarang ini ada anak-anak dengan profesinya mengusung seni tradisi (daerah). Tergabung dalam sebuah grup tari “Rumingkang”, asuhan Buyung Rumingkang, mereka menampilkan Tari Jaipong gaya baru yang membutuhkan stamina prima, tarian dengan banyak unsur gerak, seperti pencak silat, ketuk tilu maupun tarian modern, dan terselip unsur komedi pula. Mereka memang layak diacungi jempol, angkat topi buat kelimanya dan juga pelatihnya.

Salut (worship)

Mereka sangat membutuhkan dukungan masyarakat Jawa Barat untuk mendorong keinginan mewujudkan cita-citanya menjadi penari profesional dan melestarikan tari Jaipongan. Semoga banyak hati tersentuh hingga merasa bangga terhadap budayanya sendiri.

9 Responses to Rumingkang di Tatar Parahyangan

  1. addiehf says:

    akhirnya masih ada (dan banyak) orang2 yang tetap melestarikan kesenian daerah, semoga nantinya pun begitu (dance)

  2. dhodie says:

    Wow ikutan ajang Indonesia Mencari Bakat ya kang? Saya aja gak pernah nongton acaranya.. Asa males nonton TV sekarang-sekarang ini *dikeplak kang Indra*

    Eh tapi Jaipong mah hade lah, kang! (evilsmirk)

  3. Heryan Tony says:

    mantap euy tariannya, kang….
    :-bd

  4. neorenggana says:

    let’s texting to support they are… (rock) *sorry i’m USA (urang sunda asli)* (lmao)

  5. nurul hidayati says:

    kakak kakak rumingkang yang pada cantik aku suka sekali sama kakak kakak
    rumingkang soalnya aku setiap ada film iiimmbb aku selalu ngedukung kakak kakak
    rumingkang yang suka tampilcantik dan jugabikin heboh penonton
    sayang kakak kakak rumingkang dapet juara ke 5
    tapi gak papa deh yang penting kakak kakak rumingkang sudah berusaha
    terus berjuang kak

    aaaaaakkkkkkkkuuuuuuuu ssukaaaa kakak…………………..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *