Investasi Pada Diri Sendiri

Investasi Pada Diri Sendiri

Profesional yang berhasil adalah mereka yang meyakini bahwa tanggung-jawab untuk masa depan ada di tangan dirinya sendiri. More »

Berpikir Positif

Berpikir Positif

Hidup akan menjadi baik kalau memandangnya dari segi yang baik. More »

Dibalik Gemercik Hujan

Dibalik Gemercik Hujan

Dari rintik hujankita dapat belajar apa itu kesetiaan, pengorbanan, perjuangan, kepatuhan. Belajar memberi tanpa diminta serta belajar menerima meski dibenci. More »

Mengenang Permainan Anak Tempo Doeloe

Mengenang Permainan Anak Tempo Doeloe

Permainan anak dahulu kaya akan unsur imajinasi, kerja sama, dan pertemanan. Berpotensi membentuk kepedulian sosial, interaksi sosial dan kepekaan sosial. More »

A Man’s Life is What His Thought Make of It

A Man’s Life is What His Thought Make of It

Kehidupan manusia “a man’s life” adalah bagaimana mereka memikirkannya More »

 

So You Think You Want To Run A Blog? Quit Procrastinating!

Many people I know want to start a blog, but never get around to it. We’ve all been there; we’ve all said we want to do something, but then procrastinate getting around to it or make excuses out of fear or apprehension. It’s unfortunate, for a lot of these people are selling themselves short by never giving their ideas a chance to flourish. They’ll never know if their creativity had potential, or if their solutions to a problem were indeed helpful.This is especially true for blogging. In fact, it may be the biggest obstacle to the start of a successful blog.

Stop Stalling and Start a Blog

The number one challenge to anyone looking to start a blog is taking the first step.

Take the plunge. Don’t dance around the subject, just dive in head first and start writing. In today’s world, blogging is as accessible as ever. The timeless excuse of not enough time or money does not apply to the world of blogging, for these tools take most of the footwork out of setting up a slick blog. You don’t have to know coding or graphic design, you only need ideas.

Bahagia Hati Menjelang Esok Hari

Bahagia Hati

Siapa yang tidak bahagia jika akan menghadapi hari yang ditunggu, hari esok yang menyenangkan. Dalam menyambutnya selalu dengan penuh semangat, disertai hati senang, riang dan gembira. Bahagia dalam hidup dihiasi hangatnya cinta dan damai yang didambakan esok hari. Cinta yang dapat membuat terbang dengan penuh semangat meninggalkan banyak sekali beban, sakit, stress dan frustasi.

Jika esok hari tiba, bahagia itu tetaplah nyata. Bersyukur memiliki waktu untuk dapat mengaji dan mengkaji diri sejauh mana prilaku yang diperbuat hingga dapat membenahinya dikemudian hari. Dengan itikad meraih berkah-Nya, rasanya tepat untuk menuangkan harapan nyata dan mencoba mengungkap hingga dapat mempelajari rahasia-rahasia yang masih tersembunyi. Untuk itu semua, berharap dilekatkan pada upaya membebaskan diri dari kebencian dan kecemasan, menjalani hidup sederhana hingga mampu memberi lebih banyak dan berharap lebih sedikit, mensyukuri nikmat serta senantiasa tersenyum. Senyum hangat menanti esok hari “ramadhan” tiba 😀

Ludah dan Kuasa Lidah

Ludah dan Kuasa Lidah

Sejenak diri terbangun ditengah malam dan menatap sesuatu yang hampir tak terlihat dilangit-langit sepetak ruangan kamar. Benar-benar terasa kikuk manakala keheningan terasa menyelimuti beberapa saat. Terbersitlah cerita dini hari berlalu dan terhelakan pula nafas panjang mengiring kegelisahan hati yang tak segera terlepaskan. Lalu digerakannya satu dua langkah kaki dan duduk diatas sebuah bangku yang sudah lusuh, yang tinggal beberapa saat lagi menunggu runtuh didekat jendela. Sesekali menatap tarian asap yang melenggak-lenggok mengikuti himpitan kedua jari diiringi tabuhan sang angin yang senantiasa mendekat lalu menjauh dari sang mulut, begitu pun sebaliknya dan terus berulang. Dari arah yang berbeda, sekumpulan asap terusir solah-olah mengantarkan perjalanan diri dalam sebuah pengembaraan jauh.

Masih dan tetap teringat, dimana raga berontak membebaskan diri dari memikirkan mereka yang telah menjadi tertarik pada lipatan bercap yang dijadikan penghias tubuh. Sementara jiwanya menolak untuk bertindak seakan tidak tahu apa-apa tentang cinta dan timbal-baliknya yaitu sebuah keindahan. Yap, mereka adalah para pengumbar janji dan para penyanjung sikap mengabaikan kilah lidahnya yang tak bertulang. Sepertinya tiada lain yang dibutuhkan hanyalah sebuah belas kasihan Tuhan semata untuk mengingatkannya.

Award, Perekat Tali Kerabat

Lagi-lagi tentang award! Rasa yang tak aneh jika mendapatkan semacam ini yaitu suka bingung sendiri. (bingung)
Ini dia anugerahnya;

Award

Anugerah tersebut didapatkan dari kerabat “Oen” yang bermurah hati beberapa waktu yang lalu. Mohon maaf baru bisa kali ini merealisasikannya. Keterlambatan ini bermula dari merasakan kurang tepatnya mendapatkan ketiga jenis award ini, dimana muatannya kurang mengena jika dikaitkan dengan kondisi ngeblog yang lagi malas-malasnya; jarang update, sekalinya update cuma postingan seadanya serta frekuensi menjalin silaturahim pun lagi jarang-jarangnya. Hatur nuhun! (malu)

Becoming Ethical Preneur

Ethical-PreneurMake a decision to commit and becoming ethical preneur are essential factors to be success!” Menjadi seseorang yang sukses pastilah diangankan semua orang. Dimana kekusksesan itu sendiri terkadang mudah diraih, namun kerap dirasakan lebih berat dalam mempertahankannya. Oleh karena itu, bercermin dari sebuah kesuksesan atau pun kegagalan seseorang bisa dijadikan penambah motivasi sekaligus kendali dalam menuju sukses.

Bercermin dari kesuksesan! Salah-satunya mungkin bisa bercermin pada Google Inc, perusahaan yang mengawali bisnisnya dengan mesin pencari dunia maya dengan prinsip pendirinya mengatakan “Don’t be evil” alias jangan menjadi jahat. Google mandapat penghargaan sebagai perusahaan yang memiliki etika tinggi berdasar survey dari Ethisphere, perusahaan independent yang mensurvey tentang etika dibanyak perusahaan dunia. Konon, Google menjadi incaran banyak pekerja untuk bergabung karena berbagai fasilitas dan penghargaan terhadap karyawan didalamnya. Kini mampu menjadi perusahaan terdepan dibidang teknologi informasi dengan nilai yang sangat tinggi. Nah, hal tersebut menjadi bukti bahwa menjaga etika perusahaan menjadi salah-satu hal yang bisa mengangkat nilai perusahaan itu sendiri.

Bercermin dari kegagalan! Sedikit berkelakar saja karena tulisan ini pun tidak mewakili atas sebuah kekusksesan yang telah tercapai dengan berumur panjang melainkan pernahnya merasakan pahit getirnya menjalankan usaha yang berujung pada sebuah cap “gulung tikar.” Dan juga tidak mewakili atas kegagalan disaat ini karena tidak sedang menjalankan usaha yang cukup berarti. Diakui secara jujur, kegagalan yang pernah terjadi bukan semata atas faktor tidak mengindahkan keberadaan fungsi ethical preneur karena berbaur dengan dominasi atas sebuah nama “bencana”. Walaupun demikian, dalam prosentase yang minim sekali pun tetap saja terselip adanya keteledoran akan sikap mengabaikan fungsi keberadaan etika tersebut. Khususnya pada sikap kurangnya respek terhadap situasi tertentu terlebih ditambah kehendak hati disaat itu yang belum bisa menegaskan mana modal usaha dan mana uang pribadi. Akhirnya sadar betul, sebaik-baiknya niat hati yang terkait dengan penggunaan modal usaha sudah barang tentu usaha tersebut akan terganggu hingga akhirnya benar-benar tinggal nama dan menyisakan kenangan semata hikz… 🙁